All Chapters of Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar: Chapter 61 - Chapter 70

144 Chapters

Bab 61 : Kau Tidak Tahu Semua Tentangku, Adrian!

Pupil mata Adrian membulat sempurna. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini.Adrian merasa kecolongan dan Joseph pasti sudah salah perkiraan. Seseorang yang berada di depannya saat ini melemparkan senyuman lebar padanya. "Pa-paman Sandy?!" ucapnya terbata karena tidak percaya. Ya, pria paruh baya yang berdiri di hadapan mereka adalah paman Adrian. Sandy Jatmiko, pria empat puluh delapan tahun itu adalah adik dari papanya Adrian. Dialah yang mengurus Adrian dari kecil sejak kematian kedua orangtuanya. Sandy pun tersenyum lebar dan merentangkan tangannya menyambut Adrian. "Adrian! Keponakanku satu-satunya! Akhirnya kamu pulang juga ke rumah ini!" ujarnya dengan suara serak berat yang khas. Adrian pun tersenyum lalu menghampiri pamannya itu dan memeluknya dengan erat. "Paman! Aku kangen sekali!" ucap Adrian senang. Sandy pun menepuk punggung Adrian dengan sayang seperti ana
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 62 : Merubah Rencana Hari ini

Kening Adrian berkerut dengan kedua alis menyatu mendengar penuturan pamannya. Begitu juga dengan Joseph yang langsung membulatkan matanya. 'Apa maksudnya bicara seperti itu? Apa selama ini dia mengikuti Tuan Adrian?!' kepalanya langsung berpikir keras. "Maaf, maksud Paman?" tanya Adrian pura-pura tidak mengerti. Adrian juga memikirkan hal yang sama seperti Joseph, karena kalau dugaannya benar, maka dia akan kesulitan untuk mencari alasan dan mengarang cerita selama dia pergi. Apalagi tentang kehidupannya selama menjadi menantu di rumah keluarga Clara. Dan tentu Adrian heran kenapa pamannya tidak memintanya pulang kalau dia mengetahui keberadaannya. Tapi kalau tidak, berarti pamannya memang tidak tahu sama sekali tentang kehidupannya selama ini. Sandy pun tersenyum lebar lalu meletakkan rokoknya di pinggir mangkok kaca yang ada di meja. "Aku hanya bercanda, Adrian. Dari
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 63 : Hari Spesial Untukmu

Clara pun tersenyum ramah. "Salam kenal kembali!"Dia kembali salah kaprah, Clara pikir Adrian akan mengambil mobil dan menyetir sendiri, tapi lagi-lagi dia telah keliru. Baginya Adrian memang penuh kejutan. "Sebentar, Tuan. Mobilnya saya keluarkan dulu!" ucapnya lalu berjalan menuju tempat garasi yang ada di sebelah kiri. Setelah pintu dibuka Clara dapat melihat jejeran mobil mahal dan mewah. Semuanya keluaran edisi khusus. Dan ada beberapa pilihan jenis mobil yang berbeda dan warna yang berbeda pula. Clara kembali melongo melihat koleksi yang dimiliki oleh Adrian. Pantas saja saat dulu Adrian bekerja di showroom mobil, dia bisa menjual beberapa unit sekaligus dalam satu hari. Sekarang Clara paham dan yakin kalau suaminya ini bukanlah orang sembarangan. Apa yang dimiliki oleh papanya bahkan pamannya sendiri yang terkenal kaya raya, bukanlah tandingan bagi Adrian. "Ayo, Clara!" ajak Adrian sambil men
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 64 : Tuan Nata! Dia Sudah Kembali!

Sandy pun mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia hampir saja gegabah dan salah dalam bertindak. Kali ini dia akan lebih hati-hati lagi. Tadi saat melihat Adrian bukanlah pria muda yang dulu terakhir kali ditemuinya. Keponakannya itu telah banyak berubah. Semua karena Adrian sudah ditempa di tempat yang berbeda dari asalnya dan hidup dalam perjuangan, itu sebabnya dia terlihat jauh lebih dewasa, kuat dan berpikiran luas. Sandy sangat tidak menyangka dengan perubahan itu. "Sepertinya aku harus mengatur ulang rencanaku!" gumamnya memutuskan dengan menganggukkan kepala yakin. Dia tidak bisa menganggap remeh Adrian lagi. Sekarang pria paruh baya itu harus menyusun rencana dengan matang. Sorenya di Rumah Adrian…Setelah seharian berkeliling jalan-jalan dan belanja menghabiskan banyak uang, mereka pun tiba juga di rumah. Clara pun langsung terduduk di sofa. Dia benar-benar merasa lelah.
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 65 : Akulah Pemimpin Perusahaan Ini!

Adrian pun berjalan dengan gagahnya di ikuti oleh Joseph di belakang. Semua karyawan yang berpapasan dengannya pun menundukkan kepala memberi hormat. "Selamat pagi, Tuan!""Selamat datang kembali, Tuan Nata!"Mereka sangat antusias menyambut kedatangan Adrian kembali ke perusahaan. Pagi ini melihat Adrian yang tiba tanpa kekurangan suatu apapun, benar-benar suatu kejutan untuk mereka. Banyak gosip yang beredar tentang Adrian selama dia menghilang. Ada yang bilang kalau Adrian sudah meninggal karena dibunuh, ada juga Adrian sedang melarikan diri karena suatu hal yang tidak jelas dan banyak pendapat lainnya. Sesuai dengan keinginan mereka yang menilai. Tapi tidak ada yang tahu pasti rumor itu benar atau tidak, karena Joseph tetap pergi ke kantor dan terlihat biasa saja. Jadi, mereka pikir semua gosip buruk itu tidak benar. Atau karena Joseph terlalu setia dengan perusahaan ini. Iya, Joseph tet
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 66 : Kenapa Tidak Ada Pesta Pernikahan?

Gadis itu langsung berjalan cepat menghampiri Clara. Dia memiliki kulit putih dan berambut sedikit pirang bagian bawahnya. Dress ketat sepaha berwarna navy itu semakin menunjang penampilannya yang terkesan glamour dan seksi. Clara meletakkan selang air itu dan mematikannya. Dia pun mencoba memberikan senyuman terbaiknya pada tamu yang datang. Meskipun dia belum tahu, siapa sebenarnya gadis ini. "Halo! Apa Kakak istri Kak Adrian?" tanya gadis itu lagi saat sudah dekat dengan Clara. Clara pun menganggukkan kepalanya. "Iya, benar sekali! Perkenalkan namaku, Clara!" ujarnya sambil mengulurkan tangan. Gadis itu pun menyambut uluran tangan Clara dengan antusias. "Aku Kinan Anindya! Panggil saja Kinan! Aku adik sepupu, Kak Adrian!" ucapnya tersenyum lebar menampakkan jejeran giginya yang putih. 'Dia gadis yang ceria!' batin Clara kagum. "Oh, jadi kamu anak Paman Sandy? Selamat datang! Ayo, masuk!
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 67 : Setuju Dengan Rencana Ini

Clara pun mengangguk cepat. "Iya, Adrian! Aku ingin bicara padamu sekarang juga! Ini penting!" ucapnya dengan wajah serius. Dia bahkan tidak peduli dengan kejutan apa yang dibawa suaminya itu. Pikirannya sudah benar-benar tertuju pada satu titik saja. "Ada apa, Clara? Kenapa kamu terlihat tegang begitu?!" tanya Adrian khawatir dengan kening berkerut heran. "Aku ingin bicara berdua saja, bisa kan?" tanya Clara sekali lagi. Adrian pun menoleh ke arah Joseph dan memberi tanda dengan anggukan kepala. Joseph pun paham dan segera pergi untuk masuk ke dalam kamarnya. "Ayo, Clara! Kita bicara di kamar saja!" ajaknya dengan memasang senyuman manis. Clara pun mengangguk setuju. Setelah di dalam kamar dan Clara pun membawa Adrian untuk duduk di sofa panjang berwarna abu tua. Adrian pun langsung memberikan buket kecil bunga mawar putih yang dari tadi dia sembunyikan. "Surprise! Aku tadi mampir sebentar dan membelikan ini untukmu!" ucap Adrian bersemangat. Clara pun menerimanya dengan
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 68 : Kembali Masuk Perangkap!

Kening Joseph langsung berkerut karena heran mendengar itu. 'Hal penting apa yang mau mereka bicarakan?!' hatinya terus bertanya. Joseph yang sedang bekerja jadi tidak fokus. Dia pun memilih mendengarkan pembicaraan Adrian. Sangat tidak sopan memang, tapi dia sangat ingin tahu. Dia sangat penasaran kenapa Tuannya itu menelpon Sandy. Adrian pun terlihat sangat serius bicara dengan pamannya itu. ["Soal apa, Adrian? Apa ini ada hubungannya dengan istrimu?" tebaknya dengan menyunggingkan senyuman di sudut bibirnya.]"Iya, Paman! Tentu saja ini tentang aku dan juga Clara!" ujarnya dengan tersenyum tipis. Mereka berdua memang sangat cocok disebut paman dan keponakan.Penuh dengan kesan misterius saat bicara. "Apa Paman yang meminta Kinan kemari? Tidak biasanya gadis itu mau datang ke rumah ini kalau bukan karena Paman yang menyuruhnya!" ujar Adrian langsung. Dia tahu pasti pamannya yang sudah memberitahu putrinya itu soal kepulangannya. Dan tentang Clara juga tentunya. Sandy pun t
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 69 : Mulai Mengganggu Pikiranku

Sandy mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia tidak boleh gagal lagi kali ini. Semua hal harus sesuai dengan keinginannya. "Aku harus mengubah rencanaku secepatnya! Dia tidak boleh tahu tentang hal ini!" ucapnya lagi sambil menghabiskan sisa minuman yang ada di gelas. Pria paruh baya itu tidak mau sampai kehilangan kesempatan hanya karena kehabisan akal, dia harus bertindak segera. Besok paginya…Mereka bertiga sarapan bersama lagi. Sepertinya mulai sekarang ini akan menjadi rutinitas mereka setiap harinya. Karena Adrian meminta Joseph untuk tinggal sementara waktu di rumahnya. Dan asistennya itu hanya menurut saja apa yang Tuannya inginkan. Setelah selesai, Clara pun melakukan tugasnya sebagai istri, seperti yang mamanya lakukan setiap harinya, yaitu mengantar suami bekerja. Setelah memastikan dasi yang dipakai Adrian terpasang rapi serta menyerahkan tas kerja Adrian, Clara pun menyalami tangan
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 70 : Apa Kamu Diusir, Adrian?!

Kedua alis Adrian menyatu mendengar penuturan Clara. Dia tidak menyangka kalau kata-kata yang keluar dari mulut istrinya itu sangat membuatnya terkejut. "Kenapa kamu bicara seperti itu, Clara?" tanya Adrian heran. Masalahnya mereka baru saja pindah beberapa hari yang lalu ke rumah ini. Tapi istrinya itu sudah minta untuk pulang kembali ke rumah orang tuanya. Tentunya hal itu membuat Adrian sedikit kecewa. "Aku merasa bosan, Adrian. Aku jenuh seharian hanya berdiam diri di rumah. Aku ingin melakukan pekerjaan apapun di rumah ini sambil membantu Bi Sari tapi mereka tidak mengizinkan. Aku tidak tahu harus melakukan apa, Adrian!" jelasnya dengan mata berkaca-kaca. Mendengar itu hati Adrian sedikit berdenyut. Dia merasa sangat bersalah pada Clara. Adrian terlalu sibuk memikirkan pekerjaan, sehingga dia lupa kalau istrinya di rumah butuh teman dan sedikit kegiatan untuk mengusir rasa jenuh. Dia tahu Clara buka
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status