Tomo tidak lagi mendengar suara Intan karena tiba-tiba saja Hasan mengambil alih telepon istrinya itu.[“Halo, Tomo. Aku cuma mau bilang siapkan kue dari toko kue langganan Intan, toko kue Hannah. Kamu tahu, toko kue milik kakaknya Ziana. Mamaku akan datang, dan mungkin mood-nya bisa bagus kalau ada kue kesukaannya, lemper.”]“Oh, ok kakak ipar. Mana kak Intan?”[“Dia ada urusan ke toilet. Sudah dulu ya.”]Tomo menatap layar ponselnya yang kembali semula, lalu berjalan kembali ke meja kerjanya. Pekerjaannya masih banyak, tapi ia ingin segera pulang untuk bertemu dengan Juwita. Pria itu tiba-tiba merindukan pelukan sang istri.~~~Beberapa hari kemudian, pesta penyambutan untuk Ziana pun tiba. Hampir semua tamu undangan sudah datang ke mansion Tomo dan tampak asyik menyapa satu sama lain. Tidak terkecuali Hasan, Intan, dan nenek Darisa yang juga sudah tiba. Mereka langsung menempati meja yang tertulis nama mereka.“Dimana Maha? Kenapa dia belum datang?” tanya nenek Darisa sembari menge
Read more