Semua Bab Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Bab 51 - Bab 60

130 Bab

Ujian Rumah Tangga

#51Laras membulatkan matanya. Ia sangat terkejut saat melihat sosok yang kini berada di hadapannya."Kamu?" tanya Laras tak percaya.Gadis yang berdiri di hadapannya itu segera mengayun langkahnya mendekati Laras yang masih mematung di depan pintu cafe."Ya, ini aku, mantan kakak ipar," sahut Tasya pongah. Wajahnya terlihat sangat menyebalkan bagi Laras."Kenapa kamu ada di sini? Dan apa maksud ucapanmu tadi?” tanya Laras merasa heran karena tidak ada satu pun orang yang tahu tentang suaminya yang pergi dari rumah kemarin.Akan tetapi, kenapa Tasya seolah tahu sesuatu tentang rumah tangganya yang sedang dirundung oleh masalah.“Aku pikir kamu sudah tahu kalau aku merupakan pelanggan tetap di kafe ini, jadi wajar dong kalau aku ada di sini,” balas Tasya acuh.Dia hanya menjawab pertanyaan pertama dari Laras saja, seakan tak mempedulikan pertanyaan kedua yang dilontarkan Laras yang jauh lebih penting dari pertanyaan yang pertama. Gadis itu seakan acuh tak acuh dengan wajah Laras yang p
Baca selengkapnya

Kegalauan Laras

#52"I–ibu …." Laras hampir tak bisa menahan air mata yang hendak berjatuhan dari pelupuk matanya. Entah harus bagaimana lagi dia mengungkapkan segala perasaan gundahnya.Ucapan sang ibu yang terkesan menyemangatinya itu, membuat Laras terharu. Ia kehabisan kata untuk sekadar menyahut ucapan Bu Sari."Semua rumah tangga pasti ada kalanya diuji, Nak. Dan, ibu yakin setiap masalah pasti akan memiliki jalan keluarnya sendiri. Bertahanlah, Ibu yakin kamu bisa." Bu Sari kembali berkata, dan hal itu semakin membuat Laras tak kuasa menahan dirinya."Bu…," cicit Laras lirih. Wanita itu segera mengulurkan tangannya dan memeluk erat tubuh ibunya.Wanita yang telah melahirkannya itu seolah mengerti apa saja yang kini dirasakan Laras, walau tidak sepatah kata pun yang diucapkan olehnya."Terima kasih, Bu. Laras pasti akan mendengarkan nasehat dari ibu," ucap Laras masih memeluk tubu
Baca selengkapnya

Renggang

#53Bu Intan hendak mengintrogasi Tasya yang hari ini pulang dengan wajah sumringah. Setelah pagi tadi, ia tidak sempat menanyai apa pun pada putrinya karena Tasya terburu-buru pergi, entah ke mana.Tasya segera pulang ke rumah, setelah berhasil memastikan jika hasutannya pada Galih telah berhasil. Ia tak tahan untuk segera memberitahukannya pada sang ibu."Bu, Bu! Tasya punya kabar bahagia!" pekik gadis itu setelah masuk ke dalam rumah.Raut wajah Bu Intan nampak seram menatap tajam terhadap Tasya. Senyum lebarnya seketika menghilang setelah melihat ekspresi Bu Intan."Kabar apa?" tanya Bu Intan sedikit ketus. Ia bahkan menatap sinis pada Tasya.Gadis itu pun sadar jika sang ibu sedang tak baik-baik saja. Ia menduga kalau ibunya tengah merajuk, tapi Tasya tidak tahu apa yang telah membuat ibunya begitu marah."Ibu kenapa? Kok kayaknya lagi marah sama seseorang, Bang Angga atau Aluna bikin ulah lagi ya, Bu. Mereka cari gara-gara lagi?" tanya Tasya sambil menebak alasan kenapa ibunya t
Baca selengkapnya

Laras Pingsan

#54Rian memaku dan bergeming di tempatnya. Ia sungguh menyayangkan sikap Galih yang menurutnya sangat kekanakan. Bagaimana bisa ia lebih memilih percaya pada ucapan orang lain yang belum tentu benar, daripada ucapan wanita yang menjadi istrinya kini.Sungguh, hal itu membuat Rian tak habis pikir. Padahal, dia yang dulu disuruh Galih untuk mendekati Laras pun, merasa dan dapat menilai kalau Laras adalah wanita yang baik dan tak pernah macam-macam.Rian bahkan sempat jatuh cinta pada Laras kala itu. Tapi, akhirnya harus mundur saat Galih akhirnya menyatakan cinta dan melamar Laras.'Dia nggak tahu aja, kalau banyak lelaki yang akan menunggu Laras menjanda lagi,' batin  Rian kemudian. Lelaki itu pun tak tahan untuk bicara lagi.Dia putuskan untuk membantu Galih, dan menasehati nasib rumah tangganya yang berada di ujung tanduk."Gal, sepertinya lo harus pulang dan minta maa
Baca selengkapnya

Kondisi Laras

#55Laras pingsan dan tak sadarkan diri dengan tiba-tiba. Ia tak dapat lagi menahan sakit luar biasa yang mendera perutnya."Astaghfirullah! Bu Laras!" pekik ketiga asisten Laras secara bersamaan.Mereka sangat terkejut saat tiba-tiba Laras terjatuh dan tak sadarkan diri. Mereka saling berpandangan, dan sepersekian detik kemudian mereka mendekati tubuh Laras. Memanggil nama Laras, serta mengguncang tubuhnya dengan lembut."Bu, Bu Laras, bangun, Bu," ucap Nela panik. Asisten paling muda di antara yang lainnya itu pun terlihat paling panik. Dia begitu menyayangi dan menghormati Laras karena kebaikannya."Kita harus cari bantuan, Mbak Rasti. Sebentar, saya keluar dulu siapa tahu ada yang mau bantu," tutur Rena dengan terburu-buru. Ia juga sama paniknya dengan yang lain. Apalagi mengingat jika rumah tangga Laras seperti sedang bermasalah.Tapi, Rena tak akan membicarakan hal
Baca selengkapnya

Penguntit

57Tak lama kemudian, Galih kembali ke rumah sakit dengan membawakan makanan untuk Laras. Ia mempercepat langkah kakinya saat ruangan Laras sudah terlihat di depan mata. Ia segera berlari kecil setelah dekat dengan pintu.Lelaki itu membuka pintu, dan ketiga pasang mata yang ada di ruangan itu segera menoleh ke arah pintu."Kenapa lama banget, Gal," protes Bu Irma pada putranya. Wanita paruh baya itu memanyunkan bibirnya."Ma–maaf, Ma. Tadi di penjual buburnya lumayan ngantre sih," sahut Galih seraya berjalan mendekati ranjang."Ya sudah, sini cepetan kamu suapin makannya, Laras. Mama sama papa juga mau cari makanan dulu ke luar," ujar Bu Irma sambil bersiap untuk pergi. Ia melirik suaminya yang terlihat masih duduk santai di atas sofa."Ayo, Pa, kita beli makanan dulu," ajak Bu Irma. Tangannya terulur pada sang suami."Ayo, Ma. Galih, Laras, kita pergi dulu, ya," ucap Pak Dhanu berpamitan pada anak serta menantunya.Padahal dia kurang mengerti kenapa istrinya mengajaknya untuk kelua
Baca selengkapnya

Beda Istri, Beda Rezeki

#59"Sial! Sial! Gara-gara ibu-ibu tadi sih, aku gagal ngintipin si Laras dan apa yang sedang Mas Galih bicarakan dengan ibunya Laras!" gerutu Tasya sembari terus melangkahkan kakinya dengan dihentak-hentakkan ke lantai.Rasa kesal sedang melandanya karena merasa jika rencananya tidak berjalan sempurna."Ini semua gara-gara ibu-ibu itu, deh! Siapa sih dia? Mana marahnya kenceng banget lagi. Malu banget diliatin orang-orang tadi," gerutunya lagi sambil terus melangkah keluar dari area rumah sakit.Ya, gadis itu adalah Tasya yang sedang penasaran dengan keadaan Laras. Sehingga, dia bisa berada di sini.Kecerdikannya telah membuatnya bisa mengetahui keberadaan Laras. Dan hal itu karena tak lain, ada seseorang yang sudah menginfokan padanya. Dan orang itu sangatlah dekat dengan Laras dan Galih."Sial deh! Jadi, rencanaku gagal lagi gitu buat misahin mereka! Ah, sebel anjay!" Ia terus menggerutu sepanjang langkahnya.Ia mengira jika rencananya sudah berhasil dan hasutannya kala itu akan m
Baca selengkapnya

Petaka Untuk Tasya

#61Bu Intan terus uring-uringan setelah beradu mulut dengan Aluna. Wanita paruh baya itu seolah tak terima dengan upah yang diberikan Aluna. Merasa tidak sepadan dengan kesulitannya mengasuh Jelita. Ya, walaupun pada kenyataannya, tak banyak yang dilakukan Bu Intan.Malah, Jelita tidak bisa reda tangisnya. Hanya diam saat anak itu kelelahan menangis. Jelita justru semakin menjadi dan keras saat Bu Intan mengasuhnya."Huh, awas saja! Aku aduin dia sama Angga! Benar-benar keterlaluan dia jadi mantu!" sungutnya kesal.Bu Intan sudah dikuasai emosi sehingga ia tak memikirkan hal yang lain. Termasuk Tasya yang tak kunjung pulang ke rumah, meskipun hari sudah beranjak malam.Malam itu, Angga sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar. Karena begitu banyak tuntutan dari Aluna, Angga harus mau lembur di kantor demi gaji lebihan yang diharapkan dapat untuk menambal beberapa kekurangan untuk pengeluaran rumah tangganya.Saat mobilnya berhenti di l
Baca selengkapnya

Percobaan Bunuh Diri

#63Pagi itu, Bu Intan tampak berjalan mondar-mandir gelisah di ruang tamunya. Pasalnya, ia menyadari kalau semalam Tasya tak pulang ke rumah. Dan bahkan nomor ponselnya pun tak dapat dihubungi sejak semalam hingga pagi ini. Hal itu semakin membuat Bu Intan khawatir atas keadaan dan kondisi Tasya. Entah harus bagaimana, ingin mengadukan hal ini pada Angga pun, Ia tak berani. Angga pasti akan marah kalau tau Tasya ternyata tidak pulang ke rumah dan Bu Intan ketahuan berbohong padanya.Bu Intan masih memiliki rasa takut dan segan. Takut kalau nanti Angga malah mengatakan jika dirinya tak becus dalam menjaga anak bungsunya dan entah apa lagi yang akan Angga lontarkan. Yang jelas, Bu Intan tak siap jika hal itu terjadi. Sehingga, berbohong dan menutupi tingkah laku Tasya adalah jalan yang dipilihnya. Ia tak mau Angga semakin murka padanya, dan berimbas akan mengurangi jatah bulanan yang diberikan Angga untuk mereka."Aduh, ini anak kemana sih? Ditelpon juga nggak aktif dari semalam. Tas
Baca selengkapnya

Berdamai

#65Usai menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa hari. Dokter yang menangani Laras akhirnya menyatakan jika kondisi Laras sudah kembali stabil dan diperbolehkan untuk pulang. Kabar itu disambut bahagia oleh keluarga Laras. Terutama oleh pasangan suami istri yang baru menjalani biduk rumah tangga itu.Mereka sangat bersyukur karena Laras akhirnya bisa kembali ke rumah. Dan kondisi janinnya sudah dinyatakan baik-baik saja. Selama masa perawatan, Galih pun seolah tak kenal lelah. Ia selalu siap siaga kalau-kalau Laras membutuhkan bantuan untuk mandi atau sekadar buang air ke kamar mandi. Ia benar-benar melakukan segalanya untuk menebus rasa bersalahnya pada Laras. Dan karena hari-hari yang telah Laras lalui dalam kesendirian dan kesakitan.Ya, seperhatian itu Galih terhadap istrinya. Setelah masalah rumah tangga yang menderanya itu, membuat Galih selalu dirundung rasa bersalah. Acapkali dirinya memandangi wajah polos Laras yang tengah terpejam. Dan setiap kali menatap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status