All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku: Chapter 31 - Chapter 40

124 Chapters

Korban Terencana

Satu minggu sudah berlalu. Bella merasa muak. Bagaimana tidak? Hari-hari ia lalui berbalut sandiwara. Jangan ditanya perkara pernikahan, tetapi kini mau tidak mau Bella harus terperangkap dengan keadaan. Ya, di depan Aaron Bella tetap memperlakukan Mitha layaknya orang sakit. Dalam hati, sungguh Bella tidak mau karena merasa tak enak hati kepada Aaron. Dengan kata lain, tanpa sengaja ia terlibat menyembunyikan rahasia besar. Hal itu membuat Bella tak betah berdiam diri di rumah. Tok tok tok! Terdengar pintu kamar diketuk. Aaron pun masuk setelah Bella mempersilakan. "Ale masih tidur," kata Bella. "Aku ingin menemuimu!" ujar Aaron, yang terdengar sangat dingin di telinga Bella. Apalagi, tatapan Aaron tampak sinis. Bella yang sedang melipat selimut melangkah mundur. "Ma-mau apa?"Aaron mengikuti langkah Bella sampai akhirnya langkah terhenti karena punggung Bella mengenai dinding. Bella menunduk dengan mata terpejam, karena kini ia dalam kungkungan Aaron. "Ada sesuatu yang ingin
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Saatnya Balas Dendam

Di kantor, Aaron yang akan memimpin rapat tiba-tiba saja dikejutkan oleh pesan singkat berisikan sebuah foto plat nomor mobil berwarna hitam. Tak lama pesan datang kembali. "Ikuti saja mobil itu. Di dalamnya ada orang yang kau cari!" Isi pesannya. "Siapa yang mengirim pesan ini?" gumam Aaron. Ia tak dapat melihat nomor si pengirim karena yang tertera hanya bertuliskan privat number. "Meeting ditunda!" seru Aaron, lalu pergi begitu saja. Di ruang kerjanya, Aaron menerka-nerka. Siapa kiranya orang yang mengirim pesan. Ia tahu siapa yang sedang Aaron cari? Tidak ingin berlarut dalam rasa penasaran, Aaron memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mencari mobil tersebut. Jika orang yang dimaksud adalah Robert, Aaron meminta agar mereka menangkapnya. Sadis, Aaron juga memerintah agar menembak mati siapa saja yang menghalangi. "Ini tidak mungkin! Tapi, siapa tau informasi ini benar," gumamnya lagi. Tidak ada salahnya untuk memastik
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Terkuak

Beruntung, Kevin dan Mitha datang tepat waktu. Tak hanya mereka, ada Bella juga di sana. Kevin dengan sigap merebut pistol dari tangan Aaron sehingga tembakan tidak mengenai Robert. "Mami?!" seru Aaron. Ia melongo karena melihat Mitha berjalan dan bisa berteriak dengan lantang. "Lepas!" Aaron membentak Kevin seraya mendorong sahabatnya itu. "Dia Papa kandungmu, Nak," ucap Mitha. Napas Aaron memburu. "Apa maksud Mami?"Mitha menjawab, "Dahulu, Mami dan Tuan Robert adalah sepasang kekasih."Mitha menatap lurus ke depan, seolah-olah sedang menerawang masa lalu. Mitha mulai bercerita. Cinta mereka tak direstui orang tua. Mitha dan Robert akhirnya memutuskan kawin lari sampai akhirnya Mitha hamil. Ayah Mitha yang tahu tentu saja marah besar dan mengancam akan membunuh bayi Mitha setelah lahir. Akhirnya Robert menceraikan Mitha demi sang buah hati. Setelah Aaron lahir, ayah Mitha menjodohkannya dengan Addison. Addison sangat mencintai Mitha juga menyayangi Aaron. Seiring berjalannya w
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Perpanjangan Kontrak

Aaron beringsut. "Tidak usah beri jawaban sekarang. Anggap saja aku tidak pernah bertanya seperti tadi. Saat ini aku sangat membutuhkan kalian.""Pokoknya kamu tentang saja, aku yang akan mengurus surat perceraiannya nanti. Tapi, tidak sekarang-sekarang. Bagaimana?" lanjut Aaron memastikan. Bella tersenyum simpul. "Jadi, intinya ini adalah perpanjangan kontrak?"Aaron tersenyum samar. "Bisa dibilang begitu."Bella mengangguk. "Baiklah!"Aaron menunjukkan kamar untuk Bella dan Alessandro diami. Setelah itu Aaron menghubungi sopir dan baby sitter agar membeli segala kebutuhan Alessandro juga Bella. Hari mulai senja. Bella ke luar kamar. Ia melihat Aaron tengah tertidur pulas di sofa ruang tamu. Banyak pula barang-barang seperti pakaian bayi, mainan bayi, sampai kereta bayi di sana. Bella menghampiri. Rupanya ada beberapa kantong berisi pakaian, sandal, sepatu, tas, sampai peralatan make-up untuk Bella. Satu pe
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Emilia --Patah

Emilia yang mendapatkan kabar duka, segera melakukan perjalanan ke kota Birmingham. Terselip rasa bahagia dalam hati. Bagaimana tidak? Kota Birmingham adalah kota dimana ia dipertemukan dengan cinta pertamanya --Aaron. Cinta pertama yang mungkin bertepuk sebelah tangan. Tidak masalah, Emilia akan berusaha memenangkan hati Aaron. "Masuk!" titah Kevin, saat Emilia tiba di bandara. "Kok, kamu lagi, sih?!" Emilia merasa heran. "Gak usah cerewet. Mau ketemu Tuan Robert atau tidak?"Emilia mendelik, lalu naik ke dalam mobil Kevin. Jarak bandara ke rumah sakit terbilang dekat. Dalam waktu dua puluh menit saja mereka sudah tiba di rumah sakit. *Emilia berjalan cepat mengikuti langkah Kevin menyusuri lorong rumah sakit. "Bisa pelan tidak?!" hardik Emilia. Kevin tak memedulikan Emilia yang kepayahan menggeret koper. Druk Druk Druk! Suara roda koper kian terdengar kencang seiring dengan
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Kekesalan Aaron

Mitha meminta kepada Aaron agar tidak menyalahkan Bella, karena dirinyalah yang memaksa Bella untuk memberikan alamatnya."Mami ke sini hanya ingin menyampaikan bahwa papamu ingin bertemu. Semalam terkena serangan jantung. Makanya, dokter belum memperbolehkan pulang."Aaron hanya diam. "Kamu boleh membenci Mami. Tapi, tolong jangan benci papa kandungmu. Yang lalu biarlah berlalu. Ingatlah perjuangannya dulu. Kamu dengar sendiri, kan? Demi melihatmu tetap hidup, papamu mengorbankan segalanya. Itu memang benar adanya, Aaron." Tak terasa bulir bening menetes di wajah wanita paruh baya itu. Bella yang menyaksikan itu tak sanggup melihat. Ia menghampiri Mitha dan memeluknya dari belakang. "Maafin Bella juga, ya, Mi. Gara-gara Bella, Tuan Ro--""Kamu tidak salah, Nak. Semua sudah jalannya seperti ini." Mitha mengelus tangan Bella. Bella beranjak. "Sekarang, lebih baik kita sarapan bersama." Bella mengambil piring dan henda
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Hadiah Mama Mertua

Tibalah mereka di sebuah mall terbesar di kota Birmingham dimana di dalamnya terdapat sebuah playground ramah untuk bayi. Alessandro terlihat senang melihat bola warna-warni. Bella pun membiarkan putranya tengkurap. Bayi itu merespon sangat baik saat Aaron memberinya sebuah bola kecil. "Sana, temani saja Mami. Mungkin ini waktu yang tepat pula untuk kalian bicara," ujar Bella."Bicara apa?" Aaron malah balik bertanya. "Ya terserah kau. Mungkin juga Mami lagi butuh kawan curhat."Sejenak Aaron terdiam. Ia melihat ke arah Mitha. Aaron mencium pipi Alessandro gemas. "Main sama Mama dulu, ya, Nak?" Ia pun menemui Mitha. "Mami senang melihat kalian," ucap Mitha saat Aaron duduk tepat di sampingnya. Aaron tersenyum samar. "Kalian yakin akan bercerai?"Aaron spontan menoleh mendengar Mitha bicara demikian. "Be-bercerai? Ah, tidak. Kata siapa kami akan bercerai, Mi?"Mitha menarik napasnya dalam-
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Perjanjian Baru

Aaron dan keluarga sudah tiba di Valencia. Kedatangan mereka disambut hangat sekaligus kaget ketika melihat Mitha. "Cucu Nenek!" Belinda langsung memangku Alessandro dan menciuminya gemas. "Ayah sehat?" tanya Bella sembari memeluk. "Sehat, Nak." Julio melerai pelukan. "Apa kabar, Yah?" Giliran Aaron yang menyapa. "Seperti yang kau lihat. Ayah sudah bisa berdiri," jawab Julio yang kemudian tersenyum. "Syukurlah kalau Nyonya sudah sembuh," ujar Belinda kepada Mitha. Mitha tersenyum canggung. "Ah, iya."Sementara Bella pergi ke dapur untuk menyiapkan minum serta camilan, Mitha yang tidak ingin oreng tua Bella mendengar langsung dari orang lain, akhirnya buka suara. Ia menceritakan apa yang sudah menimpa keluarga sehingga Bella menjadi korban. Julio dan Belinda saling menatap, tak percaya. "Sejujurnya aku marah. Tapi, mau sebesar apa pun juga aku marah, itu tidak akan membalikkan keadaan,
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Kesibukan Masing-masing

Aaron dan keluarga sedang dalam perjalanan pulang. Dalam kamar pesawat jet yang nyaman, Alessandro kembali tertidur. "Jadi, bagaimana dengan kalian?" tanya Mitha. Aaron dan Bella saling memandang. Hal tak terduga Bella dapatkan, yakni Aaron menggenggam tangannya juga menciumnya. "Kami putuskan untuk tetap bersama, Mi.""Iya, kan, Sayang?" lanjut Aaron bertanya kepada Bella. Bella gelagapan. "I-iya, Mi." Bella menarik tangannya. "Malu, ih, sama Mami."Aaron dan Mitha tersenyum. Sedangkan Bella merasa kesal. Apakah berlaku hangat harus seperti itu? Menyebalkan! Cicit Bella dalam hati. Bella menguap, lalu tertidur. Bella yang duduk tepat di samping Aaron, tanpa sadar menyandarkan kepalanya di pundak Aaron. Aaron hanya tersenyum. "Mami temani Ale, ya?!"Aaron mengangguk, Mitha pun pergi. Tak membuang kesempatan langka, Aaron merogoh ponsel dalam saku celananya, lalu melakukan selfie. Aaron m
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Bertemu Mantan Bella, Serasa Bertemu Saingan

Di toko bunga. Bella sedang menikmati makan siang di kamar sembari menyusui Alessandro. Bella yang sedang duduk nyaman tiba-tiba dikejutkan oleh suara ketukan pintu. "Nyonya, ada yang mencari!" serunya. "Siapa?!" Bella tak kalah berseru. "Namanya Tuan Alex!"Deg! "Alex? Apa dia Kak Alex?" Bella bermonolog. Cepat-cepat Bella menggeleng, tidak mau menduga dan ia rasa tidak mungkin. Nama Alex bukan hanya seorang saja. "Kalau dia berkenan, mohon tunggu sampai aku selesai. Putraku mau tidur!"Bella cepat-cepat menyantap makan siangnya. Dan beruntung, Alessandro pun sudah pulas. Setelah merapikan pakaiannya, Bella segera ke luar. Di luar, Bella melihat seseorang bertubuh tegap dengan jaket dan topi berwarna hitam berdiri membelakangi. Dari postur tubuhnya Bella tak merasa asing lagi. "Maaf, Anda si--"Pria itu menoleh, membuat Bella terbelalak. "Kak Alex?!" seru Bella dengan tatapan tak percaya. Alex tersenyum dan membuka topinya. "Iya, ini Kakak."Alex melambaikan tangannya tepat
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more
PREV
123456
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status