***Di tempat lain ...."Danial Abdisatya? Sungguh?"Mata Vida melebar, terbelalak bahkan sampai membuatnya bangun dari ranjang hotel. Padahal ia kelelahan setelah melayani beberapa tamu secara beruntun.Ia sedang terhubung dengan panggilan telepon Reyhan—salah satu pelanggannya—yang memberinya kabar bahwa Nial dan Bela mengalami kecelakaan."Lalu bagaimana keadaan Bela? Apa dia mati?" tanyanya lagi."Vida, dia 'kan adikmu. Bagaimana bisa kamu sejahat itu, Sayang?""Tapi, aku nggak suka dengannya. Astaga, siapa sangka tuan arogan yang bernama Nial itu akan mengalami nasib buruk seperti ini?""Baiklah, aku tutup teleponnya, nanti malam kita bertemu. Dah ....""Dah, Pak Rey!"Vida melempar ponselnya ke samping kiri. Bibirnya mengatup rapat namun pikirannya bekerja tanpa henti. 'Bagaimana jika Nial mati? Bukankah itu artinya Bela akan jadi janda? Brengsek! Tapi dia akan jadi janda yang kaya raya. Nggak!'Ia meremas rambutnya dengan kesal. Saat itu, bel di pintu kamar hotelnya dipencet s
Baca selengkapnya