Lucas tercengang selama beberapa saat, lalu ia bergumam dengan ragu, “Pengagum … rahasia?” Sienna menggigit erat bibir bawahnya, lalu mengangguk kecil. Perlahan ia membuka matanya, tetapi masih tidak berani menatap pria itu secara langsung. “Aku sering melihatmu beberapa kali di wawancara media. Aku merasa kamu orang yang menarik dan seorang pekerja keras yang menjadi panutanku," terang Sienna, terpaksa berbohong. 'Panitan? Aku?' Lucas membatin di dalam hati dengan syok. Pria itu memandang Sienna dengan sorot mata tak percaya, tetapi ia berusaha untuk menerima penjelasan gadis itu terlebih dahulu. "Lalu, bantal itu?" tanya Lucas, mengangkat satu alisnya. Sienna berdeham pelan. Ia tersenyum canggung dan menjawab, "Mengenai bantal itu … aku cuma iseng membuatnya,” Hening. Diam-diam Sienna melirik pria itu. Jantungnya telah berdegup cepat, khawatir kebohongannya terbongkar. Namun, Lucas masih tidak memberikan tanggapan apa pun. "Ta-tapi, kamu tenang saja kok. Sekarang aku sudah
Read more