Yenan memberitahu, ia akan pulang ke Surabaya besok lusa. Saat yang sama, Yenan mengajakku pergi bersamanya. Aku menurut setelah berbincang dengan bibi dan pamanku.Mereka hanya ingin aku bekerja, dimana pun tempatnya. Namun aku yakin keinginan sesungguhnya mereka ingin aku lepas dari rasa sedih yang hampir kulakukan tiap hari setelah bercerai dengan Viana.Mungkin, kepergianku ke Surabaya pun menjadi awal kehidupan baru dimana tidak ada Viana di dalamnya. Atau masa lalu yang suram itu.Maka, dengan tekad yang bulat, aku beranjak ke terminal bus yang diberitahu Yenan di telepon. Yenan datang duluan, ia melambaikan tangannya begitu aku sampai di terminal bus lintas kota.“Kamu bawa sertifikat komputermu, kan?” Yenan mengingatkan.“Bawa!” kataku singkat.Setelahnya kami menaiki bus yang telah kami bayar tiketnya via online. Sekedar pemberitahuan, tiketnya Yenan yang belikan. Meskipun Yenan tidak menagih, tapi aku janji
Baca selengkapnya