Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of Pesona Presdir Posesif: Chapter 331 - Chapter 340

344 Chapters

Akhir untuk Memulai

Sebelum menjawab pertanyaan Ryuga, Claudia ikut jatuh berlutut seperti apa yang Ryuga lakukan. Wanita itu mencoba bersikap tegar. “Ini juga sulit bagiku, Ryuga,” ungkap Claudia seraya melarikan satu tangannya untuk menyentuh sisi wajah kanan Ryuga. Lamat-lamat Claudia memandangi wajah pria yang akan sangat dirindukannya. Netra mata Claudia menelusuri dahi Ryuga lalu jatuh pada kedua alis tebalnya yang seringkali menukik tajam. Tanpa sadar, Claudia tersenyum lemah. Pandangannya jatuh pada manik hitam Ryuga yang sekarang tengah menyorotnya dalam. Claudia bersumpah, tidak ada pria lain yang menatapnya sedalam Ryuga menatapnya. ‘Aku mencintaimu, Ryuga,’ akui Claudia dalam hati kecilnya. Buliran bening menetes begitu Claudia mengedipkan matanya. Namun, cepat-cepat Claudia mengendalikan diri. Perlahan, air wajah Claudia berubah datar. Sorot matanya tampak dingin saat bersinggungan dengan manik hitam Ryuga dan suaranya juga tidak kalah dingin, “Tidak ada cara lain yang lebih baik de
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Berdamai

"Ekhem." Dehaman sosok di belakang Emma–yang itu berarti dapat dilihat Claudia membuat wanita itu harus melerai pelukan keduanya. "Tante Yuli," gumam Claudia merasa tidak enak. Mendengar Claudia menyebutkan nama Yuli, Emma pun langsung memutar tubuhnya agar bisa melihat eksistensi Dekan Fakultas Seni Rupa tersebut. "Kamu datang lebih awal dari jam yang dimajukan, Clau. Apa urusannya sudah selesai?" Bu Yuli bertanya karena penasaran. Claudia membasahi bibir bawahnya. Dia jadi teringat Aruna. "Sudah, Tante. Jadi, aku memutuskan langsung menuju ke sini dan kebetulan ketemu Tante Emma," jelasnya sambil menolehkan wajah ke arah Emma.Seketika Claudia berpikir, 'Apa jadinya Tante Emma tahu jika aku baru saja bersama putra dan cucunya?' "Bukan kebetulan dong namanya," ucap Bu Yuli lagi disertai kekehan. Dia menunjuk Emma dengan sopan. "Tante Emma ini yang Tante bilang, ada tamu penting yang ingin bertemu langsung denganmu, Claudia." Mendengar penjelasan itu, Claudia mengernyitkan
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Rencana Ryuga

“Mbak dimana?”Begitu Claudia mengangkat telepon Dirga, pemuda itu langsung menodongkan pertanyaan. Nada suaranya yang datar dapat memvisualisasikan bagaimana raut wajah pemuda itu di seberang sana.“Mbak di pameran seni-lah, Dir,” jawab Claudia sambil menghela napas. Wanita itu langsung berucap lagi, “Kenapa? Kamu mau datang?” tanya Claudia balik dengan antusias.Hari kedua pameran seni dibuka, belum ada tanda-tanda baik Dirga, Aruna maupun Aland datang berkunjung. Claudia berharap ketiganya bisa datang bersamaan di lain hari. Karena sekarang, Claudia sedang bersama Emma. Dan ada beberapa hal yang ingin Claudia beritahukan padanya.Alih-alih menjawab pertanyaan Claudia yang satu itu, Dirga melemparkan pertanyaan lain. “Pulang jam berapa, Mbak?”Seketika Claudia memutar tubuhnya untuk melihat Emma. Dia melemparkan senyum ke arah wanita paruh baya tersebut sebelum kembali membalikkan tubuhnya.Kepala Claudia menggeleng pelan. “Belum tahu, Dir. Kenapa memangnya?”Seingat Claudia, pertem
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

TMI Dirga

Selama menjalin hubungan dengan Aruna, ini pertama kalinya Dirga memasuki rumah gadis itu setelah berstatus sebagai mantan kekasih. Terlambat? Memang. Tanpa sepengetahuan Aruna, Dirga masih menyimpan ketidakrelaan atas selesainya hubungan keduanya. Hal itu ternyata menyakiti Dirga. “Jadi, mau bicara apa?” tanya Aruna the point. Mata besar gadis itu menatap lurus-lurus Dirga yang duduk di sofa hadapannya. Sementara beberapa saat lalu, Ryuga pergi ke ruang kerja meninggalkan keduanya yang berada di ruang tamu depan. Pria itu berpesan, ‘Aruna butuh istirahat. Jadi, bicaranya dipersingkat saja.’ Dirga belum memberikan respons. Manik hitamnya bisa melihat keseriusan di wajah cantik Aruna. Gadis itu benar-benar berubah setelah putus dengannya. Rasa-rasanya Dirga sedikit merindukan sisi manis Aruna yang selalu tersenyum cerah padanya. Tidak seperti sekarang, Aruna tampak kelihatan murung. “Aku akan melanjutkan studi-ku di Luar,” beritahu Dirga. Pemuda itu mengingat pesan Ryuga baik-bai
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Permintaan Tolong

Satu hal yang Ryuga tidak ketahui adalah Dirga pergi menuju flat Claudia usai wanita itu menghubunginya sedang dalam perjalanan pulang.Kebetulan keduanya tiba dengan waktu yang hanya berbeda beberapa detik. Claudia melihat Vespa merah milik Dirga terparkir selagi dia menunggu mobil Emma pergi dari halaman flat yang disewa Claudia.Wanita itu masih melambaikan tangannya ke arah mobil yang membawa Emma di dalamnya. Bibir cherry-nya mengulas senyum. ‘Semoga ini awal yang baik,’ batinnya berbisik.“Mbak,” tegur suara berat familier yang sudah lama tidak Claudia dengar, kini sosoknya muncul di hadapan Claudia.Memastikan mobil Emma sudah tidak terlihat, Claudia baru menolehkan wajah pada pemilik suara berat tersebut. Kepala Claudia mendongkak lebih tinggi. Dahi wanita itu mengerut samar.“Hampir tiga minggu tidak bertemu, kok kamu makin nambah tinggi aja, Dirga?” Itu pertanyaan pertama yang dilayangkan Claudia. Sebenarnya tangan Claudia gatal ingin mengacak-acak poni rambut Dirga. Namun,
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Basah Kuyup

‘Besok … besok ….’Permintaan Dirga beberapa saat lalu mau tidak mau terngiang-ngiang dalam kepala Claudia. Wanita itu memikirkannya sambil menunggu lulur di badannya setengah kering di kamar mandi.Hari ini jadwalnya untuk luluran. Claudia baru saja membersihkan diri kemudian mengoleskan lulur ke seluruh tubuhnya usai lima belas menit yang lalu Dirga pergi dari kediamannya.“Pertama-tama aku harus bicara dulu dengan Aruna,” gumam Claudia sambil mengambil ponsel yang diletakkan di dekat wastafel. Dia tidak bermaksud menghubungi Aruna saat ini. Claudia bermaksud memutar musik agar kegiatan mandinya lebih relaks.Namun, begitu layar ponselnya menyala, sudah ada notifikasi tiga pesan dan lima panggilan dari Ryuga. Cepat-cepat Claudia segera membuka pesan dari pria itu.[Ryuga: Kamu di dalam, Claudia?][Ryuga: Aku di depan flatmu.][Ryuga: Kenapa tidak menjawab panggilanku? Jangan membuatku khawatir, Claudia.]Membaca pesan yang dikirimkan Ryuga membuat Claudia menggigit bibir bawah bagia
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Sakit Pun Tetap Modus

Ryuga menyadari jika pengendalian dirinya tehadap Claudia tidak sebaik sebelumnya. Semenjak kembali bersama, satu detik pun dia merasa tidak ingin berjauhan dengan Claudia. Entah itu kabar baik atau justru kabar buruk. Untungnya karena merasa sedang tidak enak badan, Ryuga membiarkan Claudia luluran di kamar mandi dengan tenang. Sementara Ryuga sudah duduk di sofa dengan pakaian yang diberikan Claudia. Kebetulan ... pas. Manik hitamnya menatap tote bag hitam yang ikut basah yang dibawanya dari luar. Pria itu menggumam, "Aku rasa isinya aman." Toh selain mengenakan Tote bag, terdapat kemasan box di dalamnya.Lantas Ryuga meraih ponsel dengan rencana menghubungi seseorang. Dia mulai mencari posisi duduk yang nyaman. Kepalanya tertoleh ke arah pintu kamar mandi.Sudut bibir tipis Ryuga terangkat, menyeringai. "Ada apa menelepon, Ryuga?" Suara dari si pemilik telepon bertanya di tempatnya berada.Mulut Ryuga terbuka, hendak menjawab Namun, tertahankan karena sosok lawan bicaranya l
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Pendekatan Claudia dalam Merebut Hati Aruna

Ryuga adalah pria pertama yang mengajak Claudia menikah dan satu-satunya pria yang mengajaknya menikah seperti hendak pergi berlibur seperti barusan. Claudia memberikan usapan di tangan Ryuga sebelum membagikan pikirannya pada pria itu. "Tolong bersabar sedikit," gumamnya dengan nada yang sedih. Bukan Claudia tidak menginginkannya, hanya saja ada yang masih mengganjal baginya. Claudia meneguk ludahnya sambil membayangkan sesosok gadis dalam kepalanya. "Aku ingin Aruna nyaman padaku dulu, Ryuga." Pernikahan memang dilakukan dua orang, yakni di antara Ryuga dan Claudia. Akan tetapi, kasus dalam hubungan keduanya sedikit berbeda. Ryuga adalah pria yang sudah memiliki anak. Meskipun Aruna bukan keturunan sah Ryuga, Claudia sudah terlanjur menyayangi Aruna layaknya putrinya sendiri. "Aruna tidak membencimu, Claudia," balas Ryuga meyakinkan wanita dalam pangkuannya yang tertunduk lesu. Ryuga memberikan kecupan lembut di bahu kiri Claudia sebelum kembali berbicara, "Aruna tetap menyukai
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Memulai dengan Canggung

Selagi Claudia menyuapi Ryuga, pria itu mengatakan satu dua hal yang belum sempat diucapkannya tadi pada Claudia. Salah satunya adalah perayaan ulang tahun pernikahan Tirta. “Ayo turun, Claudia,” ajak Ryuga sambil membuka pintu mobil samping kemudi.Claudia menatap Ryuga lamat-lamat lantas menganggukkan kepalanya lemah. Namun, kesepuluh jarinya mencengkram erat stir kemudi.Demikian, di sinilah Claudia sekarang. Dia ikut pulang bersama Ryuga ke rumah untuk memulai pendekatan ulangnya dengan Aruna. Setelah berdiskusi dengan Ryuga, Claudia sepakat untuk tinggal satu sampai dua hari di rumah pria itu. “Semua akan membaik, Claudia.” Ucapan Ryuga bak mantra. Entah Ryuga menyadari atau tidak, ucapannya seperti memiliki kekuatan energi yang bisa membuat Claudia terhipnotis.“Ya … semoga, Ryuga,” angguk Claudia penuh semangat.Bersamaan Ryuga turun serta disusul Claudia di bangku pintu kemudi–Ya, Claudia memaksa menyetir dengan alasan, “Sakit itu manusiawi, Ryuga. Kamu tidak akan selalu seh
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Berinteraksi Tipis-Tipis

Baru empat jam berlalu, Claudia kembali mengecek suhu tubuh Ryuga menggunakan termometer yang ada di kotak p3k yang sebelumnya diberikan Ryuga. Suhu tubuh pria itu naik menjadi 39°C. “Kenapa demamnya jadi tinggi?” gumam Claudia dengan raut wajahnya yang khawatir. Padahal Ryuga sudah diberikan obat sesuai anjuran dr. Tirta yang sudah ditelepon oleh Aruna. Kedua tangan Claudia bergerak untuk menarik selimut Ryuga lebih ke atas hingga mengenai leher. Sementara Ryuga hanya dapat berbaring lemah. Bibirnya sekali meringis. Wajah tampannya tampak pucat. “Tunggu sebentar, Ryuga,” ucap Claudia pelan. Dia hendak pergi untuk mengambil kompresan dingin guna mengurangi demam Ryuga. Dulu, Mamanya sering melakukan itu pada Claudia ketika dia mengalami demam. Namun, langkah Claudia tertahan sebab Ryuga menyambar tangan Claudia dari belakang, membuat wanita itu menolehkan kepalanya. “Mau ke mana, Claudia?” tanya Ryuga dengan suara serak khas demamnya. Manik hitam tajam yang sedari tadi tertutup ra
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status