All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku: Chapter 21 - Chapter 30

124 Chapters

Pisah Kamar

Akhirnya siang itu Bella ikut pulang bersama Aaron. Aaron tak serta membawa sopir dan dua pengawal Bella, karena mereka dipekerjakan untuk menjaga mertua dan adik iparnya, terkecuali sang baby sitter. Setelah menempuh dua jam perjalanan udara, tibalah mereka di mansion milik Aaron. "Silakan masuk!" ucap Aaron. Bella diam. Ia menarik napas dalam-dalam seiring dengan mata yang terpejam. Sekelebat cerita masa itu kembali hadir. "Kenapa diam? Ayok!"Bella terhenyak, lalu masuk walau berat kaki melangkah. Bella duduk cantik di sofa ruang tamu, sedangkan Aaron mengantar Mitha terlebih dahulu ke kamarnya. "Yuk, kita ke kamar atau mau keliling dulu?"Bella tersenyum samar. "Keliling dulu saja. Tidak lucu, kan, kalau nanti aku lapar harus nanya dulu dapur di sebelah mana?"Aaron tersenyum. "Baiklah, dengan senang hati!"Aaron mengajak Bella berkeliling mulai lantai paling atas, termasuk kamar Mitha. Tampak
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Kecupan Sayang

Box bayi sudah datang. Aaron sendiri yang menentukan di sebelah mana box itu pantasnya di simpan bahkan ia sendiri yang menidurkan Alessandro ke dalam sana. "Papa pastikan kamu tidak akan kekurangan satu apa pun. Kelak, jika kau sudah besar, tolong jaga mamamu! Tidur yang nyenyak, ya? Papa ke kamar dulu. Good night and nice dream, Baby!"Aaron bergegas ke kamarnya. Ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Masuk ke kamar, Aaron segera menuju ke ruang kerjanya. Ada pemandangan baru di sana, dimana ada foto Bella berserta Alessandro dengan bingkai besar tergantung di tembok tepat di hadapannya. Aaron fokus memeriksa beberapa data yang masuk melalui surat elektronik, tak terkecuali surat perjanjian nikah kontrak dengan Bella. Hampir saja ia lupa, yakni dengan janjinya untuk memberi uang bulanan kepada keluarga Bella. Aaron membuka catatan keuangan pribadinya dan mulai merumuskan besarnya pengeluaran. Tidak hanya itu, Aaron menyusun rencana untuk masa
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Curiga

Tiba di kantor, Aaron dan Damian bergegas ke ruangan meeting. Meeting pagi itu dihadiri oleh semua dewan direksi. "Selamat pagi?" sapa Aaron, "terima kasih sudah menyempatkan hadir tepat waktu. Seperti yang kita ketahui bahwa apartemen yang kita bangun di kota Valencia roboh dan kerugian yang kita alami cukup besar. Oleh karena itu, bagaimana menurut Anda semua, apakah kita bangun ulang atau mencari tempat lain? Kepada masing-masing bagian, silakan pendapatnya!"Salah seorang dewan angkat bicara. "Menurut saya, lebih baik mencari lokasi baru. Karena biaya renov ini akan lebih mahal. Kalau pun kita melanjutkan, lebih baik kita menunggu keuangan stabil dulu, Tuan.""Yang lain, bagaimana?" lanjut Aaron. "Kita perusahaan besar. Akan sangat terlihat menyedihkan di mata pengembangan lain jika apartemen itu tidak kita lanjutkan." Kata dewan lain. "Kalau begitu, kita perlu data keuangan dari sepuluh anak perusahaan kita. Kita gunakan uang itu untuk melanjutkan pembangunan. Anggap saja itu
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bella -- Nostalgia

Lagi, Bella tak ingin menduga-duga dan tidak ingin ikut campur urusan keluarga Aaron lebih jauh. Bella mencoba untuk abai dan memilih menghabiskan waktu di kamar. Hari menjelang sore. Berdiam diri di rumah membuat Bella merasa bosan. Akhirnya, Bella memutuskan akan berkeliling kota Birmingham. "Nona, Anda mau ke mana?" tanya seorang pengawal yang berada di gerbang. "Mau ke luar, Pak.""Mohon tunggu, mobil sebentar lagi akan siap."Bella menolak. Ia benar-benar ingin menikmati waktu berdua bersama Alessandro, tanpa baby sitter, tanpa pengawal. "Tidak bisa, Nona. Tuan Aaron pasti marah.""Itu urusan kalian. Aku berangkat dulu, ya?" Bella menaiki taksi online yang ternyata sudah ia pesan sebelumnya. ***Bella sangat menikmati perjalanan. Matanya tak lelah menyapu sekeliling. Ada rasa rindu yang turut hadir kala mobil melewati toko yang berjajar. Ya, itu adalah toko dimana Bella selalu menitipkan rot
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Perasaan Bella

Bella membawa bunga mawar dan satu buket bunga lily ke kasir. "Ya Tuhan, kamu Bella, kan? Ke mana saja?" Seorang kasir bertanya. Bella tersenyum. "Baik, Nyonya."Wanita paruh baya itu mengedarkan pandangan mencari seseorang. "Loh, Alex mana?"Bella tersenyum. "Tidak ikut," kilah Bella. "Ke mana saja kamu, Nak? Alex seperti orang gila mencarimu!"Satu hal yang tak kalah mengejutkan. Wanita itu mengatakan jika Alex sudah membeli toko bunga itu untuk Bella. Bella yang mengaku sangat suka dengan konsep toko itu membuat Alex membelinya sebagai hadiah. "Ka-kapan Kak Alex membelinya, Nyonya?""Dua tahun yang lalu kalau tidak salah. Kalo tepatnya saya lupa." Pun wanita paruh baya itu mengatakan sertifikat kepemilikan sudah atas nama Bella. Bella tak mampu berkata. Entah apa yang harus Bella katakan kepada Alex. Seketika dada Bella merasakan sesak seiring dengan matanya yang mulai berkaca. Bella mendongak berharap air mata itu tidak jatuh. "Berapa Kak Alex membelinya, Nyonya?""Satu juta
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Mencoba Perhatian

Pagi-pagi sekali Bella sudah bergelut di dapur. Ibu satu anak itu sedang mengupas labu kuning untuk menu sarapan Alessandro. "Nah, Mamanya di sini ternyata," ucap Aaron sambil menggendong Alessandro yang sedang menangis. "Sedang apa? Bukankah aku melarangmu un--""Aku lebih suka membuat menu makan buat Ale hasil tanganku sendiri," ucap Bella cepat, memotong ucapan Aaron. "Kenapa tidak beli saja?!""Kalo beli yang instan, besar kecilnya pasti mengandung pengawet. Aku tidak mau terjadi sesuatu sama Ale."Aaron tersenyum. Ia tidak menyangka jika ternyata pikiran Bella memanglah lebih dewasa dan aura keibuannya muncul jika berhubungan dengan Alessandro. Bella mencuci tangannya. Sementara Bella menyusui, Aaron mencoba melanjutkan pekerjaan Bella. "Ck! Kulitnya tebal juga, ya?!" cicit Aaron saat mengupas. "Biar sama Mbok saja, Den," ucap Marni. "Biarkan saja, Mbok. Biar dia tau bagaimana perju
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Ciuman Sebagai Hukuman

Troli sudah penuh. Tak hanya satu, tetapi dua. Rupanya Aaron memasukkan banyak buah, juga berbagai camilan, termasuk aneka rasa susu untuk ibu menyusui. Ibu menyusui pasti lapar terus, ujarnya. Aaron sudah melakukan pembayaran. Dua pengawalnya sigap membawa semua kantong. "Bisa tidak, mereka tak selalu hadir?""Sekali tidak, tetap tidak! Jadi, tidak usah bahas lagi! Semua demi keselamatan kalian!"Bella hanya diam mendapat jawaban seperti itu. Bella dan Aaron sudah berada di area parkir. Aaron menyerahkan Alessandro kepada Bella sampai akhirnya sang istri masuk. Saat Aaron hendak naik, tiba-tiba saja seorang wanita memanggilnya. "Aaron?!"Aaron pun menoleh. "Kau Aaron Addison, kan?" lanjut wanita itu memastikan. Belum juga Aaron menjawab, wanita itu memeluknya erat sembari berkata, "Kenapa sampai hati kau tak datang di pesta pertunangan kita dulu?!"Aaron melepaskan pelukan wani
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Rencana Aaron dan Robert.

Kota Zurich -- Swiss. Robert berpangku tangan di kursi kebesarannya. Ia menunggu kedatangan orang kepercayaannya. Pasalnya, sudah satu minggu Robert menunggu kabar tentang Aaron dan Mitha. Setelah satu jam menunggu, orang itu datang. "Maaf, Tuan, saya ceroboh. Tuan Aaron hampir saja menangkap saya. Jadi, beberapa hari kemarin saya bersembunyi."Robert menatap tajam. "Ini, Tuan." Orang itu menyimpan sebuah map coklat di atas meja. Robert mengambilnya. Dikeluarkannya beberapa lembar foto di dalam sana. "Aaron sudah menikah?" tanya Robert sembari memandang satu per satu foto itu. "Benar, Tuan.""Ini bayi siapa?""Itu bayi Tuan Aaron bersama wanita itu, Tuan. Usianya kini sudah enam bulan.""Cih! Kenapa Aaron bertingkah seperti Addison?" lanjut Robert menggerutu. "Lebih tepatnya ada yang menjebak Tuan Aaron, Tuan."Robert menyipitkan matanya, meminta penjelasan. "Maksudnya?"Orang itu menceritakan bagaimana bisa semua itu terjadi berdasarkan informasi yang ia terima. "Kejadian i
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bella -- Orang Munafik

Hari-hari Aaron lalui dengan rasa penasaran yang kian membuncah. Bagaimana tidak? Selama satu minggu ini, Aaron menyewa beberapa orang untuk mengikuti ke mana Damian pergi. Tidak disangka, Damian dan Kevin ternyata sering bertemu bahkan terlihat akrab. Di kantor, Damian dan Kevin terkesan acuh. Jangankan untuk mengobrol, saling sapa saja tidak. "Terus awasi mereka berdua!" titah Aaron. "Ada kabar apa?" tanya Bella saat menyajikan sarapan untuk Aaron. "Aku tidak menyangkan jika Kevin dan Damian sangatlah akrab. Jadi, bisa saja mereka juga sekongkol. Buktinya, sampai detik ini aku belum mendapatkan informasi keberadaan Robert dari Kevin. Padahal, putrinya Robet sedang dekat dengannya!"Bella bertolak pinggang. "Sekarang, putri si Robert itu sudah di depan mata, kau hanya diam. Kenapa tidak kau perlakukan seperti kepadaku dulu?!"Aaron terdiam, lalu menggeleng. "Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama.""Oh, ya? Sungguh tidak
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Tutup Mulut

"Tolong jaga Ale! Biar aku saja yang masuk!" seru Bella. "Tapi, Nona ...," Sang sopir berusaha mencegah, tetapi Bella bersikeras. "Satu lagi, tolong jangan hubungi suamiku dulu sebelum aku ke luar lagi! Mengerti?!"Sang sopir dan baby sitter mengangguk, lalu kembali ke mobil. Perlahan Bella masuk. Diambilnya stik golf dalam guci di ruang tamu, lalu menyisir sekitar. Jantungnya berdetak kencang, kaki pun terasa melayang, tetapi Bella harus mencari tahu apa yang sudah terjadi. Bella berlari menuju lift. Mitha, bagaimana dengan mertuanya itu? Membayangkannya saja sudah membuat Bella bergidik ngeri. Ting! Pintu lift terbuka. "Ya Tuhan, lindungi aku juga Mami," gumamnya saat ke luar lift.Begitu ke luar, Bella disuguhkan dengan beberapa pengawal yang tengah tergeletak. Perlahan, Bella mengecek kondisi salah satu dari mereka. "Masih hidup. Syukurlah," gumamnya. Bak seorang penguntit, Bella melangkah pelan menuju kamar. Sayup terdengar suara yang tak lain suara seorang laki-laki. Ti
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more
PREV
123456
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status