Home / Pernikahan / Hamil Untuk Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Hamil Untuk Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20

101 Chapters

11. Pukulan Kedua

“Huuu ... cinta satu malam! Cinta satu malam! Cinta satu malam” teriak orang-orang. “Apa kamu bercanda? Kamu tidak sopan, Leri! Padahal kamu memiliki Sarah di sini!” seru Riti kesal. “Jadi, kalau Sarah tidak ada maka kamu mau?” rayu Leri seraya maju satu langkah. “Tidak!” tegas Riti seraya menggoyangkan tangannya dan mundur. “Huuu ....!” “Sok suci! Seperti inilah Riti, teman-teman! Dia merasa yang paling suci!” pekik Leri pada semua orang.“Huuu ...!” Sebagian orang merekam dan berteriak. Setelah itu, biasanya mereka akan menayangkannya di sosial media, hingga menyebar. Lalu, akan membicarakan kejadian yang seru itu selama satu pekan penuh atau sampai mereka bosan. “Leri! Omong kosong apa yang kamu katakan, Leri? Hah!” pekik Riti. Ia kecewa setelah berusaha mempercantik diri dan menghabiskan sisa uangnya di salon, tapi justru direndahkan oleh Leri. Riti ingin sekali menangis, tapi ia bertahan sekuat hati dan mengharapkan Jojo. Pria itu sering membelanya, tapi ia tidak
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

12. Penampilan Yang Berbeda

Riti tercengang saat melihat siapa yang memukul Leri kali ini. Itu adalah Tama yang datang dengan gagahnya. Ia tidak menyadari sejak kapan pria itu di sana untuk membelanya. Padahal pria itu menghilang cukup lama.Tama muncul dengan penampilan segar yang memesona mata wanita. Meskipun Tama bukan tipe laki-laki idaman Riti karena tapi ia sangat terkesan, karena Tama terlihat begitu tampan. Ia mencukur habis semua kumis, cambang dan jenggotnya. Rambutnya juga bergaya ala anak muda. Ia tidak terlihat seperti pria yang hampir berusia 40 tahun. Dahulu, Leri begitu memikat karena tubuh yang atletis, berkulit coklat kemerahan dan tampan. Pria itu sangat menawan. Namun, kini setelah melihat penampakan Tama, seketika bayangan Leri lenyap begitu saja dari hatinya. “Ayo pulang!” kata Tama sambil meraih tangan istrinya yang masih tercengang dan menatap Tama penuh kekaguman. “Jadi, dia simpananmu? Hah?” kata Leri sambil berdiri sempoyongan dan mengusap darah di pipinya. Tangan Tama yang p
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

13. Bekas Luka Di Wajahnya

Riti terbangun saat mobil berhenti, dan langsung melepaskan bantal kecil di lehernya. Ia menebak kalau Tama yang melakukan hal manis itu kepadanya.“Tidur saja kalau masih mengantuk!” kata Tama sambil melepaskan sabuk pengaman. Riti menggelengkan kepalanya dan melepaskan sabuk pengaman juga, dan melihat sekelilingnya.“Siapa yang sakit?” katanya peduli, sambil mengerutkan keningnya, rumah sakit itu pernah ia lihat di internet. “Tidak ada!” jawab Tama sambil melangkahkan kakinya keluar mobil. Riti mengikutinya dengan isi kepala penuh tanya.Mereka memasuki sebuah ruangan yang dijaga oleh dua orang pria, ukurannya juga terbesar di antara ruang lain di lantai paling atas. Ada lift dan lorong khusus untuk keadaan darurat bagi para pasien VIP di lantai itu. Riti tercengang, melihat perlengkapan di dalam kamar perawatan rumah sakit itu, yang mirip hotel bintang lima. Bahkan, ada taman kecil dekat jendela. Ada seorang wanita tua duduk di kursi roda, tengah melihat pemandangan malam
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

14. Hanya Pelampiasan

Setelah Tama pergi, Riti merebahkan diri di tempat yang sama yaitu tadi digunakan oleh Tama. Ada aroma pria itu tertinggal di sana, sambil meraba bibir yang tadi diciumnya.Namun, ia menyangsikan cinta yang terucap dari mulut Tama. Mungkin itu hanya untuk menyenangkan ibunya saja. Meskipun begitu, ia berharap bisa tinggal di sana walau sementara agar tidak bertemu lagi dengan Leri. Akan tetapi, itu sebuah dilema, karena ia masih memikirkan ibunya.Riti tertidur dengan cepat karena mengantuk dan perjalanan yang melelahkan. Ditambah dengan kejadian yang ingin segera ia lupakan.Sementara di balik tirai, Tama mengambil selimut di lemari dan tidur di sofa bed yang dekat dengan tempat tidur ibunya. Beberapa saat setelah Tama memejamkan matanya, seorang perawat masuk dan mendekati wanita tua di kursi roda depan langkah sopan dan perlahan. “Ibu Delizah, apa Anda mau tidur sekarang, aku akan membantu Anda!” kata perawat.“Aku belum mau tidur, tunggu dua jam lagi, aku akan memanggilmu
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

15. Dalam Cinta

Mereka turun ke lantai dasar dengan menggunakan lift seperti kemarin. Tidak ada orang lain yang melewati tempat itu, selain keluarga dari pasien VIP. Sementara sopir sudah siap menunggu dan membukakan pintu mobil untuk mereka. Tama duduk dengan melihat ke jendela. Sementara Riti duduk di sampingnya dengan gelisah, ia tidak percaya diri karena penampilannya. “Apa kita akan pulang? Aku lapar!” kata Riti dengan wajah memelas pada Tama. “Iya! Aku tahu!” kata Tama dengan wajah datarnya. Sebenarnya ia juga lapar, tapi rumah sakit tidak menyediakan makanan untuk dirinya dan tidak ingin makan pula di sana. Ia tidak nyaman sebab aroma rumah sakit itu tidak membuatnya berselera. Melihat sikap Tama, Riti semakin yakin, kalau pria itu hanya bicara cinta di depan ibunya. Tidak mungkin ia bersikap begitu datar pada wanita yang dicintainya. Ia tidak memiliki gairah, setiap kali Riti mengajaknya bercinta. Dalam cinta itu ada hasrat untuk saling memiliki, memuaskan dan membahagiakan, tapi sikap
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

16. Pertama Kali Berkenalan

“Bagaimana makanannya, apa ini enak?” Tama bertanya lagi. Riti tersenyum dan berkata, “Enak! Apa kamu yang memasak sendiri, karena hotel ini milikmu?” Riti hanya menebak.“Ya!”“Oh! Sepertinya aku kalah denganmu!” Tama kecewa dengan jawaban Riti padahal, ia berharap wanita itu memuji usahanya. Namun, ia bisa bersabar dan ahli dalam menguasai ilmu sabarnya. Jadi, ia hanya perlu waktu sedikit lagi. Saat Riti mandi, ia memasuki dapur hotel dan mulai membuat roti panggang dengan isian daging dan sayuran. Semua koki dan chef tidak berani mengusik, mereka tahu jika Tama memasak, itu tandanya ia sedang mengalihkan perasaannya.“Kamu mau tahu kenapa aku memasak untukmu?” Tama bertanya lagi.“Bukan untukku, tapi untuk kita, Iya, kan?” Riti balik bertanya dan Tama mengangguk membenarkannya. “Tapi kamu bisa mengatakan alasannya, eum .... misalnya karena di hotel ini kekurangan pelayan!” Riti berkata lagi, sambil tertawa. Tama diam dan menyandarkan badannya. Ia senang melihat istrin
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

17. Anak Yang Menguntungkan

“Yuna? Kamu di sini juga?” tanya Riti terlihat gugup saat bertemu saudaranya. Yuna tertegun sejenak saat melihat Tama yang menggamit tangan Riti agar lebih dekat. Pria itu posesif dan terlihat berbeda, dan sama sekali tidak menakutkan.“Ya! Aku mau syuting besok di sekitar sini!” katanya.“Kamu meneleponku tadi, ada apa?” Riti kembali bertanya, “Maaf, aku tidak sempat mengangkatnya!” “Ya, aku ingin bertanya soal Ibu! Bagaimana keadaannya? Apa kamu meninggalkannya dan bersenang-senang di sini?” jawab Yuna, dengan ketus. Ucapannya menyudutkan, seolah-olah Riti sangat bersalah.Riti heran, kenapa Yuna begitu perhatian pada ibunya, padahal, selama mereka berpisah, kakaknya itu hampir tidak pernah menanyakan keadaan ibu mereka.“Kemarin Ibu baik-baik saja, tapi hari ini aku belum melihatnya!” kata Riti jujur.Tama menepuk kepala Riti dengan lembut seolah memberi isyarat bahwa, semua dalam kendalinya dan akan baik-baik saja.Yuna cemburu dengan sikap Tama yang begitu lembut pada a
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

18. Antara Kebetulan Atau Keberuntungan

“Ibu benar juga! Siapa tahu semua yang aku lihat itu hanya pura-pura, dia pikir aku iri padanya?” sahut Yuna menanggapi Kiran. Lalu, mereka minum teh dan membicarakan soal film agar bisa melupakan kejadian tentang Riti dan Tama. Sementara itu, di dalam kendaraan, Tama dan rombongannya sudah tiba di perbatasan. Riti melihat teleponnya yang tidak bisa menyala dan menyesalkan keteledorannya.Tama melihat Riti gelisah dan langsung mengambil handphone-nya, melepaskan SIM-card dan memberikannya pada Riti.“Apa kamu mau menelepon seseorang? Pakai saja punyaku!” katanya. Riti menoleh dengan rasa tak percaya karena pria itu memberikan hal yang penting padanya. Sebuah handphone adalah benda penting bagi setiap orang di zaman sekarang. “Aku hanya mau menghubungi Jojo dan memintakan izin, biar manajer tidak marah!” jawab Riti. “Kalau manajer kamu marah, keluar saja, jangan bekerja lagi di sana!” “Mencari pekerjaan lain itu tidak mudah, jangan seenaknya bicara!”Sebenarnya Riti masih
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

19. Kabar Tentang Leri

“Jadi, kamu besok tidak bisa ke sini, karena sudah mulai bekerja?” tanya Mela setelah Riti selesai mengatakan bahwa, dirinya diterima. “Ya! Aku mungkin akan lebih merepotkan kamu, Suster!” kata Riti. “Tidak apa, sudah kubilang, dia seperti ibuku sendiri!” kata Mela sambil tersenyum manis. Ia punya rahasia soal menjaga pasien yang bernama Tina. Beberapa hari yang lalu, ada seorang pria paruh baya mendatanginya dan menanyakan informasi tentang penyakit Tina. Ia pun menyampaikan dengan jujur apa adanya. Wanita itu memiliki kesempatan hidup yang tidak lama lagi, ia menderita kanker darah stadium tiga. Lalu, pria itu memberinya sejumlah uang untuk menjaga Tina dengan lebih baik, jika Riti tidak ada. Bisa dikatakan jika Mela akan menjadi suster pribadi bagi ibunya. Namun, semua hal ini harus mereka rahasiakan, dengan alasan Riti akan menolak kebaikannya. Mela tidak tahu siapa pria itu dan ia menebak bahwa, kemungkinan dia adalah suami yang sudah menceraikan Tina. Jadi, wajar kalau Riti
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

20. Direndahkan

Riti sangat kecewa malam itu, ia sudah menghabiskan uang, tapi sikap Leri begitu menyakitkan. Ia tidak menghargai kado darinya, tapi justru meminta tubuhnya sebagai hadiah, teman macam apa itu.“Aku mau membantu Sarah dan mencarimu di rumah kakek, juga rumah sakit, tapi kamu tidak ada, sebenarnya kamu ke mana? Apa Tuan Tama bersamamu?” “Ya! Aku pergi dengan Tama! Dari mana kamu tahu soal aku dan Tama?” tanya Riti heran. Jojo tiba-tiba menjadi gugup, tidak tahu bagaimana memulai cerita, bahwa, ia pernah ditangkap hingga ia bisa tahu tentang pernikahan Riti dan Tama. Hal yang penting dari kejadian itu adalah ia tidak boleh menyakiti wanita itu. “Aku dengar dari teman-teman ... dia datang untuk membelamu!” katanya tenang, sebenarnya ia menyesal tidak datang dan menonton pertunjukan. Rasanya puas sekali bisa melihat Leri dipukuli.“Apalagi yang mereka katakan?” tanya Riti penasaran, ia tidak bisa melihat bagaimana berita itu tersebar karena tidak punya handphone.“Kata mereka kam
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status