#69Sepulangnya Angga ke rumah. Ia harus menerima tatapan sinis dari Aluna. Wanita itu sangat murka saat melihat suaminya seenaknya saja pergi tanpa membawa dirinya dan Jelita."Kamu dari mana aja sih, Mas?" tanya Aluna sinis ketika melihat Angga baru saja pulang dan masuk ke rumah."Cari udara segar lah. Biar nggak sumpek, di rumah," sahut Angga asal. Ia tak menoleh ke arah Aluna sedikit pun.Wanita itu tampak sibuk menggendong Jelita yang sedang rewel karena demam. Ia makin kesal karena kepergian Angga menggagalkan rencananya bertemu Feri. Ditambah lagi dengan Jelita yang rewel karena suhu tubuhnya panas.Bu Intan tak bisa dititipi Jelita, karena hari ini dia juga pergi untuk arisan dengan teman gengnya. Sementara Tasya tak mungkin bisa dititipi Jelita. Hal itulah yang membuat Aluna sangat murka."Emang kamu aja yang mau cari udara segar, hah!" ketus Aluna menatap tajam wajah suaminya yang tampan tapi menyebalkan."Bisa nggak sih sehari aja kamu nggak marah-marah, Lun! Aku cuma sehar
#71Angga sempat merasa aneh dengan sikap adiknya yang acuh. Tapi, ia tak begitu terlalu memerhatikan. Padahal, banyak yang ingin dia tanyakan pada Tasya. Namun, Angga urung melakukannya karena Aluna sudah memanggilnya dari rumahnya."Kenapa nggak langsung pulang sih, Mas. Malah ke rumah ibu dulu," omel Aluna saat suaminya hendak berjalan pulang."Emang nggak boleh kalau aku mampir ke rumah ibu?" Angga tak menjawab malah balik bertanya pada Aluna."Nggak salah, Mas. Tapi, aku capek tau ngurusin Jelita sendirian. Mas bisa nggak cariin aku pengasuh buat Jelita lagi," keluh Aluna dengan wajah dibuat memelas. Ia bahkan tak segan mengatakan permintaannya pada Angga. Membuat lelaki itu muak dengan kelakuannya.'Aku sangat menyesal mengenalmu, Aluna!' batin Angga seraya menatap kesal pada Aluna."Gimana, Mas? Mau 'kan kalau kita ambil pengasuh lagi? Ya?" tanyanya lagi memastikan karena Angga hanya bergeming dan tak kunjung memberi jawaban hingga membuatnya tak sabaran."Maaf, Lun. Aku 'kan s
#72Dalam benak Angga, setelah pulang dari rumah ibunya ia ingin segera memarahi Aluna. Dia telah membodohi Angga, dan ia tak terima.'Sialan kenapa dulu aku percaya saja kalau dia sedang mengandung benihku.' Angga menggumam tak percaya di dalam hatinya. Ia benar-benar merasa sangat marah saat ini.Mengenalnya juga tidak terlalu lama. Akibat malam itu dunianya terbalik. Angga menyugar rambutnya dengan kasar. Ia merasa gusar, kenapa waktu seolah melambat.Hingga saat malam tiba, setelah Angga membersihkan diri dan hendak tidur. Ia memandangi ranjang yang penuh dengan kenangan. Suka dan duka nya menjalani rumah tangga bersama Laras. Hingga kehadiran Aluna telah menghancurkan segalanya.Salahnya juga tidak pernah mencari tahu informasi lebih banyak tentang wanita yang kini menjadi istrinya. Angga menyesali kejadian malam itu hingga harus membuatnya akhirnya terlibat dengan Aluna.Malam itu, ia sangat frustasi sampai menenggak alkohol dengan tak terkontrol. Sebelum benar-benar mabuk, ia s
#73Tasya kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Ia harus bersiap untuk menemui Roy dan teman-temannya lagi. Tak lain untuk memuaskan has**rat mereka dengan tubuh moleknya. Ia layaknya boneka yang seenaknya bisa dipermainkan oleh mereka. Dirinya seolah tak berharga lagi sebagai seorang wanita. Ia merasa jika dirinya tak ubahnya seonggok sampah yang tak berguna.Wajah gadis itu tiba-tiba berubah sendu saat membayangkan tubuhnya harus dijamah lagi oleh ketiga teman bejatnya itu. Ingin lepas dari semua belenggu menyesatkan itu, tapi Tasya seolah tak bisa memikirkan cara apa pun selain mati dan meninggalkan semua urusan di dunia ini. Dan, dirinya belum siap untuk itu. Tasya tak tahu bagaimana caranya agar dirinya lepas dari belenggu itu.Tasya sudah merelakan perasaannya yang tak berbalas pada Galih. Ia sudah memasrahkan semuanya, dan memutuskan untuk berhenti mengejar Galih dan cintanya. Karena itu adalah hal yang sangat sulit ia capai. Cinta Galih hanya akan menjadi milik Laras sela
#74Usia kehamilan Laras yang semakin membesar membuatnya kian rajin melakukan jalan pagi. Saran dari mertua juga ibunya biar nanti lahirannya insya allah dilancarkan. Laras merasa sedikit gugup saat hari perkiraan lahir semakin dekat. Ia khawatir dengan proses persalinan yang akan ia lalui itu.Ada rasa takut, khawatir, gelisah juga rasa bahagia yang dirasakan Laras dalam waktu yang bersamaan. Berbaur menjadi satu menimbulkan rasa yang sulit untuk dijelaskan. Namun, Galih selalu menguatkan dan meyakinkan Laras jika istrinya pasti bisa melalui semua proses itu dengan mudah."Kamu harus yakin, tenang, dan selalu berpikir positif maka hasilnya pun akan baik, Sayang," tutur Galih lembut malam itu saat mereka hendak memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi."Iya, Mas. Aku akan coba, tapi tetap aja makin dipikirkan makin gugup jadinya," sahut Laras sambil merapatkan tubuhnya lebih dekat lagi dengan suaminya."Aku akan tetap di sampingmu, Sayang. Aku akan mendampingi setiap proses yang akan
#75Penuh kepasrahan Tasya masuk ke dalam hotel dan merelakan dirinya menjadi objek kepuasan sek**sual bagi ketiga temannya. Mona dan Rere pun berada di kamar yang sama. Mereka berpesta tanpa henti. Layaknya laki-laki dan perempuan dewasa yang saling melepaskan has**rat di tempat yang sama. Sungguh, rasanya Tasya ingin menghilang saja dari muka bumi saat lagi-lagi teman-temannya menginginkan tubuhnya.Tasya menangis tanpa suara dan tanpa air mata di dalam hatinya. Ia bahkan tak kuasa untuk menumpahkan air matanya. Entah, dirinya semakin tak tahu bagaimana caranya bisa terlepas dari jerat kelam pertemanan toxic itu. Mungkin, jika dia mati semuanya akan berakhir. Mereka pasti takkan bisa lagi memanfaatkannya andai dia sudah mati.Sementara itu, malam sudah beranjak larut. Bu Intan yang mengusir rasa sepinya dengan melihat sinetron lama-lama merasa terusik dengan kekhawatiran. Pasalnya, Tasya tak kunjung memberi kabar padanya. Padahal anak itu sudah berjanji untuk mengabarinya. San hal
#76"Kamu?" Tasya menunjuk tepat ke wajah lelaki yang sempat tak dikenalinya itu.Semakin lama menatap, Tasya menyadari jika wajah lelaki itu sangatlah tidak asing di matanya. Tapi, sialnya dia tidak dapat mengenali lelaki itu."Sudah ingat siapa saya?" tanya laki-laki itu seraya melebarkan senyumannya."Kalau nggak salah nama kamu … Arvin Firmansyah, 'kan?" tebak Tasya. Ingatannya seolah terlempar kembali ke masa lalu. Saat ia masih mengenakan seragam putih biru. Ya, laki-laki itu begitu mirip dengan salah satu temannya di masa lalu."Benar sekali," sahutnya membenarkan dugaan Tasya. "Gimana kabarmu, Tasya?" tanya Arvin kemudian. Ia menanyakan kabar pada teman lamanya yang sudah lama tak ditemuinya itu."Aku, baik. Kamu gimana?" tanya balik Tasya mengenai kabar Arvin. Jujur saja ia pangling dengan penampilan Arvin kini yang sangat jauh berbeda dengan penampilannya dulu. Terutama penampilan fisiknya yang sangat berbeda.Dulu, tubuhnya gempal dan sedikit berisi. Namun, sekarang yang
#77Syahna Devitasari, gadis berusia dua puluh tahunan itu adalah seorang anak dari keluarga broken home. Orang tuanya harus bercerai karena kehadiran orang ketiga.Ia memilih ikut dengan sang mama yang sering sakit-sakitan semenjak perceraiannya dengan papanya hingga akhirnya sang mama mengembuskan napas terakhirnya sekitar tiga bulan yang lalu.Syahna marah, dan begitu murka pada papanya juga wanita yang menjadi biang permasalahan kedua orang tuanya.Dulu, hidup keluarga mereka bisa dibilang berkecukupan bahkan bergelimang harta. Akan tetapi, karena kehadiran pelakor itu semua tatanan rumah tangga yang harmonis itu berakhir porak poranda.Syahna dengan gigih mencari tahu identitas pelakor itu. Wanita yang telah merusak kebahagiaan rumah tangga kedua orang tuanya. Dan, itulah yang membawa Syahna berada di sini. Di rumah Aluna.Aluna adalah wanita yang telah merusak kebahagiaannya. Dan ia pun bertekad kuat untuk menghancurkan kebahagiaan Aluna. Sama seperti wanita itu menghancurkan pe