Semua Bab Cinta Satu Malam dengan Berondong: Bab 111 - Bab 120

230 Bab

Hal-Hal yang Padma Tidak Ketahui

“Apa kamu akan pergi lagi ke Bali setelah ini?”Padma memilih untuk tidak segera menjawab pertanyaan Badai. Tangannya terulur untuk mengusap sudut bibir Asa di mana ada jejak es krim di sana.Sementara itu, Mili yang duduk di sebelah Padma hanya bisa menatap ke arah lain saat Badai menatapnya. Mili sendiri belum bertanya pada Padma karena masih terkejut dengan kedatangannya.“Nggak kok.” Padma akhirnya menjawab seraya menatap Badai. “Aku sepertinya akan di sini sampai melahirkan nanti.”“Syukurlah.” Badai bernapas lega dan tak bisa menyembunyikan senyumnya. “Keluargamu pasti khawatir kalau kamu ada di tempat yang cukup jauh.”Aku juga khawatir.Namun Badai menahan diri
Baca selengkapnya

Aku Tak Bisa Melihatmu Pergi

 Biasanya, rutinitas Badai dan Asa di Sabtu pagi adalah sarapan lalu bermain di ruang tengah sampai siang. Tapi karena Jumat kemarin adalah hari libur, maka mereka sudah melakukan aktivitas khusus akhir pekan tersebut sejak kemarin.“Asa mau jalan-jalan lagi?” tawar Badai pada Asa yang duduk di sebelahnya. “Mau ke Dufan? Sea World?”Asa menggeleng sambil memainkan jemari ayahnya. Satu hal yang disukai Asa adalah menelusuri telapak tangan ayahnya dan memainkan jemarinya yang jauh lebih besar dari jemari Asa sendiri.Ksatria pernah bercanda, kalau Asa tahu tangan siapa yang selama ini selalu menggendong dan merawatnya dalam keadaan apa pun.“Terus mau ke mana, Nak?” Badai menunduk agar bisa menatap wajah Asa untuk menemukan jawabanny
Baca selengkapnya

Dua Hati yang Mencintainya

 Damn, apa yang tadi aku bilang?Badai memaki dirinya sendiri saat melihat bagaimana Padma terpekur di tempatnya begitu mendengar satu kalimat yang sudah sejak semalam ia pikirkan.“Maksudku….” Badai berdeham beberapa kali. “Aku nggak bisa ngeliat kamu pergi lagi dan sendirian di tempat yang jauh dari keluarga. Sebagai orang yang cuma punya anakku untuk bertahan, aku tahu gimana rasanya hanya berdua dengan anak, tanpa ada keluarga di samping kita.”Dasar pengecut, maki Badai pada dirinya sendiri. Apa yang ia katakan pertama kalinya tadi adalah hal yang memang ingin ia sampaikan pada Padma.Namun, sedetik setelah melihat raut wajah Padma yang seakan-akan dipaksa mendengar sesuatu yang sangat menyebalkan, membuat Badai a
Baca selengkapnya

Yang Terburu-Buru Tak Akan Pernah Berhasil

 Arsa mengamati Badai Tanaka yang duduk di sampingnya dalam diam. Ia tahu, sejak tadi pun ayahnya sudah memperhatikan Badai.Lelaki itu tak bersikap yang aneh-aneh. Tapi sesekali pastilah Badai mengecek keadaan Padma.“Mili pernah cerita, dulu dia sama Mbak Padma pernah punya misi untuk bikin kamu tergila-gila sama Mbak Padma supaya dari sebelum menikah sampai kalian ‘misalnya’ menikah, kamu nggak macem-macem.”Suara derak tulang leher Badai yang diakibatkan oleh pergerakannya ketika menoleh pada Arsa, membuat Arsa meringis.“Dan ternyata Mbak Padma berhasil,” lanjtu Arsa tanpa segan-segan. “Bahkan sampai sekarang kamu masih tergila-gila sama Mbak Padma.”“Bisa kita bicarakan h
Baca selengkapnya

Tidak Lagi Kesepian dan Sendirian

 Padma memperhatikan penampilannya di cermin, menatap refleksi dirinya yang hari ini mengenakan gaun kasual selutut berwarna peach. Wajahnya sudah tak sepucat kemarin, agak lebih baik karena semalam ia berhasil tidur tanpa menangis atau berpikir hampir semalaman.Ketukan di pintu kamarnya menghentikan kegiatannya dan Padma menyahut, “Masuk.”Pintu kamarnya terbuka dan ART-nya melongokkan kepalanya untuk bicara pada Padma. “Bu, ada Mbak Lita sama Den Asa di ruang tengah.”“Ah… iya, makasih, Mbak. Tolong dibikinin minum sama keluarin kue yang kemarin saya beli ya.”Perempuan yang usianya beberapa tahun lebih muda dari Padma itu mengangguk, lalu kembali meninggalkannya. Padma pun bergegas keluar dan senyumnya langsung
Baca selengkapnya

Perubahan-Perubahan Kecil di Hidup Badai

 Yogas mengambil sekaleng soda dari kulkas yang ada di ruangan Badai. Sejujurnya ia jarang mampir ke Sadira Group, terutama ruangan Badai. Jadi ia masih belum terlalu familier dengan ruangan ini meskipun Badai sudah hampir dua tahun bekerja di sini.“Kamu nggak kepikiran mau balik ngurus The Clouds aja?”Badai menggeleng tanpa menatap Yogas. Matanya masih memperhatikan layar laptopnya ketika menjawab, “Ngurus The Clouds full time dan keluar dari sini kan maksudmu?”“Iya.” Yogas menyesap Coca Cola-nya sambil duduk di sofa. Setengah jam yang lalu ia baru selesai meeting di kantor rekanan perusahaan keluarganya yang terletak dua gedung dari Sadira Group.Maka dari itu ia terpikirkan untuk merecoki Badai di kantornya sebelum b
Baca selengkapnya

Yang Melihatnya dari Jauh

 “Beneran aku boleh ke rumah kamu?”“Bener, Padma. Kenapa juga aku harus larang kamu ke rumahku?”Padma meringis. “Iya sih. Ya udah, aku ke sana ya. Semoga aku nggak ganggu Asa.”“Nggak bakal kamu ganggu Asa. Asa malah bakalan seneng kalau kamu ke rumah.”“Oke, kalau gitu aku ke rumah kamu ya.”“Sama sopir kan?” tanya Badai lagi dengan cepat.“Iya.” Tanpa diketahui Badai, Padma tengah memutar kedua bola matanya dengan malas. “Di Jakarta ini aku kena peraturan ‘ibu hamil dilarang menyetir’ dari keluargaku dan kamu.”Badai tertawa mendengar keluhan Padma
Baca selengkapnya

Permohonan yang Tidak Mungkin Diwujudkan

 “Jadi tadi yang di luar gerbang itu Tante?”“Kamu beneran liat Tante kan?” tanya Alia, yang merupakan oma dari Asa atau ibu dari Anastasya, sepupu Padma. “Tadi Tante liat kamu nengok ke arah Tante kok.”Padma menjauhkan ponselnya sebentar lalu menutup ponselnya agar Alia tak bisa mendengar apa yang ia katakan pada Asa, “Mama terima telepon dulu ya. Asa tunggu di sini nggak apa-apa kan?”Asa mengacungkan ibu jarinya sambil memberikan cengiran lebarnya, membuat Padma tersenyum lalu mengacak rambutnya dengan gemas.Setelah itu, Padma beranjak menuju ruangan yang agak jauh dari ruang tengah. “Iya, aku beneran liat Tante,” kata Padma setelah agak jauh dari Asa.“Padma,
Baca selengkapnya

Aku Titip Sesuatu Ya

 [VIP Club Group Chat]Yogaswara Hemachandra: Ada pesta penyambutan Padma di rumah Badai. After office hours.Ksatria A. Abimanyu: Siap, 86!Badai Tanaka: Hei, nggak ada yang ngajak kalian!Pangeran B. Ailendra: Emangnya selama ini kita perlu ajakan dulu? Inisiatif, bro.Kalu R. Parvaiz: Yoi, nggak perlu undangan. Kalau perlu kita jadi tuan rumahnya.Narayata Darmawangsa: Kita jadi tuan rumah di rumah Badai. Badai jadi tamunya.Badai Tanaka: SITU SEHAT?! 
Baca selengkapnya

Sebuah Pesta Kecil untuk Menyambut Kepulangannya

 Padma tak tahu kenapa ia harus merasa malu hingga wajahnya merona—tapi itulah yang terjadi sekarang.Tangannya menerima plastik besar tersebut dan memangkunya. Tumpukan lima kotak donat tersebut untungnya belum menghalangi pandangannya.“Thank you.” Padma mengangguk dan tersenyum. Bisa dibilang ini memang pertama kalinya ia menginginkan sesuatu sejak ada di Jakarta.Selama hamil, setelah kepergian Catra Padma sudah tidak merasakan morning sickness lagi. Biasanya Catra-lah yang akan membantunya menyingkap rambut ketika ia mengeluarkan kembali apa yang ia makan di pagi hari.Entah Padma harus senang atau sedih begitu morning sickness-nya hilang ketika Catra sudah pergi.Setelahnya, ia ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status