Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Permintaan Tolong

Share

Permintaan Tolong

last update Last Updated: 2024-12-02 22:00:07

Satu hal yang Ryuga tidak ketahui adalah Dirga pergi menuju flat Claudia usai wanita itu menghubunginya sedang dalam perjalanan pulang.

Kebetulan keduanya tiba dengan waktu yang hanya berbeda beberapa detik. Claudia melihat Vespa merah milik Dirga terparkir selagi dia menunggu mobil Emma pergi dari halaman flat yang disewa Claudia.

Wanita itu masih melambaikan tangannya ke arah mobil yang membawa Emma di dalamnya. Bibir cherry-nya mengulas senyum. ‘Semoga ini awal yang baik,’ batinnya berbisik.

“Mbak,” tegur suara berat familier yang sudah lama tidak Claudia dengar, kini sosoknya muncul di hadapan Claudia.

Memastikan mobil Emma sudah tidak terlihat, Claudia baru menolehkan wajah pada pemilik suara berat tersebut. Kepala Claudia mendongkak lebih tinggi. Dahi wanita itu mengerut samar.

“Hampir tiga minggu tidak bertemu, kok kamu makin nambah tinggi aja, Dirga?” Itu pertanyaan pertama yang dilayangkan Claudia. Sebenarnya tangan Claudia gatal ingin mengacak-acak poni rambut Dirga. Namun,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (17)
goodnovel comment avatar
Dyandra Mulya
yg Nulis cerita lagi laper ya? kok pake nyebut Tahu Bulet, makan sanaaa !!!
goodnovel comment avatar
Mei Love
duh aku gemes sama dirga dan aruna suka pas aruna lagi bucin. tp kesel pas dirga nya cuek
goodnovel comment avatar
Dwi Maryanti
lagi lagi lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Basah Kuyup

    ‘Besok … besok ….’Permintaan Dirga beberapa saat lalu mau tidak mau terngiang-ngiang dalam kepala Claudia. Wanita itu memikirkannya sambil menunggu lulur di badannya setengah kering di kamar mandi.Hari ini jadwalnya untuk luluran. Claudia baru saja membersihkan diri kemudian mengoleskan lulur ke seluruh tubuhnya usai lima belas menit yang lalu Dirga pergi dari kediamannya.“Pertama-tama aku harus bicara dulu dengan Aruna,” gumam Claudia sambil mengambil ponsel yang diletakkan di dekat wastafel. Dia tidak bermaksud menghubungi Aruna saat ini. Claudia bermaksud memutar musik agar kegiatan mandinya lebih relaks.Namun, begitu layar ponselnya menyala, sudah ada notifikasi tiga pesan dan lima panggilan dari Ryuga. Cepat-cepat Claudia segera membuka pesan dari pria itu.[Ryuga: Kamu di dalam, Claudia?][Ryuga: Aku di depan flatmu.][Ryuga: Kenapa tidak menjawab panggilanku? Jangan membuatku khawatir, Claudia.]Membaca pesan yang dikirimkan Ryuga membuat Claudia menggigit bibir bawah bagia

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pesona Presdir Posesif   Sakit Pun Tetap Modus

    Ryuga menyadari jika pengendalian dirinya tehadap Claudia tidak sebaik sebelumnya. Semenjak kembali bersama, satu detik pun dia merasa tidak ingin berjauhan dengan Claudia. Entah itu kabar baik atau justru kabar buruk. Untungnya karena merasa sedang tidak enak badan, Ryuga membiarkan Claudia luluran di kamar mandi dengan tenang. Sementara Ryuga sudah duduk di sofa dengan pakaian yang diberikan Claudia. Kebetulan ... pas. Manik hitamnya menatap tote bag hitam yang ikut basah yang dibawanya dari luar. Pria itu menggumam, "Aku rasa isinya aman." Toh selain mengenakan Tote bag, terdapat kemasan box di dalamnya.Lantas Ryuga meraih ponsel dengan rencana menghubungi seseorang. Dia mulai mencari posisi duduk yang nyaman. Kepalanya tertoleh ke arah pintu kamar mandi.Sudut bibir tipis Ryuga terangkat, menyeringai. "Ada apa menelepon, Ryuga?" Suara dari si pemilik telepon bertanya di tempatnya berada.Mulut Ryuga terbuka, hendak menjawab Namun, tertahankan karena sosok lawan bicaranya l

    Last Updated : 2024-12-04
  • Pesona Presdir Posesif   Pendekatan Claudia dalam Merebut Hati Aruna

    Ryuga adalah pria pertama yang mengajak Claudia menikah dan satu-satunya pria yang mengajaknya menikah seperti hendak pergi berlibur seperti barusan. Claudia memberikan usapan di tangan Ryuga sebelum membagikan pikirannya pada pria itu. "Tolong bersabar sedikit," gumamnya dengan nada yang sedih. Bukan Claudia tidak menginginkannya, hanya saja ada yang masih mengganjal baginya. Claudia meneguk ludahnya sambil membayangkan sesosok gadis dalam kepalanya. "Aku ingin Aruna nyaman padaku dulu, Ryuga." Pernikahan memang dilakukan dua orang, yakni di antara Ryuga dan Claudia. Akan tetapi, kasus dalam hubungan keduanya sedikit berbeda. Ryuga adalah pria yang sudah memiliki anak. Meskipun Aruna bukan keturunan sah Ryuga, Claudia sudah terlanjur menyayangi Aruna layaknya putrinya sendiri. "Aruna tidak membencimu, Claudia," balas Ryuga meyakinkan wanita dalam pangkuannya yang tertunduk lesu. Ryuga memberikan kecupan lembut di bahu kiri Claudia sebelum kembali berbicara, "Aruna tetap menyukai

    Last Updated : 2024-12-05
  • Pesona Presdir Posesif   Memulai dengan Canggung

    Selagi Claudia menyuapi Ryuga, pria itu mengatakan satu dua hal yang belum sempat diucapkannya tadi pada Claudia. Salah satunya adalah perayaan ulang tahun pernikahan Tirta. “Ayo turun, Claudia,” ajak Ryuga sambil membuka pintu mobil samping kemudi.Claudia menatap Ryuga lamat-lamat lantas menganggukkan kepalanya lemah. Namun, kesepuluh jarinya mencengkram erat stir kemudi.Demikian, di sinilah Claudia sekarang. Dia ikut pulang bersama Ryuga ke rumah untuk memulai pendekatan ulangnya dengan Aruna. Setelah berdiskusi dengan Ryuga, Claudia sepakat untuk tinggal satu sampai dua hari di rumah pria itu. “Semua akan membaik, Claudia.” Ucapan Ryuga bak mantra. Entah Ryuga menyadari atau tidak, ucapannya seperti memiliki kekuatan energi yang bisa membuat Claudia terhipnotis.“Ya … semoga, Ryuga,” angguk Claudia penuh semangat.Bersamaan Ryuga turun serta disusul Claudia di bangku pintu kemudi–Ya, Claudia memaksa menyetir dengan alasan, “Sakit itu manusiawi, Ryuga. Kamu tidak akan selalu seh

    Last Updated : 2024-12-06
  • Pesona Presdir Posesif   Berinteraksi Tipis-Tipis

    Baru empat jam berlalu, Claudia kembali mengecek suhu tubuh Ryuga menggunakan termometer yang ada di kotak p3k yang sebelumnya diberikan Ryuga. Suhu tubuh pria itu naik menjadi 39°C. “Kenapa demamnya jadi tinggi?” gumam Claudia dengan raut wajahnya yang khawatir. Padahal Ryuga sudah diberikan obat sesuai anjuran dr. Tirta yang sudah ditelepon oleh Aruna. Kedua tangan Claudia bergerak untuk menarik selimut Ryuga lebih ke atas hingga mengenai leher. Sementara Ryuga hanya dapat berbaring lemah. Bibirnya sekali meringis. Wajah tampannya tampak pucat. “Tunggu sebentar, Ryuga,” ucap Claudia pelan. Dia hendak pergi untuk mengambil kompresan dingin guna mengurangi demam Ryuga. Dulu, Mamanya sering melakukan itu pada Claudia ketika dia mengalami demam. Namun, langkah Claudia tertahan sebab Ryuga menyambar tangan Claudia dari belakang, membuat wanita itu menolehkan kepalanya. “Mau ke mana, Claudia?” tanya Ryuga dengan suara serak khas demamnya. Manik hitam tajam yang sedari tadi tertutup ra

    Last Updated : 2024-12-07
  • Pesona Presdir Posesif   Sisi Aruna

    Cepat-cepat Aruna masuk ke dalam kamarnya setengah berlari usai menyisakan beberapa langkah. Fyuh~ Alih-alih segera mengambilkan handuk kecil untuk kompresan Ryuga, Aruna tampak sibuk menormalkan detak jantungnya yang tidak wajar sambil menyandarkan punggungnya di belakang pintu. “Kenapa harus semendebarkan ini bicara dengan … Mommy?” tanya Aruna dengan suara yang mencicit pelan saat menyerukan kata ‘Mommy’. Untung nada suaranya tadi tidak terdengar gemetar saat berbicara dengan Claudia. Sepertinya memang benar jika Aruna menjadi seorang pria, dia juga akan berdebar dan jatuh cinta pada Claudia … sama halnya Ryuga yang tampak begitu mencintai Claudia bahkan setelah hubungan keduanya sempat selesai. Lagi-lagi terdengar Aruna yang tampak mengembuskan napas kelegaannya. “Syukur tadi bilangnya ‘hai dan halo’ bukan ‘kangen’.” Bisa gawatt!! Hampir saja Aruna tadi berlari untuk tidak memeluk Claudia begitu melihat kedatangan wanita itu bersama Ryuga di depan rumah. Karena sebelum kedat

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Maaf Mendadak

    Seperti yang sudah dibayangkan Aruna bahwa Claudia sudah berdiri di depan kamarnya begitu pintunya terbuka. Tangan wanita itu menengadah dan Aruna paham maksud Claudia. "Handuknya, Aruna," pinta Claudia sambil meringis. Tanpa diminta dua kali, Aruna langsung menyodorkannya. Dia merasa tidak enak karena membuat Claudia menunggu terlalu lama. "Kamu ... oke?" Pertanyaan Claudia membuat mata besar Aruna mengerjap. Alih-alih langsung pergi, Claudia sempat dibuat salah fokus saat melihat sesuatu yang basah di pipi gadis itu. Namun, Aruna tidak mengerti maksud Claudia. Tapi, Aruna memutuskan menjawab, "Aku ... oke," angguknya. Tiba-tiba saja Claudia mendekat. Dia merogoh satu helai tissue di saku kemeja dan mendaratkannya di pipi Aruna untuk menyeka sisa air mata yang meninggalkan jejak di sana. "Kamu pasti sedih melihat Daddy-mu sakit 'kan, Aruna?" pikir Claudia saat itu. Dia menunjukkan senyum getirnya teringat kala Aruna pernah menangis hebat sewaktu tangan Ryuga terluka akib

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pesona Presdir Posesif   Kepergok Part XXx

    Cukup lama Aruna terdiam, menimbang segala konsekuensi jika dirinya mengiakan ajakan permintaan Dirga untuk bertemu. Pertama, pasti Ryuga tidak mengizinkan. Kedua, jika permintaan Dirga tidak dituruti apakah pemuda itu akan terus meminta bantuan pada Claudia?Bukan apa-apa, Aruna tidak ingin Claudia kerepotan. Aruna tidak ingin membebani wanita itu.“Kamu masih dalam sambungan telepon ‘kan, Aruna?” Suara berat Dirga di seberang sana bertanya. Dari ucapannya, Dirga tampak sangat berharap bahkan terdengar putus asa.Aruna menghela napas. “Beritahu aku jam dan lokasinya.” Itu artinya gadis itu menyetujui. Cepat-cepat Aruna menambahkan, “Sudah, ya, Dirga? Bye!” ucapnya benar-benar ketus. Tampak mirip dengan Ryuga.Dia tidak membiarkan kesempatan Dirga untuk merespons. Aruna cukup kagum dengan perubahan yang terjadi padanya. Memang tidak semua perubahan itu baik, tapi Aruna rasa dalam hal ini dia harus cukup tegas pada Dirga.Usai mematikan sambungan telepon Dirga, Aruna kembali meletakkan

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat.“Mommy!”Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia.‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang.Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik.“Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aruna.“

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status