“Selamat siang, Pak Maha. Apa kabar?”Mahanta menoleh saat namanya dipanggil. Ekspresi wajahnya melunak saat melihat kedatangan pengacara pribadinya. Orang yang pria itu percaya selain Lintang itu, berjalan mendekatinya lalu mengulurkan tangan ke arah Mahanta.“Pengacara Handi, silakan masuk,” ucap Mahanta sambil menjabat tangan pengacara itu.“Selamat atas pernikahan Pak Maha dan Bu Ziana.” Pengacara itu menatap Ziana ramah lalu mencakupkan kedua tangannya di depan dada. “Perkenalkan saya Handi, pengacara Pak Maha.”“Selamat siang, Pak pengacara. Silakan duduk,” ucap Ziana lalu menoleh pada Mahanta. “Kalau kamu sibuk, aku ke kamar dulu, mas.”“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Mahanta.“Iya, aku baik.”“Kalau begitu, duduklah bersamaku.”Meskipun tidak tahu maksud Mahanta, tapi Ziana menuruti pria itu dan duduk bersamanya di sofa panjang. Pengacara Handi langsung mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tas kerjanya dan mengaturnya rapi diatas meja sofa.Sebelum menjelaskan isi d
Baca selengkapnya