Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Berinteraksi Tipis-Tipis

Share

Berinteraksi Tipis-Tipis

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 15:05:52
Baru empat jam berlalu, Claudia kembali mengecek suhu tubuh Ryuga menggunakan termometer yang ada di kotak p3k yang sebelumnya diberikan Ryuga. Suhu tubuh pria itu naik menjadi 39°C.

“Kenapa demamnya jadi tinggi?” gumam Claudia dengan raut wajahnya yang khawatir. Padahal Ryuga sudah diberikan obat sesuai anjuran dr. Tirta yang sudah ditelepon oleh Aruna.

Kedua tangan Claudia bergerak untuk menarik selimut Ryuga lebih ke atas hingga mengenai leher. Sementara Ryuga hanya dapat berbaring lemah. Bibirnya sekali meringis. Wajah tampannya tampak pucat.

“Tunggu sebentar, Ryuga,” ucap Claudia pelan. Dia hendak pergi untuk mengambil kompresan dingin guna mengurangi demam Ryuga. Dulu, Mamanya sering melakukan itu pada Claudia ketika dia mengalami demam.

Namun, langkah Claudia tertahan sebab Ryuga menyambar tangan Claudia dari belakang, membuat wanita itu menolehkan kepalanya.

“Mau ke mana, Claudia?” tanya Ryuga dengan suara serak khas demamnya. Manik hitam tajam yang sedari tadi tertutup ra
catatanintrovert

Maaf agak lebay yg terakhir wkwkwk. Maaf juga alurnya bener-bener slowww hehe. Aku mau bilang makasih buat yg masih baca sampe sekarang <3

| 99+
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Putri 29
ka update dong hari ini plisss
goodnovel comment avatar
Dwi Maryanti
hari ini update dong please
goodnovel comment avatar
Azah Aziz
cepat ye update nya. pengen baca lg.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Sisi Aruna

    Cepat-cepat Aruna masuk ke dalam kamarnya setengah berlari usai menyisakan beberapa langkah. Fyuh~ Alih-alih segera mengambilkan handuk kecil untuk kompresan Ryuga, Aruna tampak sibuk menormalkan detak jantungnya yang tidak wajar sambil menyandarkan punggungnya di belakang pintu. “Kenapa harus semendebarkan ini bicara dengan … Mommy?” tanya Aruna dengan suara yang mencicit pelan saat menyerukan kata ‘Mommy’. Untung nada suaranya tadi tidak terdengar gemetar saat berbicara dengan Claudia. Sepertinya memang benar jika Aruna menjadi seorang pria, dia juga akan berdebar dan jatuh cinta pada Claudia … sama halnya Ryuga yang tampak begitu mencintai Claudia bahkan setelah hubungan keduanya sempat selesai. Lagi-lagi terdengar Aruna yang tampak mengembuskan napas kelegaannya. “Syukur tadi bilangnya ‘hai dan halo’ bukan ‘kangen’.” Bisa gawatt!! Hampir saja Aruna tadi berlari untuk tidak memeluk Claudia begitu melihat kedatangan wanita itu bersama Ryuga di depan rumah. Karena sebelum kedat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Maaf Mendadak

    Seperti yang sudah dibayangkan Aruna bahwa Claudia sudah berdiri di depan kamarnya begitu pintunya terbuka. Tangan wanita itu menengadah dan Aruna paham maksud Claudia. "Handuknya, Aruna," pinta Claudia sambil meringis. Tanpa diminta dua kali, Aruna langsung menyodorkannya. Dia merasa tidak enak karena membuat Claudia menunggu terlalu lama. "Kamu ... oke?" Pertanyaan Claudia membuat mata besar Aruna mengerjap. Alih-alih langsung pergi, Claudia sempat dibuat salah fokus saat melihat sesuatu yang basah di pipi gadis itu. Namun, Aruna tidak mengerti maksud Claudia. Tapi, Aruna memutuskan menjawab, "Aku ... oke," angguknya. Tiba-tiba saja Claudia mendekat. Dia merogoh satu helai tissue di saku kemeja dan mendaratkannya di pipi Aruna untuk menyeka sisa air mata yang meninggalkan jejak di sana. "Kamu pasti sedih melihat Daddy-mu sakit 'kan, Aruna?" pikir Claudia saat itu. Dia menunjukkan senyum getirnya teringat kala Aruna pernah menangis hebat sewaktu tangan Ryuga terluka akib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pesona Presdir Posesif   Kepergok Part XXx

    Cukup lama Aruna terdiam, menimbang segala konsekuensi jika dirinya mengiakan ajakan permintaan Dirga untuk bertemu. Pertama, pasti Ryuga tidak mengizinkan. Kedua, jika permintaan Dirga tidak dituruti apakah pemuda itu akan terus meminta bantuan pada Claudia?Bukan apa-apa, Aruna tidak ingin Claudia kerepotan. Aruna tidak ingin membebani wanita itu.“Kamu masih dalam sambungan telepon ‘kan, Aruna?” Suara berat Dirga di seberang sana bertanya. Dari ucapannya, Dirga tampak sangat berharap bahkan terdengar putus asa.Aruna menghela napas. “Beritahu aku jam dan lokasinya.” Itu artinya gadis itu menyetujui. Cepat-cepat Aruna menambahkan, “Sudah, ya, Dirga? Bye!” ucapnya benar-benar ketus. Tampak mirip dengan Ryuga.Dia tidak membiarkan kesempatan Dirga untuk merespons. Aruna cukup kagum dengan perubahan yang terjadi padanya. Memang tidak semua perubahan itu baik, tapi Aruna rasa dalam hal ini dia harus cukup tegas pada Dirga.Usai mematikan sambungan telepon Dirga, Aruna kembali meletakkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Pesona Presdir Posesif   Resmi Berbaikan

    Bertahan di posisi bersinggungan mata dengan manik hitam Ryuga membuat Claudia membuang wajah. ‘Bernapas, Claudia,’ bisiknya dalam batin. Dia perlu mengambil napas untuk menormalkan detak jantungnya yang menggila. Melihat reaksi Claudia, Ryuga lagi-lagi tersenyum menyeringai. Claudia tidak sengaja melihat ke arah jari-jari tangan besar Ryuga yang mengisi jari-jari lentiknya yang tampak pasrah. Dengan kesadaran penuh, Claudia balas meremas tautan Ryuga. Gerakan kecil itu ternyata mengirimkan setruman kecil pada tubuh Claudia. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. “Barusan apa, Claudia?” tanya Ryuga memecah keheningan di antara keduanya. Bicaranya masih sama seperti tadi, berbisik dalam di telinga Claudia, “Mau bersenang-senang– “Kamu sedang tidak sehat, Ryuga,” sela Claudia memberanikan diri. Pun, Claudia berusaha meluruskan wajah agar bisa menatap Ryuga. Pria itu menautkan kedua alisnya. Dia menjauhkan wajah dan manik hitamnya bersitatap dengan Claudia. Ryuga sengaja membiarkan Clau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Pesona Presdir Posesif   Vitamin C Ryuga

    Perlahan, Claudia membuka mata. Netra matanya langsung menyesuaikan dengan pencahayaan penerangan yang ada pada kamar. Seperti yang diketahui, Claudia selalu tidur dengan keadaan lampu yang menyala. Dia segera menolehkan wajah ke sisi kanannya dan menemukan sesosok gadis yang tengah tidur menghadap ke arahnya. Wajah gadis belia itu tampak damai. Melihatnya, Claudia membingkai senyum pertamanya di hari itu. Lantas dia berbisik dalam hatinya, ‘Ini bukan mimpi, Claudia.’ Ingatan Claudia bekerja. Semalam, usai dia dan Aruna menangis, keduanya makan malam sambil membicarakan perasaan masing-masing. Bahkan saat makanan di piringnya sudah tidak tersisa, obrolan itu terus berlanjut selama beberapa jam kedepan sambil menghabiskan satu kotak es krim berdua rasa strawberry. “Omong-omong tadi Aruna nggak sengaja angkat teleponnya Dirga, Mommy.” Aruna baru memberitahu Claudia soal itu, baru teringat. Sendok es krim Claudia mengambang di udara. Dia melupakan satu hal mengenai Dirga. Claud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pesona Presdir Posesif   Dua Bocil Kematian

    Mendadak saja terlintas sebuah ide di kepala Claudia untuk melakukan penawaran dengan Ryuga. Alhasil Claudia tidak segera menjawab. Sengaja Claudia membuat dirinya agak mundur ke belakang. Akan tetapi, Ryuga menarik pinggang ramping Claudia agar tetap berada di posisinya.“Tidak mau memberikannya, Claudia?” tanya Ryuga mengkonfirmasi dengan suaranya yang terdengar rendah.Kepala Claudia menggeleng. Dia baru menjawab, “Dengan senang hati, Ryuga.”Pandangan Claudia turun untuk melihat bibir tipis Ryuga. Bohong jika Claudia tidak merasa kecanduan. Cepat-cepat Claudia menaikkan pandangannya lagi.Hanya Ryuga satu-satunya pria di antara pria lain yang pernah dekat dengannya, yang seakan terobsesi dengan bibir cherry milik Claudia.‘Apa kata Ryuga tadi? Vitamin C-nya adalah bibir cherry-ku?’ batin Claudia masih tidak habis pikir.Jawaban Claudia membawa Ryuga pada tindakan memiringkan wajah, hendak menjemput vitamin C yang ada pada bibir cherry Claudia. Namun, Claudia memundurkan wajah.“A–

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Presdir Posesif   Pacaran Nggak Bikin Cocok

    Insiden air minum itu membuat Aland kesal. Pada akhirnya, Ryuga menyodorkan segelas air minum padanya karena Aruna mengambil gelas milik Claudia. “Jadi minum atau tidak, Aland?” tanya Ryuga dengan alis yang sudah menukik kesal karena pemuda di hadapannya tak kunjung menerima gelas air minum yang disodorkannya. Ujung-ujungnya Aland segera mengambilnya. “Makasih, Om.” Lantas Aland meneguk dan menghabiskan setengah air dari gelas itu. Dia mengusap bibirnya kasar. Pandangan yang dilayangkan Aland pada Claudia tampak sinis. “Mbak udah nggak sayang gue lagi sekarang?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia menatap Aland dengan tatapan nanar. “Kamu … ngerasanya gitu, Al?” Jika memang Aland merasa seperti itu, Claudia merasa bersalah. Air wajahnya berubah menjadi murung. “Pertanyaan gue yang barusan nggak serius kok, Mbak, hehe,” cengir Aland sambil memegangi leher belakangnya. Dia lupa jika kakak perempuannya adalah pribadi yang sensitif dan gampang kepikiran. Mata Claudia memicing m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Presdir Posesif   Mendapatkan Vitamin Cherry

    Usai mengantarkan Aruna dan Aland, Ryuga dan Claudia masuk kembali ke dalam rumah. Claudia mendadak fokus pada ponsel di tangannya karena kebetulan ada pesan masuk dari Dirga. [Dirga: Di kehidupan selanjutnya, gue nggak mau terlahir sebagai anak tunggal. Gue mau punya Mbak … kayak Mbak Claudia.] Mendapatkan pesan itu, Claudia tidak dapat menahan senyumnya. Dia membatin, ‘Hmm, kayaknya kalau aku dilahirkan kembali juga aku maunya adikku dua. Aland dan Dirga.’ Meskipun sikap kedua pemuda itu tampak sama, sebelas dua belas. Namun, baik Aland dan Dirga memiliki sikap yang berbeda. SRETTTT Terdengar bunyi sesuatu yang ditutup di belakang sana. Hal itu berhasil mengejutkan Claudia. Wanita itu menolehkan wajahnya ke samping terlebih dahulu, Claudia baru menyadari jika Ryuga tidak berjalan di sisinya. ‘Lho, mana Ryuga?’ Detik berikutnya, Claudia menyeletuk, “Ryuga?” panggilnya selagi tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku celana. “Aku di sini, Claudia,” sahut Ryuga dengan suaranya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Konyol, Melainkan Pengertian

    Pemandangan indah hari ini bagi Claudia adalah saat kelopak matanya terbuka, hal yang pertama kali dia temukan adalah sosok Ryuga yang tengah berbaring di sebelahnya. Meskipun pandangannya belum begitu jelas karena baru saja terbangun, tapi tetap tidak mengurangi kadar ketampanan suaminya.Claudia mengerjapkan mata. ‘Aaaaaaaa suami?’ batinnya sambil menarik kedua sudut bibir cherry-nya untuk tersenyum. Menyadari Ryuga sudah menjadi suaminya saja membuat Claudia salah tingkah. Dan saat dia berusaha menyembunyikan wajah, tak sengaja pandangan Claudia jatuh bahkan wajahnya mengenai dada Ryuga. Sesaat, Claudia mematung usai menabraknya.Jantung Claudia mulai berdebar tidak karuan. Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk menyentuhnya. Rasa-rasanya semalam Claudia juga sudah menyentuhnya, hanya saja masih sedikit malu-malu. Lantas Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya.‘Ya ampun, Claudia! Mikir apa, sih, kamu ini!’ rutuknya sambil meringis pelan. Tidak ingin larut oleh pemikiran aneh

  • Pesona Presdir Posesif   Bangun Kesiangan Part 1

    Keesokan harinya, baik Aruna maupun Anjani sama-sama bangun terlambat. Jika alarm Aruna tidak menjerit-jerit, kedua gadis itu tidak akan turun ke restoran hotel untuk sarapan. “Kok lengang, ya?” gumam Aruna saat pandangannya mengedar ke dalam restoran hotel. Di sebelahnya, Anjani bisa mendengar gumaman Aruna. “Kayaknya udah pada selesai sarapan deh, Run.” Ada pun karena jam kedatangan Aruna dan Anjani berada di jam akhir orang-orang selesai bersarapan, jadi hanya menyisakan beberapa anggota keluarga yang tinggal. Mata besar Aruna tidak menemukan dua sosok favoritnya pagi itu. “Pagi, Grammie,” sapa Aruna begitu langkah kakinya berhenti di hadapan Emma yang kini tengah duduk sendirian sambil memakan buah. Anjani ikut menyapa Emma seraya sedikit membungkukkan tubuh. “Pagi, Grammie.” Mendapati kehadiran dua gadis cantik di hadapannya, Emma memasang senyum cerahnya dan membalas ucapan selamat pagi tersebut sebelum menyahut lebih lanjut, “Ya ampun, dua anak gadis baru turun untuk sara

  • Pesona Presdir Posesif   Mewakili Garvi

    Pras menarik jari miliknya dari bibir Aruna usai menutup pintu kamar hotel yang ditempati Aland dan Dirga. Sementara Aruna termangu menatap wajah pemuda tampan yang baru dua kali ditemuinya.Mata besarnya mengedip lambat, memastikan. ‘Ini beneran Pras? Ya ampun!’Sejujurnya di satu sisi Aruna merasa senang, akhirnya dia memiliki momen untuk bertemu Pras! Mata besarnya berbinar seolah baru saja menemukan sebuah harta karun.“Urungkan niatmu jika ingin menemui Dirga sekarang,” celetuk Pras menatap Aruna lekat-lekat. Dia menambahkan, “Setidaknya, tunggu sampai besok, Aruna.”Ini sudah lebih dari larut malam. Pras tidak bermaksud apa pun, hanya mengatakan untuk kebaikan saja.“Kamu sama Dirga berantem, Pras?”Mengabaikan perkataan Pras, Aruna langsung menodong pemuda itu dengan pertanyaan yang membuat Pras langsung membuang wajah ke samping kiri. Tangannya mengusap sudut bibir yang tampak terluka.Dahi Pras mengerut samar. Terdengar ringisan keluar dari bibirnya. Dugaan Aruna tidak melese

  • Pesona Presdir Posesif   Balikan?! Yes or No?

    “Sosok yang ada di ruangan itu siapa, Runa? Terus maksudnya Kakakmu, Kak Garvi … koma?” Anjani benar-benar sudah dibuat penasaran. Tapi, mendadak Aruna menghentikkan cerita di tengah-tengah. Pandangan gadis itu tampak mengawang seolah tengah mengingat-ingat kejadian pada hari tersebut. Anjani mengembuskan napas berat. Dia tidak bisa digantungkan. Air wajahnya menunjukkan bentuk protes. “Aku nggak bisa tidur kalau kamu belum kasih tahu– “Iya, Kak Garvi koma, Jani,” sela Aruna dengan suara yang lirih. Aruna mengangkat satu tangannya ke arah langit-langit kamar lantas melipat dua jarinya. “Dirga bilang, hampir jalan tiga tahunan lebih … mungkin aja ini tahun keempat?” Aruna tidak begitu yakin. Lantas Aruna menghadapkan tubuhnya ke arah Anjani dan menatapnya lekat-lekat. “Kamu tahu apa penyebabnya, Jani?” Jika tadi Anjani sangat penasaran, kini mendadak Anjani takut mendengarnya setelah melihat air wajah Aruna yang tampak sendu. “A–apa?” Sudut bibir Aruna menyunggingkan senyum yang

  • Pesona Presdir Posesif   Sedikit Tentang Flashback

    Alih-alih langsung tertidur usai terakhir kali seperti apa yang Claudia katakan, baik Claudia maupun Ryuga masih memiliki energi untuk saling mengobrol sambil berpelukan satu sama lain. Claudia bisa merasakan debar jantung Ryuga begitu tangannya tidak sengaja menyentuh bagian dada. Ketika akan menariknya, Ryuga menahan lengan kecil istrinya agar tetap di sana. “Aku ingin membuat satu pengakuan, Claudia.” Suara beratnya terasa di ubun-ubun Claudia. Penasaran akan hal itu, Claudia mendongakkan kepala agar bisa menatap wajah tampan suaminya. “Pengakuan apa, Ryuga?” Bibir tipis Ryuga mengulas senyum. Dia mendaratkan kecupan di puncak kepala Claudia sebelum mengatakan, “Aku mencintaimu, Claudia.” Pengakuan Ryuga mengundang senyum di bibir cherry Claudia. Dia menatap lamat-lamat manik hitam Ryuga. “Apa yang membuatmu mencintaiku, Ryuga?” Claudia menambahkan, “Jika mengingat aku pernah menyewa gigolo, tidakkah seharusnya kamu berpikir dua kali untuk menaruh perasaan padaku, Ryuga?” Fakt

  • Pesona Presdir Posesif   Please, Daddy Ryuga

    Ryuga tidak bercanda saat mengatakan akan membuat Claudia mendesahkan namanya sepanjang malam. Sekarang, bahkan sudah lewat dari jam setengah satu dini hari. Dan Ryuga masih belum ingin menyudahi aktivitas favoritnya dengan Claudia. Pria itu masih berada di atas, menatap wajah cantik Claudia lamat-lamat sambil terus menggerakkan bagian pinggangnya ke bawah. Penyatuan itu nyaris membuat Ryuga bergerak secara kasar jika tidak teringat bahwa ini pertama kalinya Claudia bercinta. “Ahh … Ryu~” Beberapa kali Claudia mencoba meredam suara desahan miliknya yang terdengar erotis dengan cara menutup mulut menggunakan punggung tangannya. Akan tetapi, setiap kali Claudia melakukan itu, Ryuga akan menepis tangan Claudia dan menautkan jari lentik itu dengan jari besarnya di atas bantal. Sementara itu, satu tangan Ryuga yang lain sibuk memegangi Claudia yang tersampir di bahu kirinya. Kepala Ryuga sedikit tertunduk untuk bisa mengecup bahkan memberikan belaian halus dari lidahnya pada bawah lutut

  • Pesona Presdir Posesif   Aktivitas Favorit Ryuga

    “A–aku butuh ke kamar mandi lebih dulu.”Mata Claudia tampak meringis. Gelagatnya juga tampak gelisah. Melihat gerak-gerik tersebut, Ryuga menafsirkan jika memang Claudia butuh pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya.Maka, pria itu menganggukkan kepala. “Yasudah. Kamu yang pertama pakai kamar mandinya, Claudia.” Kebetulan ada yang harus Ryuga lakukan selagi menunggu gilirannya mandi.“O–oke, Ryuga. Terima kasih,” ucap Claudia sambil berniat untuk pergi. Namun, Ryuga menahan pergelangan tangan wanita itu. Dia menyeletuk tepat di belakang telinga Claudia, “Kamu akan pergi ke kamar mandi dengan gaun pengantinmu … Claudia?”Dibisiki dengan suara rendah Ryuga kembali membuat Claudia merasa geli. Pandangan Claudia menoleh ke samping, ke arah cermin besar yang menampilkan sosok dirinya dan Ryuga di belakang tubuhnya.“Ah … ya, kancingnya,” lirih Claudia menatap kancing-kancing kecil terletak di belakang gaun pengantinnya. Dia tidak sampai untuk membuka kancing-kancing tersebut.

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Malam

    Menjelang sore hari, usai semua acara sudah selesai, Claudia dan Ryuga baru akan pergi ke kamar hotel. Berdua saja. Aruna dan keluarganya juga menginap di hotel yang sama. Namun, berbeda lantai dan kamar. “Ryuga,” panggil Claudia sambil menolehkan wajah ke arah Ryuga. Pria itu balas menoleh, “Mmm?” Ryuga menyahut singkat sembari tangannya memberikan rematan halus di sisi lengan kanan Claudia. “Ada apa … sayang?” Manik hitam Ryuga yang menyorot Claudia dalam ditambah suara berat Ryuga yang terdengar seksi di telinganya, membuat Claudia meneguk ludah. Jujur saja, Claudia mulai merasa gugup membayangkan tidak hanya nanti malam dia dan Ryuga akan tinggal bersama, tetapi selamanya. Baru membayangkannya saja tiba-tiba pipi Claudia bersemu. Cepat-cepat dia menepis pikiran itu. ‘Mikir apa, sih, Clau!’ Untungnya Claudia mengajak Ryuga berbicara sehingga hal itu mengaburkan suara-suara di dalam pikirannya. “Kenapa kita tidak satu lantai dengan Aruna dan yang lain, Ryuga?” tanya Claudia pena

  • Pesona Presdir Posesif   Hilang Kewarasan

    Pemberkatan pernikahan Ryuga dan Claudia berlangsung hanya beberapa jam saja. Toh, memang tamu yang hadir juga tidak banyak. Sebelum selesai, para tamu dipersilakan untuk menikmati jamuan yang sudah disiapkan di taman Azzata. Sementara Sang pengantin–Ryuga dan Claudia masih harus melakukan sesi foto, kali ini diminta untuk berfoto dengan sosok lain. “Misiii, Aruna mau ikut foto juga. Tapi, wajib di tengah!” celetuk Aruna–sesosok gadis yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk berada di antara Ryuga dan Claudia. Dengan berat hati, Ryuga melerai tautan tangannya dengan tangan Claudia. Ada sedikit ketidakrelaan. Mau tidak mau, Ryuga menggeser beberapa langkah agar Aruna bisa bersebelahan dengan Claudia. Pria itu berkomentar, “Setelah kamu, gantian Daddy juga mau di tengah, Aruna.” Nada suaranya seolah menyiratkan jika Aruna harus setuju dengan apa yang Ryuga katakan. Mata besar Aruna melirik Ryuga dengan horror. Sikap keposesifan Ryuga bahkan berlaku untuk putrinya sendiri. Aruna mengg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status