All Chapters of Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku: Chapter 31 - Chapter 40

54 Chapters

Bab 31 - Kamu Marta, Bukan Riska!

Aldi langsung pamit pada Marta untuk ke kamar. Manik matanya fokus melihat gawainya, dengan senyuman kecil yang terbit di bibirnya. Marta tahu Aldi sedang berkomunikasi dengan siapa. Tentu saja dengan Riska, siapa lagi kalau tidak dengan Riska? Hanya Riska yang membuat Aldi tersenyum dan berlama-lama dengan gawainya.“Silakan kabari perempuan itu, Mas! Malam ini kau milikku, Mas!” batin Marta tersenyum puas.Marta langsung membereskan meja makan, ia sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Aldi sekarang. Setelah selesai membereskan meja makan, Marta langsung membersihkan diri, bersiap untuk menghabiskan malam panjang dengan Aldi. Inti tubuhnya sudah berkedut hebat karena sudah berbulan-bulan tidak mendapat sentuhan dari Aldi. Malam ini Marta yakin kalau Aldi akan menyentuh dirinya, mengajaknya terbang ke atas awan, menuju puncak kenikmatan yang sudah lama Marta rindukan.“Maafkan aku, Mas. Aku sudah mencoba dengan cara lembut untuk merayumu, supaya kamu menyentuhku, tapi tetap saja di
Read more

Bab 32 - Kamu Licik Marta!

Tubuh Riska merosot ke bawah, tulang di kakinya terasa hilang seketika saat mendengar semua itu. Mendengar suara yang mengganggu telinganya, meskipun sudah tak didengarkan lagi oleh Riska. Air matanya deras mengalir, dadanya terasa sesak.“Tidak, kamu jangan seperti ini Riska! Ingat posisi kamu di sini sebagai apa. Itu hak mereka! Bukankah kamu selalu membujuk Mas Aldi supaya mau menyentuh Mbak Marta kembali? Kamu harusnya bersyukur mereka seperti itu,” ucap Riska menenangkan dirinya sendiri. “Mungkin saja sebetulnya Mas Aldi dan Mbak Marta selama ini baik-baik saja? Namun, di hadapanku Mas Aldi selalu bilang ingin berpisah dengan Mbak Marta?”Pikiran Riska menilai Aldi yang seperti itu. Air matanya lagi-lagi jatuh tak bisa dicegah. Ternyata ungkapan cinta dan sayang dari Aldi itu tidak tulus padanya, itu semua karena Aldi butuh pelampiasan saat tidak bersama Marta.**Di bawah kuasa tubuh Aldi, Marta terus mendesah. Menikmati bagaimana kuatnya bibir Aldi menyesap kedua melon importny
Read more

Bab 33 - Cemburu

“Bukan urusanku? Mas, mandilah dulu sebelum pergi!” pekik Marta.Aldi menatap Marta dengan tatapan tajam, dan tersenyum dengan raut wajah penuh kebencian pada Marta. “Kamu perempuan egois, Marta! Kamu hanya memikirkan hak dan kebahagiaanmu saja! Tapi, sedikit pun kamu tidak pernah memikirkan kebahagiaan dan hak ku sebagai suamimu!” geram Aldi.Aldi langsung mengambil ponsel dan kunci mobinya, lalu bergegas keluar dari kamarnya. Pintu kamar dibantingnya dengan begitu keras oleh Aldi. Ia benar-benar murka dengan perbuatan Marta yang sudah menjebaknya semalam.Aldi langsung mengemudikan mobilnya untuk pergi ke rumah Riska. Ia kesiangan pagi ini, bukan kesiangan lagi, ini sudah hampir jam istirahat ngantor. Padahal hari ini ada pertemuan dengan beberapa relasi bisnisnya, ia juga sudah berjanji pada Riska akan pulang pagi-pagi setelah salat subuh, kenyataannya ia terperangkap oleh kelicikan Marta semalam.“Arrghhhtt!!! Marta sialan! Kau benar-benar membuatku murka!” umpat Aldi dengan pen
Read more

Bab 34 - Ngidam

“Egois!” desis Riska lirih. “Kamu tadi bilang apa? Aku egois?” tanya Aldi nyalang. “Iyalah egois, Mas dengan Mbak Marta begituan sampai aku dengar betapa mas menikmati setiap permaianan Mas dengan Mbak Marta aku juga biasa saja? Mas yang lihat aku sama Pak Hasan nunggu Mas malah Mas cemburu? Aneh, kan? Egois juga, kan?” ujar Marta. “Yakin kamu biasa saja, hmmm?” ucap Aldi mendekati Riska lalu memeluknya dari belakang. Riska mencoba meredakan rasa cemburunya, karena itu salah menurut Riska kalau dia sampai cemburu pada Aldi dan Marta. Toh mereka suami istri, sebelum dirinya masuk di kehidupan Marta dan Aldi juga mereka sudah lama bersama. Jadi, tidak ada gunanya jika dia egois dengan rasa cemburunya itu. Riska membalikkan tubuhnya, ia tatap wajah Aldi yang masih kusut. Ia tahu, Aldi pasti frustasi dengan keadaan yang sedang menimpanya semalam. Apalagi dia memang sama sekali tidak ingin menyentuh Marta, dan semalam Marta malah menjebaknya dengan menaruh obat di minuman Aldi. Riska m
Read more

Bab 35 - Nama Yang Sama

“Positif? Aku hamil, Dok?” “Iya, selamat Bu Marta, anda hamil,” jawab seorang dokter perempuan yang menangani Marta. Dengan mata berkaca-kaca dan tidak percaya kalau dirinya hamil, Marta melihat benda pipih itu yang menunjukkan dua garis. Lalu Marta langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter meminta Marta berbaring di atas bed pemeriksaan untuk melakukan USG. “Ini gak bohong, Dok?” tanya Marta. “Tidak ibu, ibu benar hamil,” jawab Dokter Zika. “Lihat ini ada denyut jantungnya, bayinya sangat sehat, Bu. Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke enam, Bu.” Dengan perasaan yang campur aduk Marta menangis. Ia ternyata hamil, setelah dua bulan lalu ia melakukan hubungan dengan Aldi untuk terakhir kalinya, karena Aldi benar-benar menjauhi Marta setelah malam itu. “Ini resep vitaminnya, Bu,” ucap Dokter Zika. “Terima kasih, Dok,” ucap Marta. “Ini buku kesehatan ibu dan anaknya, dibawa kalau periksa ya, Bu? Nama suami ibu siapa? Biar saya tulis di sini,” ucap Dokter Zika. “
Read more

Bab 36 - Aku Hamil

“Apa ini, Mas?” tanya Marta.“Buka saja.” Jawabnya singkat dan ketus.Marta langsung membukannya, meskipun dia sudah tahu apa isinya. Pasti itu adalah surat gugatan dari Aldi, untuk menceraikan Marta.“Mas ini kamu yakin mau menceraikan aku?” tanya Marta dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.“Ya, apa kurang jelas? Atau kamu tidak bisa membacanya?” jawab Aldi.“Gak! Kamu gak boleh menceraikan aku, Mas! Aku gak mau cerai dari kamu!” pekik Marta dengan begitu keras.“Aku akan tetap menceraikanmu, Marta! Aku sudah bilang aku akan menceraikanmu, ini konsekuensi yang harus kamu terima, Ta! Kamu sudah membuatku jatuh cinta dengan Riska, aku tidak bisa memiliki dua istri, aku tidak sanggup untuk adil!” ucap Aldi dengan terang-terangan.“Aku mohon jangan ceraikan aku, Mas. Aku masih sangat mencintaimu,” ucap Marta.“Mencintaiku? Kamu bilang mencintaiku? Kalau kamu mencintaiku, kamu akan menghargai aku sebagai suamimu, Ta! Kamu juga tidak akan dengan mudahnya memberikan aku pada perempua
Read more

Bab 37 - Pingsan

Marta masih terduduk lesu di depan Aldi. Air matanya masih luruh di pipinya. Rasanya untuk pergi dari depan Aldi begitu berat. Kaki untuk berpijak seketika terasa tanpa tulang. Melihat dua buku nikah milik Aldi dan Riska membuat dirinya hanya bisa menangis, meratapi kebodohannya sendiri, karena sudah membawa Riska dalam hidupnya untuk menjadi istri kedua Aldi.Ternyata perjanjian dibuat untuk dilanggar mereka. Bukan Riska yang melanggar, malah justru Aldi yang melanggarnya, karena Aldi yang mulai jatuh cinta lebih dulu pada Riska. Sedangkan Riska, ia masih menghormati dan menghargai perjanjian yang ia buat dengan Marta, karena adanya perjanjian, kedua adiknya bisa sekolah di sekolahan yang mereka impikan, hidupnya juga terjamin, Riska juga bisa membelikan rumah kecil yang layak untuk mereka tinggali.“Pulanglah! Aku masih banyak pekerjaan!” perintah Aldi pada Marta.Marta merasa dirinya benar-benar sudah tidak dibutuhkan lagi. Aldi juga seperti mengusir Marta saat ini, seperti sudah t
Read more

Bab 38 - Kekhawatiran Aldi

“Mbak Marta Hamil?” gumam Riska setelah selesai menerima telefon dari Aldi.Tidak tahu kenapa ia berpikir serius soal kehamilan Marta. Apalagi dirinya juga sedang hamil. Ada rasa takut semua akan selesai, sebelum Riska melahirkan anaknya, ada juga rasa takut dirinya akan berpisah dengan Aldi, karena Marta sudah hamil.“Enggak! Aku gak seharusnya memikirkan hal seperti itu. Memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Aku harusnya tidak sepanik ini pikirannya, aku harusnya senang mendapat kabar Mbak Marta hamil, karena dengan begitu Mas Aldi tidak menceraikan Mbak Marta, dan aku tidak akan dianggap sebagai perebut suami orang, meski kedatanganku di tengah-tengah Mbak Marta dan Mas Aldi adalah keinginan Mbak Marta!”Riska masih bergelut dengan perasaannya sendiri. Ia yakin kali ini Aldi akan lebih sering bersama Marta, apalagi Riska tahu, Marta bisa melakukan hal yang dirinya mau.Ting!Notifikasi pesan masuk ke ponsel Riska. Ia melihat siapa yang mengirimkan pesan. Aldi yang mengirimkan pesa
Read more

Bab 39 - Perdebatan

“Kenapa? Kaget melihat aku di sini, Mas?” tanya Marta.“Ngapain kamu di sini?” Aldi bertanya dengan nada ketus.“Pengin lihat rumah kalian saja, gak boleh? Mau sampai kapan sih mas kamu menutupi semua? Toh Riska ada di sini juga karena aku?” ucap Marta.“Tapi gak gini caranya, Ta! Apa kamu mau mengusik kehidupanku dengan Riska? Atau kamu mau mencelakai Riska! Cukup aku tertipu kelicikanmu malam itu, Ta!” pekik Aldi nyalang.“Kamu kok negatif sekali ya mas berpikirnya? Apa tidak bisa kamu berpikir baik tentang aku?” ucap Marta dengan tatapan penuh kekecewaan.Maksud kedatangan Marta ke rumah Adik Madunya padahal ingin tahu bagaimana kehidupan Aldi dan Riska, kenapa sampai hati Aldi berpaling darinya. Mungkin dengan Marta baik dan berdamai dengan keadaan akan membuat Aldi memaafkan kesalahannya, dan tidak akan menceraikannya, meskipun Marta harus hidup dengan keadaan berpoligami.“Karena kamu licik, Ta! Kamu egois, mau menang sendiri, mau semua itu ngertiin kamu! Salah jika aku berpikir
Read more

Bab 40 - Ancaman Riska

Marta menemui tamu yang datang ke rumahnya, seorang perempuan yang dulu pernah ia bawa untuk menjadi madunya, kini tengah berada di ruang tamu yang begitu luas, menunggu Marta menemuinya.Riska sengaja datang ke rumah Marta tanpa sepengetahuan Aldi. Ia tidak ingin Marta salah paham, jelas Marta mengira dirinya dan Aldi saling mencintai. Memang kenyataannya, tapi Riska hanya bisa menahan rasa cintanya di dalam hati. Ia tak ingin mengungkapkannya, karena itu akan menyakiti Marta. Riska pun tidak ingin membuat cacat isi perjanjiannya dengan Marta. Biar saja Aldi yang terus mengungkapkan cintanya pada Riska, yang penting dirinya tidak, karena untuk menjaga perasaan Marta.“Ngapain kamu ke sini, Ris?” tanya Marta dengan tatapan sinis.“Aku ingin bicara dengan Mbak. Aku ingin semuanya baik-baik saja, termasuk hubungan Mbak dengan Mas Aldi,” jelas Riska.“Gak usah sok jadi pahlawan kamu, Ris! Puas kamu sudah mengambil hati suamiku? Puas sudah merebut cinta dan raganya dariku? Kamu sudah meng
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status