Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit의 모든 챕터: 챕터 311 - 챕터 320

2303 챕터

Bab 311

"Tante masuk kok nggak ketuk pintu?" Riko memasang wajah marah."Ah, maaf, aku lupa." Alana melangkah maju, "Riko, kamu ingat nggak dulu janji apa sama Tante?"Riko menghela napas, "Iya ingat. Aku pura-pura jadi anakmu buat balas dendam ke mantan pacarmu, 'kan? Serahkan aja sama aku, aku yang terbaik dalam membalas dendam pada orang lain. Kalau perlu, aku juga bisa cariin Tante suami, 'kan sekalian aku cari Papa."Alana menatapnya dengan mata terbelalak, "Serius?"Riko tidak menyangka Alana akan percaya begitu saja padanya, tapi demi kebahagiaan tantenya ini, Riko pun menepuk dadanya, "Iya dong, aku jamin orang itu pasti lebih baik dari mantan pacarmu.""Kamu minta duit berapa?" tanya Alana dengan serius.Alana yakin biaya mencari pria yang lebih tampan dari Yansen pasti tidak akan murah.Dia tidak menyangka Riko punya jaringan seperti itu di usia yang begitu muda, sungguh luar biasa."Udah nggak usah Tante pikirin, yuk bobo."Riko berbaring di kasur dan menutupi kepalanya dengan selim
더 보기

Bab 312

Setelah mendengar perkataan Lyann, Maxime langsung keluar dari dapur.Karena terburu-buru, waktu jalan ke luar Maxime tidak sengaja membentur lemari sehingga vas pun jatuh dan pecah. Bahkan ada vas yang jatuh dan mengenai punggung tangannya.Tangan yang mulus pun seketika berubah jadi ungu.Maxime tidak peduli.Maxime sudah menghafal semua lokasi kamar di rumah sini, tetapi posisi barang sering berpindah.Saat keluar pun, Maxime tidak sengaja menabrak meja dan kursi.Dia langsung menelepon Ekki dan minta pria itu mengantarnya.Sambil menunggu Ekki datang, Maxime akhirnya paham seberapa besar perbedaan antara orang normal dan orang buta.Kalau Maxime tidak buta, sekarang dia pasti bisa langsung mencari Nana, tetapi kalau buta seperti ini dia hanya bisa menunggu Ekki.Ekki tinggal di dekat Maxime, hanya butuh lima menit untuk sampai di rumah Reina.Dari jauh Ekki melihat Maxime berdiri di depan pintu, dia kira Reina mengusir Maxime sehingga dia pun buru-buru menghampiri bosnya."Bos, ada
더 보기

Bab 313

Di pintu masuk Restoran Maimai.Reina buru-buru menarik kembali tangannya yang menempel di wajah Revin dan menjawab, "Itu 'kan dulu waktu masih polos."Waktu itu Reina masih belum mengerti perbedaan pria dan wanita.Apalagi waktu kecil Revin masih gempal dan pendek, mereka masih anak-anak yang lucu.Reina menganggap Revin seperti adiknya, setiap kali Lyann membuat makanan enak, Reina pasti akan membawakan untuknya.Namun situasinya sekarang berbeda. Revin adalah pria dewasa yang bertubuh kekar dan tinggi, parasnya juga sangat tampan.Poin terpentingnya adalah Revin sekarang sudah menjadi pria bermartabat. Mana ada wanita yang berani menaruh tangan dinginnya ke pipi Revin.Tatapan Revin terlihat lembut dan tidak ada keengganan, namun ada jejak kesepian."Sebenarnya, kamu bisa bersikap sama kayak dulu kok."Revin selalu ingat sosok lembut Reina. Dulu Reina-lah yang diam-diam membawakannya pakaian, selimut dan makanan juga sering menghiburnya.Kalau bukan karena Reina, mungkin Revin bukan
더 보기

Bab 314

Reina mencubit Maxime lebih keras dan berbisik."Bisa nggak diem?"Maxime bersikap seolah tidak merasakan sakit dan berkata pada Revin, "Pak Revin, maaf. Malam ini kami sudah janji akan kencan, jadi kami nggak bisa mengundangmu ke rumah untuk makan malam."Kencan ....Ekspresi Revin terlihat kaku.Revin tahu Maxime hanya mencoba membuatnya marah, tapi dia tetap tidak bisa mengendalikan dirinya.Ekki awalnya khawatir bosnya akan diintimidasi, tapi sekarang dia bisa menghela napas lega.Orang-orang yang sedang mengantre menoleh ke arah mereka. Awalnya mereka pikir Reina dan Revin adalah sepasang kekasih, tetapi sekarang mereka tahu kalau Maxime adalah suami Reina.Di bawah sorotan mata semua orang, pangsit pesanan Reina pun matang.Reina tetap mentraktir Revin.Setelah itu, Reina berkata, "Aku pulang dulu.""Oke, sampai ketemu lagi."Revin menatap kepergian Reina.....Ekki kembali ke mobilnya sendiri, sementara Reina dan Maxime duduk bersama di mobil ReinaPangsit yang dibelinya panas m
더 보기

Bab 315

Malam harinya.Setelah Reina mengantar Lyann kembali ke kamar untuk istirahat, dia sendiri kembali ke kamarnya dan berbaring.Tidak lama setelah dia tertidur, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memeluknya dari belakang, "Nana."Entah bagaimana Maxime bisa masuk yang jelas sekarang Maxime memeluknya erat dengan satu tangan dan meletakkan tangan lainnya di perut Reina."Maxime, kamu mau ngapain!"Setelah amnesia kebiasaan buruknya tetap tidak hilang, pria ini masih suka menyelinap ke kamar orang lain.Sebenarnya Maxime tidak ingin menyentuh Reina karena Reina masih hamil muda.Tetapi begitu teringat Reina diam-diam bertemu Revin juga cerita Ekki tentang Revin tadi, bibir Maxime dengan spontan mengecup belakang telinga Reina.Hembusan napas panas Maxime membuat Reina bergidik. "Maxime, jangan berani-berani ya!"Maxime berhenti menghembuskan napas dan menjelaskan dengan serius di telinga Reina.Reina tercengang.Reina langsung paham dan tersipu malu, wajahnya memerah seperti buah apel."Aku
더 보기

Bab 316

Reina mengocehi Maxime panjang kali lebar sebelum pergi.Sekarang Maxime tidak marah meski dimarahi, dia hanya menatap Reina dengan polos dengan sepasang mata hitam legamnya.Meski tahu Maxime tidak bisa melihat, Reina tetap berdebar saat melihat Maxime.Di rumah sakit.Riki sudah tahu dari Riko kalau ayah bajingannya sekarang tinggal di rumah. Ayah mereka mengalami kecelakaan mobil beberapa hari yang lalu dan sekarang ada orang yang berpura-pura menggantikannya."Rasakan! Dia memang pantas jadi seperti ini," ucap Riki dengan marah.Di sisi lain, Riko yang sedang menelepon di pojok kamar juga berkata, "Iya, ini karma dia.""Sayang sekali, pembalasan itu bukan dari kita langsung." Riki menghela napas.Tiba-tiba dia terpikir sesuatu dan berkata, "Kak, hari ini Om Revin dan Mama datang jenguk aku. Aku mau mereka nikah, gimana menurutmu?"Kedua bersaudara itu tahu betapa baiknya Revin terhadap Reina ketika mereka berada di luar negeri.Revin tidak seperti ayah bajingannya bahkan dia tidak
더 보기

Bab 317

Ketiganya berjalan bersama seperti sebuah keluarga.Telapak tangan Reina pun berkeringat, dia sangat gugup.Revin baru melepaskan gandengannya saat mereka sudah mau makan.Riki tidak lupa memberi mereka berdua kesempatan untuk berduaan dan meminta pelayan untuk mengantarnya ke toilet.Setelah Riki pergi, Reina langsung minta maaf."Maaf ya Revin, Riki bersikap begini karena belum pernah merasakan kasih sayang ayah ...."Reina takut Revin tersinggung karena Revin 'kan belum menikah, masa tahu-tahu jadi seorang ayah anak orang lain.Revin tidak menganggap serius."Aku suka kok Riki seperti ini."Reina merasa lega.Setelah membicarakan tentang Riki, Revin pun teringat kejadian kemarin, "Kok kamu nggak cerita ke aku kalau Maxime tinggal bareng kamu?"Setelah mengucapkan kalimat ini, Revin merasa agak menyesal. Dia mana punya hak nanya hal ini ke Reina?Reina malah tidak ambil pusing. Dia menceritakan semua ke Revin tentang kasus perceraiannya dulu, lalu bagaimana dia mengaku selingkuh supa
더 보기

Bab 318

Reina tahu kalau Riki suka bertingkah manja, tapi anak ini jarang membuat masalah dan bertindak tidak masuk akal.Karena sakit, kondisi fisik Riki terbilang rapuh. Jarang-jarang dia mau boneka, tapi Reina tidak bisa memberikannya. Riki pasti merasa kesal."Riki, jangan nangis. Bentar ya Mama pikirin caranya dulu."Kali ini, Revin langsung berkata, "Riki, Om sama Mama ikut lomba ya biar kamu bisa dapet bonekanya."Ketika Riki mendengar kata-kata Revin, dia berhenti menangis dan menatap Revin dengan matanya yang besar."Oke." Setelah itu Riki menatap Reina dan berkata, "Mama, Papa, semangat!"Reina tidak tahu harus berkata apa.Mereka bertiga pun pergi mendaftar dan setelah terkumpul sepuluh tim pasangan, staf pun mengungkapkan aturan permainannya.Aturannya sederhana, pasangan berdiri berhadap-hadapan dan ditutup matanya, lalu staf akan meletakkan benda yang digantung di tali, misalnya apel atau kertas.Para peserta lomba harus mengandalkan tubuhnya untuk menahan benda itu sambil berjal
더 보기

Bab 319

Kepulangan Revin kali ini bukan hanya untuk mendekati Reina, tetapi juga untuk merebut kembali bisnisnya dari tangan Maxime.Revin tahu CEO Grup Sunandar sekarang bukan Maxime yang sebenarnya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ekki tidak menyangka Revin akan merajalela.Karena sekarang kondisi Maxime sedang lupa ingatan, tentu Ekki tidak melaporkan perkataan Revin.Revin sangat ingin Maxime menyadari kenyataan.Di rumah.Maxime sedang menggunakan komputer Braille sambil menunggu Reina pulang.Sudah jam delapan malam, Reina belum pulang juga.Biasanya, Reina tidak pulang selarut ini.Tak lama kemudian ada sebuah pesan masuk di ponsel Maxime. Dia pun membuka dan memutarnya pesan secara otomatis."Pak Max, ini Revin. Aku cuma mau kasih tahu kalau Reina telat pulang karena lagi sama aku sekarang."Seketika, wajah Maxime memerah karena marah.Maxime tidak lagi fokus lagi mengurus pekerjaan, dia berdiri dari kursi dan keluar rumah.Di luar sangat berangin dan Maxime membiarkan tubuhny
더 보기

Bab 320

Tangan yang seolah baru keluar dari lemari es sekarang menempel di dada Maxime.Maxime terdiam, dia sama sekali tidak merasa kedinginan, malah merasa darah di tubuhnya mendidih.Tangan Reina yang lain tanpa sengaja menyentuh wajahnya yang panas."Maxime, kamu demam."Di malam yang sedingin ini wajah Maxime malah panas terbakar, tapi dia bukan demam.Maxime tersenyum kecil dan menelan ludah, "Kata-kataku semalam masih berlaku kok."Reina hanya melihat mulut Maxime bergerak tapi tidak tahu apa yang Maxime katakan, jadi Reina juga asal jawab, "Ya."Langkah Maxime menjadi lebih cepat.Akhirnya mereka sampai di rumah.Lyann melihat mereka berdua basah kuyup dan langsung mengambil handuk. "Kok baru pulang?"Maxime mengambil handuk itu dan menyeka tubuh Reina.Reina sudah sangat kedinginan, tapi dia tidak lupa menenangkan Lyann."Bu Lyann, ini sudah malam banget. Tidurlah, aku nggak sengaja pulang telat soalnya mobilku mogok."Reina buru-buru menjelaskan tanpa mengatakan kalau dia tidak bisa
더 보기
이전
1
...
3031323334
...
231
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status