Waktu terus berjalan dan tahu-tahu saja mobil mewah keluarga Ryuga tiba di halaman depan rumah Aji. Kini, jam hampir menunjukkan pukul tiga sore. Sebelum turun, Aruna berdecak kagum mengintip dibalik jendela mobil. “Wahh, banyak burung!” Alih-alih fokus pada rumah dua lantai bercat putih itu, Aruna dibuat salah fokus melihat beberapa sangkar burung yang menggantung menghiasi langit-langit rumah tersebut. Jari-jari lentiknya mengambang di udara, mencoba menghitung, “Satu … dua– “Ayo turun, Aruna,” ajak Ryuga menyela kegiatan gadis itu. “Oke, Dad,” jawabnya tidak membantah. Sepertinya bisa ditemukan lebih dari lima. Aruna bertanya-tanya, ‘Apa Aki Aji memelihara burung?’ Rasa-rasanya tidak mungkin Aland. Mata besar Aruna menatap lurus ke arah teras depan. Sudah ada Aji dan beberapa wanita paruh baya seusianya menyambut kedatangan keluarga Daksa. Rudi dan Emma tampak lebih dulu menghampiri. “Maaf sedikit terlambat, Aji,” kata Rudi membuka percakapan. Sementara Aruna celingukan, di
Read more