Home / CEO / Kekasih Bayaran Tuan Presdir Arogan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kekasih Bayaran Tuan Presdir Arogan: Chapter 121 - Chapter 130

319 Chapters

Bab 121 - Permainan yang Menarik

Lucas tercengang selama beberapa saat, lalu ia bergumam dengan ragu, “Pengagum … rahasia?” Sienna menggigit erat bibir bawahnya, lalu mengangguk kecil. Perlahan ia membuka matanya, tetapi masih tidak berani menatap pria itu secara langsung. “Aku sering melihatmu beberapa kali di wawancara media. Aku merasa kamu orang yang menarik dan seorang pekerja keras yang menjadi panutanku," terang Sienna, terpaksa berbohong. 'Panitan? Aku?' Lucas membatin di dalam hati dengan syok. Pria itu memandang Sienna dengan sorot mata tak percaya, tetapi ia berusaha untuk menerima penjelasan gadis itu terlebih dahulu. "Lalu, bantal itu?" tanya Lucas, mengangkat satu alisnya. Sienna berdeham pelan. Ia tersenyum canggung dan menjawab, "Mengenai bantal itu … aku cuma iseng membuatnya,” Hening. Diam-diam Sienna melirik pria itu. Jantungnya telah berdegup cepat, khawatir kebohongannya terbongkar. Namun, Lucas masih tidak memberikan tanggapan apa pun. "Ta-tapi, kamu tenang saja kok. Sekarang aku sudah
Read more

Bab 122 - Siapa Sam?

“Baiklah. Untuk sementara, aku percaya padamu.” Lucas memutuskan untuk tidak memperpanjang pembahasan mereka terkait “bantal” maupun “penggemar rahasia.”Akan tetapi, Sienna tidak bisa begitu cepat merasa lega. Pria itu kembali berkata, “Tapi, ada hal lain yang ingin kutanyakan padamu, Sienna.”Gadis itu menautkan kedua alisnya, menatap Lucas dengan lekat. ‘Mengapa rasa ingin tahunya begitu besar hari ini? Sebenarnya dia mempercayaiku atau tidak? Apa dia sedang mempermainkanku?’“Semalam kamu mengigau,” lanjut Lucas seraya berdeham canggung.Lamunan Sienna pun teralihkan. Bola matanya telah membulat besar. Seluruh pikirannya telah diliputi rasa khawatir. ‘Ya Tuhan, apa yang aku sudah mengatakan sesuatu hal yang aneh sehingga membuatnya curiga padaku?’ pikirnya.Sienna menatap Lucas lurus-lurus, kemudian bertanya dengan gugup, “Me-memangnya … apa yang sudah aku katakan?”“Sam,” jawab Lucas dengan santai.Kening Sienna mengernyit. “Apa?”“Semalam kamu menyebut ‘Sam’. Siapa dia?” selidik
Read more

Bab 123 - Bukan Orang yang Sama

“Bagaimana kamu bisa seyakin itu?” selidik Lucas, terheran-heran. Namun, Sienna tidak langsung menjawab. Ia tampak termenung sejenak karena teringat dengan mendiang kakak laki-lakinya itu. Setelah berhasil menguasai rasa sedihnya, ia pun berkata, “Selama hidupnya tubuh Sam sangat lemah. Dia tidak bisa keluar rumah terlalu lama dan kalaupun keluar pasti hanya sekitaran rumah saja. Tidak aneh kalau dia tidak punya teman dekat sama sekali.” “Kalaupun dia punya teman, aku tidak mungkin tidak tahu karena kami selalu bersama dulu,” imbuh gadis itu lagi. “Ah, begitu.” Lucas masih belum puas karena firasatnya mengatakan jika kakak laki-laki Sienna mungkin saja adalah sahabat yang ditemuinya dulu. “Apa kamu punya foto kakakmu?” tanya Lucas, memastikan. Sienna menggeleng kecil. “Dulu Nenek sudah membuang semua fotonya karena Mama sangat frustasi dan bersedih atas kehilangan Kakak,” terangnya. Buliran bening kembali mengalir dari sudut matanya. Sienna menyekanya dengan cepat. “Sangat dis
Read more

Bab 124 - Gosip Semakin Panas

Setelah menyuguhkan secangkir kopi ke ruangan Lucas, Sienna berjalan menuju ke ruangan Manajer Pengembangan Produk yang ada di lantai enam. Ia merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan kesempatan untuk mencari tahu lebih lanjut terkait sosok Allen yang dilihatnya sebelumnya. Sesampainya di dalam ruangan divisi tersebut, Sienna disambut dengan tatapan sinis dan dingin dari para karyawan divisi terkait. Sienna tahu kalau mereka bersikap seperti itu karena berita yang beredar tadi pagi.Awalnya, Sienna berniat mengabaikan hal tersebut. Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika mendengar salah seorang wanita yang dikenal Sienna bernama Penelope Burnett berkata, “Dia masih punya muka masuk ke kantor?” Sindiran pedas itu tentu saja ditujukan untuk Sienna. Namun, Sienna tidak ingin memperkeruh situasi dengannya. Ia tahu jika Penelope sangat membencinya. Dulunya Penelope adalah mantan sekretaris Lucas sebelum Sienna. Akan tetapi, baru bekerja satu minggu, Penelope dipindahkan ke divisi
Read more

Bab 125 - Bungkam

“Apa kalian sudah puas mengata-ngataiku?” tanya Sienna dengan ekspresi yang terlihat santai.Ia tidak ingin memperlihatkan amarahnya secara terang-terangan karena semua itu hanya memuaskan keinginan Penelope saja. Sienna sadar bahwa Penelope hanya ingin menjadikan kemarahannya sebagai sorotan bagi semua orang.Kening Penelope mengernyit ketika ia melihat Sienna mengeluarkan gawainya dari saku blazernya. Tiba-tiba saja Sienna mengarahkan belakang ponsel tersebut ke arah mereka.“Apa yang kamu lakukan, Sienna Sherwood?” hardik Penelope.Sienna tersenyum sinis. “Saya hanya ingin mengabadikannya. Biar saya bisa tahu seperti apa sih buruknya saya di mata kalian. Jadi saya bisa menginterospeksi diri,” jawabnya dengan santai.Kamera di gawai Sienna telah menyala. “Lanjutkan saja,” ucapnya kemudian.Wajah Penelope berubah nanar. Beberapa orang telah menundukkan wajah mereka, berusaha menutupinya agar tidak terekam oleh Sienna.Penelope sangat geram melihat tindakan Sienna. Ia pun bergegas men
Read more

Bab 126 - Manajer Grant

“Apa Anda Manajer Grant?” tanya Sienna dengan perhatian penuh terhadap pria yang berdiri di hadapannya tersebut.Wajah pria itu terlihat manis dan menyenangkan, tetapi di satu sisi juga memiliki aura yang cukup menekan orang di sekitarnya.“Bukan, saya asistennya, Ivan Gusev,” jawab pria itu.Sienna tampak gugup. “Maaf, tadi saya pikir ….”Pria itu mengulum senyumnya dan menyodorkan tangannya kepada Sienna. Keduanya pun berkenalan satu sama lain. Diam-diam Penelope mengambil potret keduanya, lalu ia tersenyum licik.“Apa Manajer Grant ada di dalam ruangan?” tanya Sienna kepada pria berwajah lugu tersebut.“Tidak. Beliau sedang keluar sebentar,” sahut Ivan.Melihat kekecewaan Sienna, Ivan pun bertanya, “Apa ada hal yang bisa saya bantu?”Sienna tampak ragu. Ia berniat menitipkan dokumen yang dibawanya kepada Ivan, tetapi ia berpikir jika ia perlu bertemu dengan Manajer Grant agar kelak ia bisa mengenalinya saat mereka berpaspasan nanti.“Saya ingin menyerahkan dokumen dari Direktur Mor
Read more

Bab 127 - Kebenaran yang Pahit

“I-ini tidak mungkin ….”Sienna bergumam syok. Sepasang matanya masih tertuju pada bingkai foto di atas meja tersebut. Terlihat wajah Allen dalam balutan setelan tuxedo rapi dan tersenyum lebar. Pria itu terlihat tampan dibandingkan yang terlintas dalam ingatan Sienna selama ini.Sungguh, Sienna merasa sangat bingung dan tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan perasaannya. Namun, ia bisa memastikan bahwa dadanya terasa sangat perih.Rasa sakit yang pernah dirasakannya dulu tidak sebanding dengan yang dirasakannya sekarang. Kini, rasa sakit itu dua kali lipat lebih perih dibandingkan dua tahun lalu.‘Jadi … dia meninggalkanku karena memutuskan untuk menikah dengan wanita lain?’ Sienna membatin.Terlihat seulas senyuman miris melengkung di bibirnya. Saat ini amarah yang bercampur dengan rasa kagetnya terlukis dengan jelas di wajahnya. Tidak ada kata perpisahan apa pun dari Allen sebelumnya. Sekarang pria itu tiba-tiba muncul dengan status yang berbeda!Sienna menyadari jika ia bukan h
Read more

Bab 128 - Sudah Berubah

“Manajer Grant, Anda kenapa?” tanya Ivan yang masih memandang atasannya dengan penuh selidik.Helaan napas kasar bergulir dari bibir Allen. Pria itu pun melangkah masuk ke dalam ruangannya dengan diikuti oleh Ivan.Penelope yang sejak tadi memantau keanehan yang terjadi di depan matanya itu pun menyeringai tipis. “Sepertinya ada cerita yang menarik,” gumamnya.Sementara itu, Allen telah masuk ke dalam ruang kerjanya. Ia melepaskan jasnya dan menyampirkannya pada sofa ruangannya. Tatapannya kembali tertuju pada asistennya.“Apa gadis tadi bekerja di sini?” tanya Allen, menginterogasi asistennya tersebut.Ia perlu mencari tahu alasan keberadaan gadis itu di Luminous. Apalagi tadi ia mendengar Ivan mengatakan kalau gadis itu sudah menunggunya, tetapi malah tiba-tiba pergi begitu saja.“Benar, Manajer Grant. Tadi Nona Sherwood mengantarkan dokumen yang disetujui oleh Direktur Morgan,” sahut Ivan.Kening Allen mengernyit. Ia menatap asistennya itu dengan tajam. “Maksudmu Lucas Morgan?”Iva
Read more

Bab 129 - Keberuntungan atau Petaka?

Allen masih memandang fotonya bersama Sienna. Seulas senyuman tipis membingkai bibirnya. “Sienna, aku senang kamu hidup dengan sangat baik,” gumamnya yang bermonolog sendiri. Hubungan empat tahun yang telah dijalaninya bersama Sienna tidak dapat dilupakan begitu saja. Walaupun penampilan mereka telah berubah, tetapi Allen bisa pastikan jika perasaannya terhadap gadis itu masih tersimpan rapat di dalam hatinya. Sayangnya, hubungan mereka harus kandas. Kalau saja bukan karena terjebak dalam ancaman kakeknya, Allen juga tidak akan pernah meninggalkan gadis cinta pertamanya itu. Allen sempat mengira tidak akan pernah bertemu dengan gadis itu lagi. Ia tidak menyangka kalau di hari pertamanya bekerja di Luminous, ia malah dipertemukan dengan mantan kekasihnya itu. "Apakah ini termasuk keberuntungan atau malah petaka?" gumam Allen. Ia khawatir tidak dapat menyembunyikan perasaan yang sudah lama berusaha dilupakannya. Kedua alis Allen perlahan bertaut. Netranya ikut memicing tajam. I
Read more

Bab 130 - Seperti Oasis

“Apa kamu habis menangis?”Pertanyaan yang dilontarkan Lucas membuat Sienna terdiam selama beberapa saat. Sebelum ia sempat menjawab, Lucas telah mendekatinya dan menyentuh keningnya.“Kamu masih merasa tidak enak badan?” tanya Lucas lagi.Sienna terkesiap. Jarak mereka yang begitu dekat membuatnya menahan napas karena gugup.Ia tidak tahu sejak kapan Lucas menjadi terbiasa bersentuhan seperti ini dengannya, tetapi satu hal yang pasti, jantungnya telah berdebar dengan sangat cepat!‘Kenapa aku jadi mau menangis lagi?’ gumam Sienna di dalam hati.Kehangatan yang diberikan oleh Lucas membuat hatinya yang rapuh seolah mendapatkan sebuah oasis yang menenangkan. Sepasang pelupuk matanya terasa panas. Namun, Sienna mengalihkan pandangannya dengan cepat.Kedua alis Lucas pun bertaut. “Apa yang terjadi, Sienna? Apa kamu memang masih tidak enak badan?”Suara Lucas terdengar penuh kekhawatiran. Pria itu mengira tubuh Sienna belum pulih sepenuhnya. Namun, suhu tubuh gadis itu terasa normal.Perl
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
32
DMCA.com Protection Status