Home / Romansa / Suami Dalam Kontrak Pernikahan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Suami Dalam Kontrak Pernikahan: Chapter 31 - Chapter 40

49 Chapters

BAB 31

Suara tawa kecil bersahutan terdengar di salah satu sudut rumah. Dua orang hawa berbeda generasi terlihat tengah bercakap ringan sembari berkutat dengan sesuatu. Pagi-pagi Maya sudah bangun dan turun dalam keadaan sudah segar. Dia langsung pergi menuju dapur dan kebetulan di sana ia melihat Dewi. Dewi terkejut melihat dirinya dan bertanya apakah dirinya menginginkan sesuatu. Maya berencana ingin membuat sesuatu untuk keluarga Zayyan. Hitung-hitung sebagai tebusan rasa bersalahnya kemarin.Mendengar perkataan Maya yang ingin memasak membuat Dewi tersenyum senang. Ia pun langsung mempersilakan Maya untuk melakukan yang diinginkannya. Maya mengenakan apron dan mengikat tinggi rambutnya. Dua orang wanita tersebut sibuk dengan kegiatannya dan sembari sesekali bertukar kata. Tak lama harum masakan menguar memenuhi ruangan. Seseorang berdiri di sana memandangi pemandangan dua wanita dengan tatapan hangat.Maya berbalik ingin mengambil piring sedikit terkejut melihat Zayyan yang berdiri menat
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

BAB 32

Kegiatan kuliah Maya kembali seperti sebelumnya. Maya dan Dita yang sudah menyelesaikan masa magang kini mulai disibukan dengan laporan. Belum lagi mulai minggu lalu ujian tengah semester sedang berlangsung. Jadi sudah dari selama minggu ini dan kemarin mereka berdua sudah cukup sibuk dengan kegiatan perkuliahan mereka. Beruntungnya waktu ujian tengah semester bertepatan dengan minggu terakhir mereka masa magang. Setidaknya fisik dan pikiran mereka tidak bekerja terlalu berat.Saat ini mereka baru saja selesai jadwal terakhir ujian hari ini. Keduanya berencana menyicil laporan di rumah Maya. Tak terasa ketika matahari masih di puncak sekarang mulai bergerak untuk terbenam. Maya dan Dita menggerakkan badan yang terasa kaku karena duduk selama hampir empat jam. Ratih datang membawakan camilan untuk mereka berdua."Udahan dulu ngerjainnya, ini dimakan dulu. Dita pulang abis makan malam aja ya, nak."Dita menganggukan kepala dan mengucapkan terimakasih pada ibu Maya. Setelah itu Ratih kem
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

BAB 33

"Ian yang keliatannya gitu sampai sekarang belom pernah punya hubungan sama cewek sekali pun."Celetukan Zayyan membuat orang di sana terkejut tak percaya. Bahkan Bima yang daritadi diam jadi tertarik mendengar obrolan tersebut. Maya, Dita hingga Ratih pun menoleh menatap ke arah Ian dengan pandangan tak percaya. Sementara itu Ian yang mednengar celetukan asal dari Zayyan jadi tak terima."Ngarang! Kata siapa belum pernah pacaran?! Banyak tau cewek berjajar ngantri pengen jadi pacarku!" protes Ian dengan wajah kesal. Zayyan ini lupa atau bagaimana padahal diirinya sering bercerita pada sahabatnya itu. Betapa lelah dirinya bertemu wanita berbeda tiap harinya.Zayyan tersenyum sinis. "Maksudnya temen main kan? Bukannya lo sendiri bilang kalo mereka cuma temen main."Maya menggelengkan kepala dengan wajah jijik. "Ckckck ... Mas Ian ternyata playboy ya. Kasian banget mereka cuma dianggap temen.""Eh itu, bukan, maksudnya." Ian terbata-bata mencari penjelasan. Dia ingin mengelak, tetapi ti
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

BAB 34

Maya duduk manis menatap ke arah seorang laki-laki yang sedang menulis itu. Sudah hampir sepuluh menit dia diam tanpa bergerak. Kedua matanya yang bulat terpaku pada sosok laki-laki tersebut. Usai pulang sekolah seperti biasa Maya langsung mampir ke rumah Ian. Disambut oleh ibunya Ian, dia diantar menuju ruang keluarga. Di sana ia tidak menemukan Ian melainkan laki-laki asing. Mungkin dia adalah temannya Ian."Maya udah makan siang?" tanya ibu Ian yang dijawab dengan anggukan kepala. Setelah itu beliau menyuruh Maya menunggu duduk di sini dan diberi tahu jika Ian sedang pergi ke kamar mandi. Ibu Ian pergi sebentar dan kembali membawa gelas minuman dan tambahan camilan untuknya. Hingga ibunya Ian kembali pergi, laki-laki tersebut tak menoleh sekalipun. Dia tampak fokus dengan buku di depannya. Hal itu membuat Maya tetap diam tak mengeluarkan suara apapun. Dia merasa sungkan dan takut kalau mengganggu.Setelah sepuluh lewat datanglah Ian yang sedang mengelus perutnya. Wajahnya tampak ta
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

BAB 35

Satu minggu setelah semester baru dimulai merupakan hari ulang tahun Maya. Yang biasanya dia akan merayakannya bersama kedua orangtua dan Dita, kini bertambah beberapa orang yang ikut merayakannya. Kedua orangtua Zayyan termasuk Zayn akan datang untuk meramaikan acara hari istimiwanya tersebut. Untuk hal itu Zayyan menyewa sebuah vila selama dua hari satu malam. Rencananya mereka akan mengadakan pesta barbeku kemudian dilanjut tiup lilin dan selanjutnya kegiatan bebas yang penting semua orang bersenang-senang. Kemungkinan sih para orangtua memilih beristirahat sisanya yang merasa masih muda akan begadang entah melakukan apa.Hari keempat pada minggu awal perkuliahan ini Maya, Dita dan teman satu kelasnya mendapatkan tugas dari dosen pengampu untuk menyiapkan sedikitnya dua judul tulisan beserta latar belakang kasar. Pada mata kuliah ini yang biasa disebut kolokium atau untuk umumnya disebut seminar proposal para mahasiswa harus sudah mulai menyiapkan bahan untuk tugas akhir pada semes
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

BAB 36

Ian tertawa keras mendengar gombalan garing dari sahabatnya itu. Ia bahkan sampe jatuh berlutut dan memegangi perutnya. Suara tawanya sangat keras membuat Zayyan ingin mencekiknya. Tak hanya ingin mencekik Ian, dia juga ingin mencekik dirinya sendiri. Entah apa yang sedang dipikirannya hingga dia melontarkan perkataan yang tidak seperti dirinya. Dia bisa menahan mau saat mendengar teriakan Maya, tetapi siapa yang tahu jika saat itu Ian sudah memasuki apartemennya dan melihat dirinya mengucapkan hal konyol seperti itu. Ingin rasanya Zayyan mengubur dirinya sendiri."Titip hati, sayang dan cinta Mas." Ian kembali mengulangi perkataan Zayyan masih dengan tawanya. Bahkan saking kerasnya ia tertawa dadanya mulai sesak kekurangan oksigen.Ian langsung terjatuh saat sebuah bantal terlempar mengenai dirinya. Ia bahkan sudah dalam posisi rebahan dan tidak bisa bangun karena lemas tertawa. Zayyan mencibirnya dan langsung meninggalkan Ian pergi ke kamar untuk memeriksa bawaannya sekaligus menyem
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

BAB 37

Bau daging terpanggang tercium membuat perut bergemuruh meronta meminta diisi. Tak terkecuali Maya yang berdiri di sebelah Zayyan yang sedang memanggang daging. Tatapan matanya tampak bernafsu pada daging yang terpanggang itu. Bahkan jika ia tak disadarkan oleh Zayyan bisa jadi mulutnya akan berair hingga tak terkendali.Zayyan tertawa geli melihat tatapan lapar dari gadis di sampingnya. Ia bahkan berdiri sangat dekat dengannya hanya untuk menunggu daging matang. Zayyan mengambil seiris daging yang tampak sudah matang dan memindahkannya ke piring kecil. Ia memotongnya lebih kecil dan menyodorkannya pada Maya."Coba dagingnya, udah enak belum?" Zayyan menggunakan tangannya yang bersih dan menyuapkannya pada Maya. Gadis itu membuka mulutnya dengan mata berbinar. Saking semangatnya jari Zayyan bahkan menyentuh bibirnya, tetapi ia mengabaikannya."Enak, Mas Yan! Bumbunya pas banget!" puji Maya dengan kedua jempol terulur padanya. Zayyan tersenyum bangga melihat ekspresi wajah Maya yan tam
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

BAB 38

Pukul sembilan malam, para orangtua memilih undur diri dan memasuki kamar untuk beristirahat. Menyisakan yang muda, mereka berlima bekerja sama membersihkan alat makan dan membereskan semuanya. Setelahnya mereka menuju gazebo yang berada di dekat pintu teras. Tempatnya cukup luas bisa menampung sepuluh orang. Ian membawa sesuatu di tangannya. Itu adalah dus berisi mainan yang dibelinya minggu lalu. Setelah permainan uno kemarin Ian jadi tertarik menjajal permainan lain. Kali ini ia membeli permainan bernama jenga.Permainan ini cukup mudah. Ada lima puluh empat balok yang akan disusun menjadi menara. Permainan dimulai dengan salah satu pemain bergantian mengambil satu buah balok lalu meletakkan dan menyusunnya ke tempat teratas. Balok yang diambil tidak boleh dari tiga susun balok teratas. Ketika ada pemain yang bermain dan balok terjatuh, maka mereka dianggap kalah. Ian mengusulkan yang kalah meminum satu gelas ukuran sedang soda yang masih tersisa dari makan malam tadi. Bahkan masih
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

BAB 39

Maya terbangun ketika mendengar suara ketukan. Malam telah berganti menjadi pagi. Suara ketukan terdengar kembali kini diiringi dengan panggilan seseorang. Dari suaranya sepertinya itu maminya. Maya segera bangun dengan sisa kantuknya dan membuka pintu."Duh anak gadis jam segini baru bangun. Tidur jam berapa semalem?" Setelah membangunkan anaknya, Ratih segera menyuruh Maya mandi dan turun untuk sarapan. Pukul dua belas siang nanti mereka harus sudah check out. Saat ini jam menunjukkan pukul tujuh pagi.Setelah maminya pergi, Maya langsung mengambil peralatan mandi dan masuk ke kamar mandi. Fasilitas kamar mandi sangat bagus. Ada bath tub dan shower room yang terpisah. Sayang sekali dia tidak bisa mencoba berendam karena waktu. Ia takut kalau terlalu lama maminya akan kembali dan meneriakinya.Maya mengenakan dress selutut berwarna cream dengan pola bunga kecil yang tersebar. Model kemben dengan tali spageti yang ia rangkap dengan outer rajutan berwarna merah muda. Rambutnya ia biark
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

BAB 40

"Kok Mas nggak ngasih tahu?" tanya Maya dengan wajah kesal.Zayyan mengerut kening tampak bingung dengan respon Maya. "Kamu marah?" tanyanya hati-hati.Melihat wajah Zayyan yang terlihat takut itu membuat Maya jadi ingin tertawa. "Iya, aku marah sama Mas. Kesel!" jawabnya dengan terkekeh yang membuat laki-laki di hadapannya memandangnya bingung."Kamu sampe ketawa gitu brarti marah banget ya? Maaf, Mas nggak tau apa yang bikin kamu marah, tapi katanya kalo cewek marah mending langsung minta maaf."Penjelasan Zayyan membuat tawa Maya semakin kencang. Melihat laki-laki itu hanya diam dengan tatapan rasa bersalah, menguaplah rasa kesal dalam hatinya. Sejujurnya dia marah bukan karena perihal acara tunangan yang ingin diadakan. Dirinya marah mengapa baru diberitahu sekarang. Rasanya mendadak dan dia juga merasa kecewa karena bagaimanapun dia juga salah satu pemeran utama dalam acara ini. Jadi seharusnya dia tahu dari awal perencanaan ini. Kalau begini rasanya dia seperti tidak dihargai. M
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status