Pukul 2 dini hari dan Alesio masih terjaga dari tidurnya. Pria itu menatap pergelangan tangan kanan Alana yang membekas karena tingkah Alana yang memberontak. Dia merasa campuran emosi: kesal, kecewa, dan bahkan sedikit bersalah. Namun, di antara semua itu, ada juga getaran aneh yang membuatnya terdorong untuk berbuat lebih dari sekadar membebaskan Alana.Tanpa ragu, Alesio bangkit dari ranjang, langkahnya mantap menuju meja di sisi kamar tidur. Di atas meja itu, ada sebuah kunci, sebuah objek yang mengingatkannya pada situasi rumit yang sedang dihadapinya. Dengan tangan yang mantap, dia mengambil kunci tersebut dan kembali ke ranjang.Dengan gerakan cepat, Alesio membuka borgol yang membelenggu pergelangan tangan Alana. Perlahan, ia melemparkan borgol itu ke lantai dengan kasar, membiarkan suara metal berdenting memecah keheningan malam.Tanpa sepatah kata pun, Alesio menatap mata Alana. Keheningan malam menambah ketegangan di udara. Tanpa ragu, bibirnya mengec
Baca selengkapnya