#67Malam itu, Laras berdiri di dekat jendelanya dan menatap gelap serta kelamnya malam. Ia membuka jendela itu sedikit agar kesiur angin malam dapat membelai wajahnya.Dari arah pintu, Galih membawakan segelas susu untuk Laras. Ini sudah menjadi kebiasaannya sejak Laras pulang dari rumah sakit. Perhatian Galih semakin tertumpah pada Laras. Sepulang dari mengurus cafe, Galih akan langsung pulang ke rumah.Ya, meskipun memang sejak menikah pun, Galih tak pernah pulang terlambat. Tapi, perhatian Galih seakan makin banyak dan bertambah setiap harinya."Lagi apa?" tanya Galih saat dirinya telah berhasil menghampiri Laras."Biasa, Mas. Aku lagi ngeliatin bulan, bintang dan benda yang ada di langit lainnya," sahut Laras cepat diiringi senyuman manisnya."Nih, diminum dulu susunya, Sayang." Galih menyodorkan segelas susu hangat untuk Laras. Lalu, wanita itu pun segera menerimanya dengan senang."Terima kasih, Mas," ujar Laras seraya mulai menyeruput pelan segelas susu yang sengaja dibuat Gal
Read more