Home / Pernikahan / Rahasia Hati Suami Lumpuh / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Rahasia Hati Suami Lumpuh: Chapter 11 - Chapter 20

30 Chapters

11. Peduli kucing dengan akhlak

Setelah seharian beraktivitas, Mayang merebahkan badannya di tempat tidur. Kemarin ibu mertuanya pulang dengan kereta. Hanya saja kali ini beliau pulang sendiri tanpa mau diantar siapapun. Meski merasa tak enak hati Mayang tidak berusaha membujuk ibu mertuanya yang pasti sedang merasa kecewa. Kecewa pada banyak hal yang terjadi di sini.Sejauh ini semua berjalan baik. Mayang yakin sebentar lagi dia bisa menuai apa yang sudah dia tanam. Sesekali egois mungkin sah-sah saja. Bibirnya mengembangkan senyum namun air mata mengalir di pipinya. Dengan sekali usap Mayang menghapus air mata yang mulai menganak sungai. Kamarnya begitu hening, hanya terdengar bunyi detak jam dinding. Sejak mertuanya pulang maka sejak itu pula dia kembali tidur di kamarnya sendiri. Drrtt ... drrtt ....Bunyi getaran ponsel mengalihkan perhatian Mayang. Diraihnya benda pipih di dekatnya. Ada nomor tidak dikenal yang memanggil."Halo, siapa nih?" tanya Mayang jutek.[Halo mbak Mayang. Selamat malam, ini aku Elang.
Read more

12. Kejadian tak terduga

"Bocah teriak bocah." Suara dingin Galang membuat Gendis terkejut.Gendis memutar tubuhnya yang kaku dan berkeringat dingin mendapati Galang di kursi rodanya berada tepat di pintu dapur. Wardoyo tersenyum kecut melihat Gendis yang menatapnya seolah menyalahkan dia yang tidak memberi kode kedatangan Galang.Galang menatap Gendis menunggu jawabannya. Mayang hanya bisa membatin, "semoga tidak ada perang dingin." Mayang tidak berani bersuara, dia takut akan menambah keruh suasana. Sementara Gendis juga diam terpaku. Meskipun di belakang Gendis mengkritik kakaknya dengan sadis tapi saat berhadapan langsung dengan Galang dia tidak berani bersuara. Hanya tatapan dari Galang saja sudah cukup membuat Gendis merasa tertindas. Sungguh, wajah dingin sang kakak membuat nyali Gendis menciut.Setelah beberapa saat hening tanpa ada yang bicara, Galang akhirnya membuka suara "Mayang, malam ini ada undangan pesta makan malam, mereka ingin aku membawamu.”
Read more

13. Penolong tak terduga

Orang itu mendekati Mayang yang saat ini berjongkok menutupi wajahnya."Mayang ...."Mayang seketika terdiam dari tangisnya, dengan wajah berantakan dia melihat orang di depannya. Dia diam mencoba mengingat wajah orang yang melihatnya penuh rasa iba. Dengan punggung tangan dia menyeka sisa-sisa air mata supaya bisa lebih jelas melihat lelaki yang kini ada di hadapannya. Sebuah tanda tanya besar imajiner muncul di atas kepalanya."Ingatanmu buruk sekali. Seperti wajahmu saat ini."Mayang ingin menyangkal tuduhannya tapi tenggorokannya sakit. Hanya tatapan tajam tanda tak suka karena dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun."Sungguh kau tidak mengingatku? Ternyata ada orang yang lebih bodoh dari Elang," ujar Leo memberi clue supaya Mayang mengingatnya.Benar saja, mata Mayang membelalak mendengar ucapannya. Dia segera ingat lelaki aneh yang mengaku sebagai om Elang. "Kamu ...." ucap Mayang ragu-ragu.Leo de
Read more

14. Sebentar saja

Sikap usil Mayang keluar saat dia melihat Leo yang berdiri diam dengan mata yang terfokus padanya."Terpesona, ya? Hehehehe aku juga tidak menyangka bisa secantik ini,” ucap Mayang sengaja ingin membuat Leo salah tingkah."Siapa bilang? Rambutmu terlalu jelek jadi tidak sesuai untuk acara pesta. Siapa hair stylist-nya? Masuk lagi dan cepat ubah!""No no no. Tidak perlu, aku suka yang ini. Cukup simple dan tidak terlalu rumit. Lagipula aku tidak punya banyak waktu. Dari pada masuk ke dalam dan mengubah gaya rambut, lebih baik aku pulang! Ayo kita pergi sekarang!""Kau menyuruhku?" "Hmm ... tidak, aku ... minta tolong." Mayang memberikan senyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi.Leo salah fokus fokus melihat senyum Mayang. Terlalu mempesona untuk ukuran seorang wanita seperti Mayang. Leo hanya bisa membatin dan menyayangkan karena Mayang sudah menjadi istri orang. Leo memijat keningnya yang tidak
Read more

15. Cantik-cantik aneh

Mayang merasa nyaman saat berada dalam pelukan sang suami. Dia tidak rela jika hal ini cepat berakhir. Meskipun tatapan dan kata-kata Galang dingin tapi pelukannya sangat hangat."Mau sampai kapan kamu memelukku? Cepat turun, kita sudah sampai!" tegur Galang pada Mayang yang terlelap dalam pelukannya."Ah? Sudah sampai? Cepat sekali, perasaan baru naik belum lima menit sudah sampai saja," ucap Mayang seraya mengelap sudut mulut yang terasa basah. Tidur dalam pelukan orang kesayangan ternyata menyenangkan. Bisa menghirup aroma dan mendengar detak jantungnya. Bahkan Mayang bisa merasakan ketegangan Galang, detak jantung lelaki itu terdengar begitu cepat. Menyenangkan sekali, sepertinya Mayang harus merubah taktik menjerat lebih erat lelaki tsundere sedingin es nan kaku di hadapannya ini.Ini adalah kali pertama Galang mau menghadiri acara resmi di luar pekerjaannya setelah kecelakaan. Pasca kehilangan kemampuan untuk berjalan tidak ada satupun undangan makan
Read more

Bisakah kau membuatnya tertawa seperti yang kulakukan?

Leo menatap gelas anggur, mengguncang pelan dan menyesap aromanya. Semua kejadian malam ini terpantau tanpa ada yang terlewat. Keponakan kecilnya sudah berani bermain api. Akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan."Kau urusi saja keponakanmu yang tidak beradab! Berani menggoda istri orang tanpa malu, tidak melihat tempat tanpa peduli sopan santun," cerca Galang."Elang selalu dalam pengawasan keluarganya, kau tak perlu khawatir. Bagaimana dengan istrimu? Apa kau sudah menjaganya dengan baik? Kau tahu ... selalu ada orang yang ingin menggantikan posisimu untuk menjaga Mayang? Sekali ia terlepas dari pengawasanmu ....""Tidak kusangka semua keluarga kalian tidak beretika! Apa kalian selalu mengurusi dapur keluarga orang lain? Bahkan calon ketua keluarga Wardhana sama bejat dengan keponakannya.""Aku tidak tertarik dengan istrimu, maaf saja dia bukan seleraku. Kau bilang Elang bejat, lalu ... bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa yang kamu lakukan pada Mayang bahkan jauh
Read more

Dipaksa putus

Anu memperhatikan ibunya yang sedari tadi bernyanyi dengan senyum yang senantiasa mengembang di bibirnya. Terlihat jelas Mayang sangat bahagia. Gendis juga memperhatikan wajah ceria Mayang. Gading pun sama, dia bisa merasakan kan aura positif yang menguar dari wajah Mayang.Mayang yang asik menyiapkan sarapan tidak sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh beberapa pasang mata yang penasaran. Sebahagia itukah Mayang hanya dengan pergi ke pesta makan malam bersama suaminya?"Mbak Mayang kayaknya lagi senang banget nih?" tanya Gading."Eh ... ketara banget, ya?" jawab Mayang."Itu bibir udah melar sampe kuping, semua juga bisa lihat Mbak lagi happy. Baru juga di ajak keluar sekali udah kayak di kasih berlian," tukas Gendis."Ini lebih berharga dari berlian. Coba tebak kenapa!" ujar Mayang."Gading tahu, Mbak Mayang rujuk sama Mas Galang, kan?""Ngaco! Memangnya Mbak pisahan sama Masmu? Kami juga gak pernah berantem," bela Mayang."Pisah sih nggak cuma tidurnya doang gak bareng. Gak p
Read more

Gugur sebelum berkembang

“Elang!”Elang menatap ayah dan kakeknya dengan tegas. Sorot matanya menyatakan pendapatnya mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Tidak nampak rasa takut yang ditunjukan. Kebulatan tekadnya lebih kuat dari sebelumnya."Elang kamu terlalu muda dan impulsif," ujar Bisma."Papa yang impulsif, terburu-buru mengirimku ke Jerman. Papa mungkin bisa memaksaku berangkat besok tapi Papa gak bisa menghentikanku kembali ke sini begitu aku sampai di sana," ucap Elang masih berusaha tenang."Elang ... Kau mengecewakan Opa. Jika Opa tidak bisa mendisiplinkan mu ... Opa hanya bisa menghapus virus yang menjangkitimu." Kakek Elang mengakhiri kalimatnya kemudian duduk membelakangi Elang. Artinya sudah jelas, dia sudah mengakhiri pembicaraan ini.Elang bergetar mendengar penuturan kakeknya. Siapa virusnya dia jelas tahu. Menghapus yang dimaksud sang opa tentu akan menghapus dalam artian sebenarnya. Kakeknya tentu bisa melakukan hal itu dengan sangat mudah. Keluarga Galang hanya warga sipil biasa. Dengan sek
Read more

Dukungan Leo

Malam yang sunyi di kamar Mayang, hanya suara detak jam dan penerangan redup dari lampu duduk. Mayang belum memejamkan mata, ia masih asyik membaca komik favoritnya. Sultan vs Kaisar, komik original karya anak negri. Komik yang selalu sukses membuat Mayang terpingkal-pingkal. Tak terkecuali malam ini, moodnya yang memang sedang bagus semakin membuat bibirnya melebar. Terkadang dia harus menutup mulutnya takut ledakan suara tawanya terdengar.Drrtt ... drrtt ....Getaran ponsel Mayang mengalihkan perhatiannya dari keseruan membaca. Terpampang nama Elang memanggilnya. Namun saat Mayang akan menjawab panggilan sudah diakhiri. Selang beberapa detik kemudian poneselnya kembali bergetar, kali ini Elang mengirimkan pesan.[Mbak ....Mbak Mayang ....][Emot mata berkaca-kaca]Mayang tersenyum membaca pesan itu. Dengan cepat ia membalas dengan tiga tanda tanya. Elang pun kembali membalas tak kalah cepat dengan stiker menangis. Mayang semakin tertawa melihat stiker yang dikirim Elang. Terlihat
Read more

Elang pergi

"Loh ... loh ... anak mamah kenapa murung begini? Semangat dong, Nu! Awali hari dengan senyum! Perlihatkan gigimu, senyum yang lebar! Perlihatkan pada dunia kalau kita bahagia," celoteh Mayang melihat Anu murung."Senyum gak bikin perut kenyang, Mbak. Awali hari tuh dengan sarapan biar kuat menghadapi kenyataan," tukas Gendis sambil mengoles selai pada roti tawarnya.Seolah tak mau kalah, Gading ikut berkomentar," apaan sih Mbak Gendis, awali hari tuh dengan bismillah biar hidup berkah.""Pinter banget ngomong, shalat hari Jum'at doang aja," balas Gendis."Daripada Mbak Gendis gak pernah shalat, wekk," bela Gading.Keributan pagi seperti biasa, kecuali Anu yang tidak biasa. Jika sebelumnya Anu memang pendiam kali ini terlihat lebih suram. Sementara Galang dan Wardoyo hanya seperti cameo dalam film. Hanya jika sudah terlalu ribut Galang akan menginterupsi dengan kode tanpa bicara. "Mah, Anu sudah selesai. Ayo kita berangkat sekarang!" pinta Anu."Masih kepagian Anu, sebentar lagi, ya?
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status