"Aku sudah tidak bisa lagi...!" seru Yue Fei dengan napas terengah-engah. Keringat membasahi tubuhnya yang tak memakai pakaian selembar benang pun.Bara Sena tersenyum lebar. Dia memeluk gadis itu sambil mengecup keningnya."Sudah beberapa kali kita melakukannya, aku rasa sudah cukup..." ucapnya.Yue Fei memeluk tubuh pemuda itu. Dia tidak merasa risih sedikit pun meski tubuh pria muda itu penuh dengan keringat."Kau sangat kuat dan penuh gairah. Aku tak pernah menyangka akan mengalami pengalaman seliar ini. Aku tak akan pernah melupakannya..." ucap Yue Fei."Tenang saja, kau bisa mengulang kenangan seperti ini sebanyak yang kau mau istriku," kata Bara sambil membelai punggung mulus si gadis."Ah...Aku tidak berdaya saat kau melakukan gerakan seperti itu..." Bara tertawa lebar. Dia merasa lucu dengan apa yang baru saja Yue Fei katakan."Tapi aku melihat kau sangatlah menikmatinya. Kau berteriak dan juga bergerak liar saat itu. Apa kau lupa?" "Sudah hentikan! Jangan membicarakan hal
Bara Sena yang bertemu dengan Ganesha mencoba mengingat sebuah senjata bernama Golok Luo Tian Long dibicarakan oleh Ganesha. Namun, karena pemuda itu tidak mengingat senjata tersebut, Ganesha pun mengulurkan Gada Satrakrajaya yang mampu memberikan ingatan masa lalu Bara Sena. Dan, setelah menyentuh gada tersebut, jiwa Bara pun diseret masuk ke dalam masa lalu, ditempat dimana Bara dilahirkan.Dia terkejut saat melihat sosok pemuda yang tak lain adalah dirinya. Pemuda itu membawa Golok besar. Dengan perasaan was-was, Bara melompat dan mendekati sosok tersebut. "Apa yang..."Bara tak meneruskan kata-katanya. Kedua matanya tertuju pada sosok yang tergeletak di tanah dengan tubuh berlubang. Melihat Golok besar di tangan pemuda yang ada di depannya, Bara yakin sekali, pemuda itu baru saja membunuh sosok yang tergeletak di tanah."Kau tahu sendiri bukan, siapa dia? Dan senjata apa yang dia bawa...Lalu, siapa yang baru saja dia bunuh dengan Golok itu?" terdengar suara di belakang Bara Sena.
Bara Sena membuka matanya kembali. Dia menoleh ke arah jarinya. "Bentuknya aneh, tapi lumayan..." batin pemuda itu."Apa yang kau lakukan kakak?" tanya Yue Fei."Eh, istriku...Aku baru saja menemui seseorang yang menghubungi diriku melewati alam bawah sadarku," jawab Bara.Kening Yue Fei berkerut."Kau hanya duduk sebentar sekali dan baru saja kau memejamkan mata kau sudah membuka mata. Sesingkat itu kah? Bahkan aku baru saja datang untuk melihatmu...Tapi kau malah sudah membuka mata begitu aku tiba...Hm," ucap Yue Fei membuat Bara terkejut."Sebentar...?" lirihnya.Dia merasa yakin waktu yang dia rasakan cukup lama karena harus banyak berbincang dengan Ganesha. Ditambah, dia juga sempat melihat ingatan terakhirnya saat dirinya yang dulu baru saja membunuh ayahnya sendiri menggunakan Golok Luo Tian Long."Sebenarnya apa yang terjadi? Kau seperti orang bingung?" tanya Yue Fei."Entahlah...Aku juga tak tahu. Yang jelas aku bertemu sosok itu cukup lama...Tapi kau bilang, aku baru saja m
Bara Sena mengangkat Palu raksasa yang dia ciptakan dari Akik Ijo pemberian Dewa Ganesha. Lalu dengan sekuat tenaga dia menghujamkan nya ke perisai Gaib yang melindungi Kerajaan Ular Hijau.Palu itu menghujam tepat disebelah Bor Langit milik Yue Fei yang masih terus berputar menembus perisai gaib.DUMMMM!!!Dentuman keras terdengar saat senjata palu milik Bara menghantam perisai dengan kuatnya. Gelombang hijau menyebar ke segala arah membuat air di tempat itu bergelombang dahsyat. Yue Fei menatap takjub dengan kekuatan yang baru saja Bara tunjukkan."Luar biasa...! Hanya sebuah benda yang tercipta dari kekuatan bisa membuat hantaman sehebat ini...!" batin gadis itu.Bara berteriak keras lalu mengangkat kembali palunya. Untuk kedua kalinya dia menghantam perisai gaib yang sangat kuat tersebut.Istana Kerajaan Ular Hijau berguncang keras setelah hantaman palu pertama. Semua orang terlihat panik melihat perisai yang melindungi kerajaan mereka mulai retak. Padahal perisai tersebut adalah
Dari dalam tameng berbentuk kepala harimau dengan tanduk naga itu mengeluarkan bola api raksasa yang sebelumnya dikerahkan oleh Wu Xian dan Wu Ning. Rupanya tameng itu menelan bola api dan mengembalikannya dengan tenaga yang lebih besar.Wu Xian dan Wu Ning pun terkejut. Mereka segera menghindari bola api tersebut. Saat itulah Bara kembali mengubah bentuk tameng menjadi sebuah rantai."Mau lari kemana kalian!" ucapnya sambil melemparkan rantai tersebut.Rantai itu mengikat tubuh ular raksasa Wu Ning dan menahannya agar tidak bisa menghindari bola api. Sedangkan Wu Xian yang tidak terjerat rantai melompat meninggalkan Wu Ning."Wu Xian tolong aku!" teriak Wu Ning yan tak bisa melawan kekuatan rantai hijau tersebut.Beberapa saat kemudian bola api merah menghantam tubuh ular hijau raksasa tersebut dengan hebatnya. Tubuh ulr itu bagaikan daging yang terpanggang api. Api yang menghantam nya bukan api sembarangan. Itu adalah Api Neraka Yeomra yang tak bisa padam.Ular itu pun kelojotan tak
Jung Seo yang saat itu bersama dengan Xue Ruo di dalam kediaman nya tersentak kaget dari tempat duduknya membuat Xue Ruo terheran-heran."Ada apa Jung Seo?" tanya gadis itu.Wajah Jung Seo sedikit berubah namun dia menggelengkan kepalanya."Tidak apa-apa, ada sesuatu yang tak seharusnya terjadi..." sahut wanita paruh baya itu."Sesuatu yang tak seharusnya terjadi? Apakah serangan yang tiba-tiba datang itu?" tanya Xue Ruo yang tak tahu apa-apa.Jung Seo tidak menyahut."Wu Yuan, kenapa kau sampai memanggil iblis itu? Dasar merepotkan...! Hanya melawan gadis es saja sudah membuatmu putus asa dan memanggil sesuatu yang sulit untuk dihentikan!" batin Jung Seo kesal.Bara Sena yang sudah tiba didalam istana menghentikan langkahnya saat dia merasakan aura jahat yang sangat kuat dari tempat Yue Fei bertarung."Aneh, aku merasakan sesuatu yang sangat kuat...Sepertinya Yue Fei dalam bahaya," batin Bara.Dia bimbang sesaat dalam dua pilihan. Antara melanjutkan mencari Xue Ruo atau kembali ke te
Sesosok pria muncul dari dalam asap ledakan. Itu adalah sosok Iblis Wu!Pria dengan wajah pucat dengan rambut hitam panjang tanpa diikat. Dia terlihat seram dan menyeramkan.Bara dan Yue Fei bangkit berdiri. Untungnya saat terjadi ledakan itu, mereka berdua sempat membuat perisai untuk melindungi tubuh sehingga tidak terjadi apa-apa pada mereka."Serangan tadi malah membuat dia menjadi seorang manusia? Yang benar saja?" batin Bara.Iblis Wu melotot ke arah Bara lalu menunjuk nya."Kau...yang harus mati lebih dulu!" ucapnya lalu melesat ke arah Bara Sena dengan sangat cepat. Bahkan Yue Fei tak sempat melihat serangan pria tersebut.Bara yang sudah merubah kekuatan Akik Ijo menjadi baju zirah juga tidak melihat gerakan pria tersebut. Tahu-tahu pria bermuka pucat dengan mata menyala hijau itu sudah ada di depannya dan langsung meninju tubuhnya dengan keras.Daakkk!!!Ughhh!Tubuh Bara terpental hingga puluhan tombak jauhnya, menembus bangunan dan berhenti setelah menghantam batu besar se
Jung Seo menatap Xue Ruo dalam-dalam. Tiba-tiba dia menunjuk ke arah gadis itu. Dari ujung jari telunjuknya melesat sinar merah yang langsung mengenai kening Xue Ruo.Saat itulah gadis tersebut tiba-tiba telah berada di satu tempat yang sangat asing. "Ini dimana?" batin gadis tersebut.Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah kanan. Xue Ruo segera berlari ke arah sumber ledakan. Rupanya sumber suara itu berasal dari bawah jurang sana. Dari atas tebing, gadis itu bisa melihat ke bawah sana.Di jurang yang tak begitu dalam, nampak dua sosok orang yang tengah bertarung. Salah satu dari orang tersebut tidak asing di mata Xue Ruo. Namun orang yang satunya lagi tidak dia kenal sama sekali."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku bisa berada di tempat aneh ini? Lalu, Jung Seo...Apa yang tengah dia lakukan dibawah sana?" batin Xue Ruo.Di dasar jurang, Jung Seo tengah bertarung melawan seorang pria berwajah pucat dengan dua mata yang menyala hijau. Sosok tersebut tidak lain dan tidak buk
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk