Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 61 - Bab 70

574 Bab

61.Perjanjian!

Ratu Wu alias Wu Yuan yang saat itu mempunyai dendam mendalam terhadap manusia berpikir sejenak setelah mendengar apa yang Nenek Jung katakan kepadanya. Lalu dia pun berkata,"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kau inginkan...Saat ini aku inginkan kekuatan...!" ucap gadis itu.Nenek Jung pun menyeringai."Kekekek...Anak pintar, sekarang lepas semua pakaianmu, dan ikut aku ke kolam air iblis!" ucap wanita tua tersebut.Wu Yuan sedikit ragu. Namun dia sangat menginginkan kekuatan untuk balas dendam."Apa salahnya aku coba. Penyihir Neraka terkenal akan kemampuannya. Ibu melarangku melakukan perjanjian apa pun dengannya. Tapi dia sendiri ternyata seorang budak..." batin Wu Yuan.Dia pun melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya lalu berjalan mengikuti Nenek Jung menuju ke sebuah kolam yang ada di belakang istana. Kolam itu bernama Kolam Air Iblis. Sebuah kolam yang biasa digunakan untuk mereka yang berhasil mencapai Pemurnian Jiwa Tahap Akhir.Kolam itu akan memberikan sedikit pe
Baca selengkapnya

62.Rencana Ratu Wu

Yue Fei dan Bara Sena berhenti di depan telaga yang cukup luas. Di malam hari, telaga itu nampak seperti area gelap yang penuh misteri."Kau yakin di dalam sana adalah kerajaan ular itu?" tanya Bara Sena."Aku tidak yakin sepenuhnya. Tapi, aku bisa merasakan ada aura kekuatan yang misterius dari dalam telaga..." sahut Yue Fei."Aku menyesal tidak bisa menjaga Xue Ruo dengan baik. Aku lengah karena ular yang muncul dari dalam tanah itu..." kata Bara Sena.Yue Fei menepuk bahu Bara sambil sedikit memijitnya."Kau tak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Musuh terlalu banyak sehingga kita kesulitan untuk mengatasinya. Tapi, saat aku datang ke tempatmu, kemampuan bertarung mu hebat juga," kata Yue Fei.Bara Sena mengepalkan tinjunya."Tapi itu semua masih belum cukup. Yue Fei istriku, aku akan menelan Inti Jiwa Chu Yi dan meningkatkan kekuatan yang ada di dalam tabuhku..." kata Bara sambil menatap Yue Fei."Kau masih berada di ranah Penempaan Tubuh tahap akhir. Apa kau yakin, menelan pil tin
Baca selengkapnya

63.Api Neraka Yeomra

Nenek Jung menatap sosok bercahaya biru tersebut. Sosok yang sangat mirip dengan Xue Ruo."Siapa kau!?" tanya Nenek itu dengan mata melotot.Sosok yang tak lain adalah Jiwa Dewi Biru yang berada di dalam tubuh Xue Ruo itu tidak menjawab. Tangan kanannya terangkat ke atas. Tiba-tiba saja dari atas nenek Jung muncul satu lingkaran biru. Wanita tua itu mendongak ke atas. Dia terkejut melihat sesuatu yang tepat berada di atas kepalanya."Lingkaran Penghancur Surga!?" seru wanita itu.Dari dalam lingkaran biru itu muncul satu tekanan yang sangat kuat yang menghantam ke arah tubuh nenek Jung.Dengan kedua tangannya nenek tua itu mendorong ke atas. Gelombang merah keluar dari tangannya menahan tekanan berwujud lingkaran biru tersebut. Kedua kekuatan pun saling beradu dengan kuat. Tubuh Nenek Jung sedikit terbungkuk menahan kekuatan tersebut."Tidak mungkin! Dewa seperti diriku bisa ditekan oleh makhluk yang tidak jelas asal usulnya ini! Siapa dia sebenarnya!?" batin wanita tua tersebut.Jiw
Baca selengkapnya

64.Raja Huang

Yue Fei mengeluarkan sebuah pedang biru dari tangannya. Kedua matanya menatap tajam ke arah Raja Huang. Sesosok raja binatang Iblis yang cukup ditakuti di Hutan Kematian."Pria ini tidak lemah...Aku bisa merasakan kekuatannya yang dia sembunyikan. Siapa dia?" batin Yue Fei.Kedua matanya melirik ke arah Bara Sena yang terlindungi perisai es miliknya. Yue Fei cukup yakin perisai itu kuat untuk menahan serangan binatang Iblis yang berada di ranah Pemurnian Jiwa hingga ke Alam Mendalam Tingkat 1. Tapi dia tak bisa menebak berapa lama perisai itu bisa menahan gempuran.Saat ini baru Raja Huang yang muncul di hadapan Yue Fei. Para pengawal raja itu masih belum menampakkan batang hidungnya."Hei gadis cantik! Apakah kau ini manusia yang membuat Ratu Wu kesal? Aku melihat kau biasa-biasa saja. Apa hebatnya gadis kecil seperti dirimu? Lebih baik kau menjadi pengikutku dan melayani diriku...Hehehe," ucap Raja Huang membuat Yue Fei marah.Gadis itu paling tidak suka mendengar ucapan kotor dan h
Baca selengkapnya

65.Empat Pilar Ungu

"Kau sudah terluka parah oleh serangan ku tadi. Apakah kau ingin mati? Aku masih menginginkan tubuhmu itu. Jadi, aku tak mau kau terluka lebih parah lagi," kata Raja Huang sambil menyeringai."Hentikan bicaramu...! Aku muak mendengarnya!" umpat Yue Fei sambil pegangi pinggangnya yang terasa sakit.Saat dia melihat ke pinggangnya tersebut, gadis itu melihat bagian tersebut menghitam dan mengeluarkan asap."Tendangan tadi sangat beracun...Sial...Apa yang harus aku lakukan?" batin gadis itu.Racun yang Raja Huang kerahkan itu cukup berbahaya meski saat dia menentang Yue Fei tidak dengan niat membunuh."Racun itu akan terus menjalar di tubuhmu jika tidak segera diobati. Jika racun itu mencapai jantungmu, maka itu akan membuat jantungmu membengkak lalu meledak dan kau mati. Apa kau ingin menyia-nyiakan hidupmu itu gadis cantik?" tanya Raja Huang masih berusaha merayu.Namun Yue Fei sudah sangat muak melihat sosok pria tersebut. Dia meludah ke tanah. Nampak ludahnya berwarna hitam pertanda
Baca selengkapnya

66.Raja Kalajengking

Raja Huang menjerit keras setelah keningnya terkena jarum perak milik Bara Sena. Jarum itu membuat kepalanya panas dan kedua matanya tidak bisa melihat dengan benar. Hal itu dikarenakan di dalam jarum itu mengandung racun Chu Yi yang sebelumnya telah digunakan untuk mengobati Xue Ruo. Bara sengaja menyimpannya karena dia berpikir suatu saat nanti itu akan berguna.Bara menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Raja Huang. Tinjunya menghajar wajah pria berkepang itu dengan keras.Buk!Tubuh Raja Huang berputar di udara sebelum akhirnya jatuh ke tanah dengan suara keras. Pukulan Bara sangat kuat karena telah dialiri tenaga dalam tingkat tinggi. Namun begitu, itu masih belum cukup untuk membuat makhluk yang sudah berada di tahap Alam Mendalam itu tumbang. Dia masih bangkit sambil marah-marah."Sial...Apakah Pukulan milikku tidak terasa olehnya?" batin Bara.Dia melirik ke arah empat pengawal Raja Huang yang bangkit berdiri."Ini sungguh merepotkan..." batin pemuda itu.Mengalahkan Raja
Baca selengkapnya

67.Melawan Raja Huang

"Jadi, ada dimana kita sebenarnya saat ini?" tanya Yue Fei.Kahiyang Dewi tersenyum. Entah mengapa, temperamen nya yang dulu keras kini malah menjadi lembut terhadap orang lain."Sekarang, kita ada di Dunia Penyimpanan milik Bara Sena. Dunia Penyimpanan ini sangat luas. Bahkan mungkin saja bumi ini tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan dunia ini..." kata Kahiyang Dewi."Benarkah? Bagaimana bisa Bara mempunyai sesuatu yang hebat seperti ini?" tanya Yue Fei takjub."Dia adalah dewa di masa lalu. Dan sekarang dia masih tetap seorang dewa. Hanya saja, kekuatannya masih belum kembali. Namun bakat dan semuanya, dia memiliki itu. Jangan heran jika dia bisa membuat siapa pun yang ada di dekatnya menjadi tertarik padanya karena kemampuannya dalam menyembuhkan orang terluka sangat luar biasa. Kau pasti sudah merasakannya sendiri bukan?" kata Kahiyang Dewi.Wajah Yue Fei seketika memerah."Kau sendiri, apakah kau juga salah satu wanita yang tertarik dengannya?" tanya Yue Fei sambil menahan
Baca selengkapnya

68.Kemunculan Iblis Es!

"MATI KAU!" teriak Raja Huang sambil melesat ke arah Bara Sena dengan cepat.Dalam keadaan terluka, Bara cukup sulit untuk menghindari serangan dari Raja Kalajengking itu. Tubuhnya pontang panting saat menghindar dari Pukulan ganas milik Raja Huang."Mau lari kemana kau tikus kecil!" teriak Raja Huang sambil terus menyerang.Bara Sena kesulitan kabur lagi. Capit besar milik Raja itu berhasil menangkap tubuhnya lalu membantingnya ke tanah dengan keras.Baammm!Ughhh!Bara merasakan tubuhnya seperti hancur oleh bantingan keras tersebut. Beberapa tulang di punggungnya patah dan bahkan menusuk paru-parunya hingga darah pun keluar dari mulutnya."Ini masih belum cukup untuk membuat ku senang!" teriak Raja Huang lalu dia menginjak tubuh Bara Sena dengan keras hingga tubuh pemuda itu melesak kedalam tanah."Tidak bisa...Aku tidak bisa melawan hanya dengan ini.." batin Bara yang semakin terdesak.Namun terlintas satu akal yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Dengan cepat pemuda yang sudah teri
Baca selengkapnya

69.Inti Jiwa Huang

Bara Sena membuka matanya. Saat ini dia masih berada di dalam Empat Pilar Ungu miliknya sendiri. Dia menoleh ke kanan da kekiri. Matanya pun berhenti pada dinding es dimana ada mayat Raja Huang yang masih menempel di sana dengan keadaan yang mengenaskan.Kepala mayat itu berlubang, dan tubuhnya terbelah."Apa yang terjadi? Kenapa aku tak ingat sama sekali?" batin Bara Sena.Tiba-tiba dia merasa kepalan tangannya bergetar. Dia baru sadar jika dia tengah memegang sesuatu. Saat dia membuka telapak tangannya, kedua matanya melotot melihat apa yang ada di tangannya tersebut."Inti Jiwa...? Apakah ini milik Raja Kalajengking itu?" batin Bara Sena.Di telapak tangannya itu nampak sebutir inti jiwa yang mengeluarkan cahaya merah kekuningan. Ada aura pekat dan gelap di dalamnya. Namun tingkat Racun nya tidak setinggi milik Chu Yi. Pemuda itu pun tersenyum."Akhirnya aku mendapat harta untuk menjadikan dia istriku. Sebentar lagi, tubuh sampah ini akan menjadi menantu seorang Raja...Hahaha! Di t
Baca selengkapnya

70.Pesan Ganesha

"Aku sudah tidak bisa lagi...!" seru Yue Fei dengan napas terengah-engah. Keringat membasahi tubuhnya yang tak memakai pakaian selembar benang pun.Bara Sena tersenyum lebar. Dia memeluk gadis itu sambil mengecup keningnya."Sudah beberapa kali kita melakukannya, aku rasa sudah cukup..." ucapnya.Yue Fei memeluk tubuh pemuda itu. Dia tidak merasa risih sedikit pun meski tubuh pria muda itu penuh dengan keringat."Kau sangat kuat dan penuh gairah. Aku tak pernah menyangka akan mengalami pengalaman seliar ini. Aku tak akan pernah melupakannya..." ucap Yue Fei."Tenang saja, kau bisa mengulang kenangan seperti ini sebanyak yang kau mau istriku," kata Bara sambil membelai punggung mulus si gadis."Ah...Aku tidak berdaya saat kau melakukan gerakan seperti itu..." Bara tertawa lebar. Dia merasa lucu dengan apa yang baru saja Yue Fei katakan."Tapi aku melihat kau sangatlah menikmatinya. Kau berteriak dan juga bergerak liar saat itu. Apa kau lupa?" "Sudah hentikan! Jangan membicarakan hal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
58
DMCA.com Protection Status