“Akh, naskahku!”Dua lelaki di hadapanku itu bergerak cepat. Reist mengambilkan laptop yang terbelah antara penutup dan keyboard-nya. Sedangkan lelaki satunya lagi berseru dengan histeris.“Duh, Adia. Gimana sih, sudah seharian kamu nulis naskah. Bisa-bisa hilang tulisanmu di laptop,” lelaki itu panik.“Aaaa~ bagaimana dong? Mana deadline-nya sebentar lagi. Aduh!”Semua orang yang berada di sana panik. Hanya Reist yang kelihatan agak tenang. Ia menaruh laptop kembali ke meja. Melihat seberapa parah laptop wanita bernama Adia itu rusak. Ternyata hentakannya ke lantai membuat laptop sempurna mati total.“Nah kan, rusak. Kamu teledor sekali sih, Adia!” lelaki tadi masih saja menyalahkan Adia.“Yenan, jangan bikin Adia makin panik, dong!” marah Reist pada lelaki yang dipanggilnya Yenan.“Ya, habisnya—““Ini bisa diperbaiki, mungkin
Last Updated : 2024-05-15 Read more