Share

Curiga

Penulis: Suci Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-20 17:48:04

Tiba di kantor, Aaron dan Damian bergegas ke ruangan meeting. Meeting pagi itu dihadiri oleh semua dewan direksi.

"Selamat pagi?" sapa Aaron, "terima kasih sudah menyempatkan hadir tepat waktu. Seperti yang kita ketahui bahwa apartemen yang kita bangun di kota Valencia roboh dan kerugian yang kita alami cukup besar. Oleh karena itu, bagaimana menurut Anda semua, apakah kita bangun ulang atau mencari tempat lain? Kepada masing-masing bagian, silakan pendapatnya!"

Salah seorang dewan angkat bicara. "Menurut saya, lebih baik mencari lokasi baru. Karena biaya renov ini akan lebih mahal. Kalau pun kita melanjutkan, lebih baik kita menunggu keuangan stabil dulu, Tuan."

"Yang lain, bagaimana?" lanjut Aaron.

"Kita perusahaan besar. Akan sangat terlihat menyedihkan di mata pengembangan lain jika apartemen itu tidak kita lanjutkan." Kata dewan lain.

"Kalau begitu, kita perlu data keuangan dari sepuluh anak perusahaan kita. Kita gunakan uang itu untuk melanjutkan pembangunan. Anggap saja itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Bella -- Nostalgia

    Lagi, Bella tak ingin menduga-duga dan tidak ingin ikut campur urusan keluarga Aaron lebih jauh. Bella mencoba untuk abai dan memilih menghabiskan waktu di kamar. Hari menjelang sore. Berdiam diri di rumah membuat Bella merasa bosan. Akhirnya, Bella memutuskan akan berkeliling kota Birmingham. "Nona, Anda mau ke mana?" tanya seorang pengawal yang berada di gerbang. "Mau ke luar, Pak.""Mohon tunggu, mobil sebentar lagi akan siap."Bella menolak. Ia benar-benar ingin menikmati waktu berdua bersama Alessandro, tanpa baby sitter, tanpa pengawal. "Tidak bisa, Nona. Tuan Aaron pasti marah.""Itu urusan kalian. Aku berangkat dulu, ya?" Bella menaiki taksi online yang ternyata sudah ia pesan sebelumnya. ***Bella sangat menikmati perjalanan. Matanya tak lelah menyapu sekeliling. Ada rasa rindu yang turut hadir kala mobil melewati toko yang berjajar. Ya, itu adalah toko dimana Bella selalu menitipkan rot

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Perasaan Bella

    Bella membawa bunga mawar dan satu buket bunga lily ke kasir. "Ya Tuhan, kamu Bella, kan? Ke mana saja?" Seorang kasir bertanya. Bella tersenyum. "Baik, Nyonya."Wanita paruh baya itu mengedarkan pandangan mencari seseorang. "Loh, Alex mana?"Bella tersenyum. "Tidak ikut," kilah Bella. "Ke mana saja kamu, Nak? Alex seperti orang gila mencarimu!"Satu hal yang tak kalah mengejutkan. Wanita itu mengatakan jika Alex sudah membeli toko bunga itu untuk Bella. Bella yang mengaku sangat suka dengan konsep toko itu membuat Alex membelinya sebagai hadiah. "Ka-kapan Kak Alex membelinya, Nyonya?""Dua tahun yang lalu kalau tidak salah. Kalo tepatnya saya lupa." Pun wanita paruh baya itu mengatakan sertifikat kepemilikan sudah atas nama Bella. Bella tak mampu berkata. Entah apa yang harus Bella katakan kepada Alex. Seketika dada Bella merasakan sesak seiring dengan matanya yang mulai berkaca. Bella mendongak berharap air mata itu tidak jatuh. "Berapa Kak Alex membelinya, Nyonya?""Satu juta

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Mencoba Perhatian

    Pagi-pagi sekali Bella sudah bergelut di dapur. Ibu satu anak itu sedang mengupas labu kuning untuk menu sarapan Alessandro. "Nah, Mamanya di sini ternyata," ucap Aaron sambil menggendong Alessandro yang sedang menangis. "Sedang apa? Bukankah aku melarangmu un--""Aku lebih suka membuat menu makan buat Ale hasil tanganku sendiri," ucap Bella cepat, memotong ucapan Aaron. "Kenapa tidak beli saja?!""Kalo beli yang instan, besar kecilnya pasti mengandung pengawet. Aku tidak mau terjadi sesuatu sama Ale."Aaron tersenyum. Ia tidak menyangka jika ternyata pikiran Bella memanglah lebih dewasa dan aura keibuannya muncul jika berhubungan dengan Alessandro. Bella mencuci tangannya. Sementara Bella menyusui, Aaron mencoba melanjutkan pekerjaan Bella. "Ck! Kulitnya tebal juga, ya?!" cicit Aaron saat mengupas. "Biar sama Mbok saja, Den," ucap Marni. "Biarkan saja, Mbok. Biar dia tau bagaimana perju

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Ciuman Sebagai Hukuman

    Troli sudah penuh. Tak hanya satu, tetapi dua. Rupanya Aaron memasukkan banyak buah, juga berbagai camilan, termasuk aneka rasa susu untuk ibu menyusui. Ibu menyusui pasti lapar terus, ujarnya. Aaron sudah melakukan pembayaran. Dua pengawalnya sigap membawa semua kantong. "Bisa tidak, mereka tak selalu hadir?""Sekali tidak, tetap tidak! Jadi, tidak usah bahas lagi! Semua demi keselamatan kalian!"Bella hanya diam mendapat jawaban seperti itu. Bella dan Aaron sudah berada di area parkir. Aaron menyerahkan Alessandro kepada Bella sampai akhirnya sang istri masuk. Saat Aaron hendak naik, tiba-tiba saja seorang wanita memanggilnya. "Aaron?!"Aaron pun menoleh. "Kau Aaron Addison, kan?" lanjut wanita itu memastikan. Belum juga Aaron menjawab, wanita itu memeluknya erat sembari berkata, "Kenapa sampai hati kau tak datang di pesta pertunangan kita dulu?!"Aaron melepaskan pelukan wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Rencana Aaron dan Robert.

    Kota Zurich -- Swiss. Robert berpangku tangan di kursi kebesarannya. Ia menunggu kedatangan orang kepercayaannya. Pasalnya, sudah satu minggu Robert menunggu kabar tentang Aaron dan Mitha. Setelah satu jam menunggu, orang itu datang. "Maaf, Tuan, saya ceroboh. Tuan Aaron hampir saja menangkap saya. Jadi, beberapa hari kemarin saya bersembunyi."Robert menatap tajam. "Ini, Tuan." Orang itu menyimpan sebuah map coklat di atas meja. Robert mengambilnya. Dikeluarkannya beberapa lembar foto di dalam sana. "Aaron sudah menikah?" tanya Robert sembari memandang satu per satu foto itu. "Benar, Tuan.""Ini bayi siapa?""Itu bayi Tuan Aaron bersama wanita itu, Tuan. Usianya kini sudah enam bulan.""Cih! Kenapa Aaron bertingkah seperti Addison?" lanjut Robert menggerutu. "Lebih tepatnya ada yang menjebak Tuan Aaron, Tuan."Robert menyipitkan matanya, meminta penjelasan. "Maksudnya?"Orang itu menceritakan bagaimana bisa semua itu terjadi berdasarkan informasi yang ia terima. "Kejadian i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Bella -- Orang Munafik

    Hari-hari Aaron lalui dengan rasa penasaran yang kian membuncah. Bagaimana tidak? Selama satu minggu ini, Aaron menyewa beberapa orang untuk mengikuti ke mana Damian pergi. Tidak disangka, Damian dan Kevin ternyata sering bertemu bahkan terlihat akrab. Di kantor, Damian dan Kevin terkesan acuh. Jangankan untuk mengobrol, saling sapa saja tidak. "Terus awasi mereka berdua!" titah Aaron. "Ada kabar apa?" tanya Bella saat menyajikan sarapan untuk Aaron. "Aku tidak menyangkan jika Kevin dan Damian sangatlah akrab. Jadi, bisa saja mereka juga sekongkol. Buktinya, sampai detik ini aku belum mendapatkan informasi keberadaan Robert dari Kevin. Padahal, putrinya Robet sedang dekat dengannya!"Bella bertolak pinggang. "Sekarang, putri si Robert itu sudah di depan mata, kau hanya diam. Kenapa tidak kau perlakukan seperti kepadaku dulu?!"Aaron terdiam, lalu menggeleng. "Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama.""Oh, ya? Sungguh tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Tutup Mulut

    "Tolong jaga Ale! Biar aku saja yang masuk!" seru Bella. "Tapi, Nona ...," Sang sopir berusaha mencegah, tetapi Bella bersikeras. "Satu lagi, tolong jangan hubungi suamiku dulu sebelum aku ke luar lagi! Mengerti?!"Sang sopir dan baby sitter mengangguk, lalu kembali ke mobil. Perlahan Bella masuk. Diambilnya stik golf dalam guci di ruang tamu, lalu menyisir sekitar. Jantungnya berdetak kencang, kaki pun terasa melayang, tetapi Bella harus mencari tahu apa yang sudah terjadi. Bella berlari menuju lift. Mitha, bagaimana dengan mertuanya itu? Membayangkannya saja sudah membuat Bella bergidik ngeri. Ting! Pintu lift terbuka. "Ya Tuhan, lindungi aku juga Mami," gumamnya saat ke luar lift.Begitu ke luar, Bella disuguhkan dengan beberapa pengawal yang tengah tergeletak. Perlahan, Bella mengecek kondisi salah satu dari mereka. "Masih hidup. Syukurlah," gumamnya. Bak seorang penguntit, Bella melangkah pelan menuju kamar. Sayup terdengar suara yang tak lain suara seorang laki-laki. Ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Korban Terencana

    Satu minggu sudah berlalu. Bella merasa muak. Bagaimana tidak? Hari-hari ia lalui berbalut sandiwara. Jangan ditanya perkara pernikahan, tetapi kini mau tidak mau Bella harus terperangkap dengan keadaan. Ya, di depan Aaron Bella tetap memperlakukan Mitha layaknya orang sakit. Dalam hati, sungguh Bella tidak mau karena merasa tak enak hati kepada Aaron. Dengan kata lain, tanpa sengaja ia terlibat menyembunyikan rahasia besar. Hal itu membuat Bella tak betah berdiam diri di rumah. Tok tok tok! Terdengar pintu kamar diketuk. Aaron pun masuk setelah Bella mempersilakan. "Ale masih tidur," kata Bella. "Aku ingin menemuimu!" ujar Aaron, yang terdengar sangat dingin di telinga Bella. Apalagi, tatapan Aaron tampak sinis. Bella yang sedang melipat selimut melangkah mundur. "Ma-mau apa?"Aaron mengikuti langkah Bella sampai akhirnya langkah terhenti karena punggung Bella mengenai dinding. Bella menunduk dengan mata terpejam, karena kini ia dalam kungkungan Aaron. "Ada sesuatu yang ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Puncak Bahagia -- Tamat

    Hari demi hari Aaron lalui dengan ketegangan karena pasalnya, Bella sering mengalami kontraksi. Dua minggu terakhir ini pula Aaron kembali bekerja di rumah ia ingin menjadi suami siap siaga. "Apa tidak lelah?" tanya Aaron sembari menuntun Bella yang sedang menyusuri jalan setapak di taman belakang. "Tidak. Justru aku harus tetap semangat. Aku ingin merasakan lahiran normal."Aaron mengecup punggung tangan Bella. "Semoga, Sayang.""Kalian di sini rupanya!"Suara bariton memecah keromantisan mereka. Keduanya menoleh. "Ke mana saja kau, hah?" sapa Aaron yang terkesan mengintimidasi. Kevin tersenyum. "Ada. Merintis bisnis.""Sendiri?" sambung Bella bertanya. Kevin menggeleng. "Tidak. Istriku ada di dalam. Sedang mencurahkan rindu kepada papanya."Emilia datang. Kedatangan wanita itu benar-benar mencuri perhatian Bella. "Waaahh, kau juga sedang hamil?"Emilia tersenyum."Berapa bulan?" "Minggu ini HPL.""Waaah, kok, bisa sama."Kedua wanita perut buncit itu memilih memisahkan diri d

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Sembilan Bulan Kemudian

    Drama muntah-muntah dan tersiksanya Aaron karena hasratnya yang jarang tersalurkan akhirnya sudah berakhir. Usia kandungan Bella yang sudah memasuki sembilan bulan ini justru membuat Aaron mengambil kesempatan dimana dirinya hampir setiap hari meminta haknya dengan dalih agar si bayi lahir dengan lancar dan normal. Maklum saja, karena sampai detik ini Bella masih saja senang mengusap-usap dada bidang Aaron dan Aaron harus mengusap-usap perut buncit Bella.Seperti malam ini ... "Terima kasih, Sayang," ucap Aaron. "Iya, tapi tangannya jangan berhenti! Terus usap perutku!" rengek Bella. "Iya, Sayang. Ya sudah, sekarang lebih baik kau tidur."Bella menggeleng. "Ngantuknya jadi hilang."Aaron terkekeh-kekeh. "Maaf, Sayang.""Sayang? Apa kau tidak penasaran dengan jenis kelamin anak kedua kita ini?""Penasaran, sih. Tapi, tidak apa-apa ... lebih baik dokter tidak sebutkan jenis kelaminnya, biar jadi kejutan! Dalam hitungan minggu ke depan juga akan lahir. Jadi, semoga sesuai dengan kein

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Ibu Hamil Memang Menyebalkan?

    Hari sudah malam. Bella sudah berada di Mansion. Semua keluarga pun berkumpul di sana. Aaron, pria itu rela meninggalkan pekerjaannya demi menemani Bella. Saat ini, Bella masih tertidur setelah meminum obat dari dokter. "John? Besok ke cabang minta antar sopir saja, ya? Temui manager di sana dan nanti dia yang akan mengenalkan mu kepada para karyawan di sana.""Siap, Kakak Ipar.""Semoga sukses!"John tersenyum lebar memperlihatkan barisan giginya. "Terima kasih."Aaron berdecih, karena pasalnya tingkah sang adik ipar terkadang masih terlihat seperti anak kecil. "Kalau begitu aku pulang, ya, Kak? Sekalian jemput ayang.""Silakan, Bos Muda!"John meninggalkan kamar Aaron sembari tersenyum. Aaron memastikan Alessandro sudah tertidur pulas di kamarnya. Kamar yang berada tepat di samping kamarnya itu ia sulap menjadi kamar anak disertai dengan pintu ganda yang bertujuan untuk memudahkan Aaron atau Bella masuk ke kamar Alessandro. Perlahan Aaron naik ke atas ranjang. Setelah memposis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Tidak Disangka, Ternyata....

    "Sedang apa kalian?!" seru Bella setelah pintu ruangan Aaron ia dorong dengan kencangnya. Aaron serta dua wanita yang duduk di kursi tepat di hadapannya seketika menoleh. Aaron berdiri. "Loh, Sayang, sudah pulang? Kenap--""Iya, aku sudah pulang! Kenapa? Kaget melihat aku ada di sini, iya? Kencanmu merasa terganggu, begitu?!"Aaron meminta dua wanita itu untuk ke luar, sedangkan dirinya menghampiri Bella. "Sayang, ada apa?"Bella menepis tangan Aaron yang bertengger di pundak. "Mereka siapa?!""Aku sedang interview beberapa calon sekretaris, Say--""Sudah aku katakan, bukan? Jangan cari sekretaris wanita!""Begini, Sayang. Aku me--""Apa? Kau mau mendua, iya?!""Ya Tuhan, Sayang ...," Aaron sengaja menggantung ucapannya. Percuma saja menjelaskan, karena ia tahu betul jika Bella tidak baik-baik saja. Aaron mengambil alih Alessandro, lalu merengkuh Bella, membawanya ke dalam pelukan. Tangis Bella pun pecah. John, pemuda itu perlahan masuk. Melihat sang kakak menangis, dengan sigap

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Dua Tahun Kemudian

    Usia Alessandro kini sudah menginjak tiga tahun. Batita itu sangat lincah, cerewet, pintar dan pandai meniru apa yang orang dewasa lakukan. Dua tahun pula Bella menjalani program hamil. Tak kunjung hamil, kadang membuat Bella stress, putus asa. Sampai akhirnya Aaron menyarankan agar Bella mengantar Alessandro sekolah --play group. John, sudah dua tahun ini pria itu belajar tentang perusahaan, bagaimana cara memimpin dan bisnis lainnya. Semua dengan telaten Aaron yang ajarkan. Urusan cinta, jelas saja Patricia sudah resmi menjadi kekasihnya. Patricia pun sudah bekerja di sebuah rumah sakit di kota Birmingham. Semua ia lakukan agar dekat dengan John. Tak hanya pasangan kekasih itu yang pindah ke kota Birmingham, tetapi kedua orang tua Bella. Bukan kemauan mereka, tetapi Bella'lah yang ingin dekat dengan keluarga, walaupun tidak tinggal serumah. Ada Mitha dan Robert yang tinggal di Swiss. Kedua lansia itu memilih hidup berdua, menikmati masa-masa indah yang pernah hilang dahulu. Merek

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Aaron -- Merasa Bahagia

    Belinda menghela napas. Rasa iba berhasil bergelayut manja dalam benaknya. Dengan raut cemas, ia duduk di samping John. "John? Ibu tidak peduli dengan statusnya. Ibu sungguh merasa kasihan. Dekati wanita itu, ambil hatinya. Jadikan dia menantu Ibu."John bernapas lega. Bagaimana tidak? John pikir, tadi ibunya tidak akan merestui. Tetapi ternyata, jauh dari pikirannya. Sang ibu terlihat sangat menyayangi Patricia walau belum mengenalnya sama sekali. Mendapat lampu hijau, sungguh membuat John senang. Ia akan berusaha untuk mengabulkan keinginan Belinda. Keinginan sang ibu yang tentunya dibarengi dengan rasa cinta yang teramat, tentu saja akan ia perjuangkan. "Terima kasih, Bu. Tapi, bagaimana dengan ayah?""Ayah pasti setuju dengan keputusan Ibu. Tenang saja."John tersenyum lebar. "Selamat!" ucap Aaron. "Dan semangat!" timpal Bella cepat, sembari mengepalkan tangan. John mengangguk, lalu pamit ke luar. Belinda tersenyum. Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu tentu bis

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   Belinda -- Antusias

    Di rumah sakit, ada Bella yang sedang berganti pakaian. "Sayang? Apa kau bisa hubungi Kevin?" pinta Bella. "Untuk?""Aku mau minta maaf kepada Emilia."Aaron yang sedang melipat baju kotor pun menoleh. "Sudahlah, kita tidak usah berhubungan lagi dengan wanita itu. Lagipula, kau tidak bersalah.""Aku mohon!" Bella memelas. Aaron menghela napas. Tidak ingin mengecewakan Bella, akhirnya Aaron menghubungi sahabatnya itu. "Oke, dia akan datang ke mari. Paling nanti sore mereka tiba di rumah sakit.""Terima kasih, suamiku!"Aaron tersenyum. "Sama-sama." Aaron melanjutkan kegiatannya. "Tapi, kok, kalau kau yang menghubungi Kevin, dia menjawab. Sedangkan aku, nomornya selalu tidak aktif.""Nomornya ganti.""Oh, pantas kalau begitu."Aaron sudah mengemasi baju kotor. Sedangkan Bella berusaha turun dari ranjang. Ia akan belajar berjalan. Aaron yang melihat dengan sigap membantu. Saat asyik belajar berjalan, Bella berkata, "Kok, Ale belum ke sini, ya?""Kenapa memangnya?"Bella sedikit men

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- PDKT

    Hari menjelang malam. Aaron baru saja mengantarkan Alessandro ke rumah sang mertua. Ia tidak akan membiarkan Alessandro tinggal di rumah sakit meskipun sang istri dirawat di kamar dengan fasilitas paling lengkap. Alessandro sudah bisa berjalan dan pasti ingin bermain di luar. Kekebalan tubuh Alessandro belum tentu kuat menahan segala virus yang ada di sekitar. Oleh karena itu, jalan terbaik adalah Alessandro tinggal bersama kakek dan neneknya. Mobil Aaron baru saja terparkir di area rumah sakit. Ia bergegas turun karena pasti Bella sudah menunggu, karena sang istri meminta dibawakan nasi serta sayur buatan Belinda. Aaron berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara dari orang yang sangat ia kenal, yakni Robert. "Apa kita bisa melewati hari tua bersama?" tanya Robert. "Entahlah."Aaron menajamkan pendengarannya. Rupanya Robert sedang bersama Mitha. "Apa cintamu sudah sepenuhnya hilang untukku?""Kita sudah tua, tidak usah bahas cinta.""A

  • Pernikahan Kontrak dengan Ibu dari Anakku   John -- Cinta Pada Pandangan Pertama

    Bruk! John tanpa sengaja menyenggol pundak seorang perawat di koridor, yang membuat dokumen di tangannya terjatuh. "Sorry!" ucap John. Perawat itu tersenyum. "Tidak apa-apa." Sang perawat meraih dokumen itu.John hanya bisa memerhatikan karena sedang menggendong Alessandro dan menenteng satu tas kecil. "Mau besuk?" tanya perawat. "Iya, mau ke kamar VVIP."John tersenyum saat sang perawat itu tersenyum menampakkan barisan giginya yang putih dengan satu gigi gingsul di bagian atas sebelah kanan. Sungguh terlihat manis di mata John. "Tampan sekali putranya," kata Sang perawat sembari mencubit gemas pipi Alessandro. "Ini keponakan saya. Saya masih single.""Ooh, masih single, maaf."Perawat itu tersenyum, lalu pamit pergi. Kepergian sang perawat ternyata menyisakan rasa penasaran di hati John. John ingin mengenal lebih jauh wanita itu. Tanpa berkedip, John melihat kepergian perawat itu sampai hilang di balik tembok. "Ah, ya Tuhan, maafin Om, Sayang." John tersadar saat Alessandro

DMCA.com Protection Status