Yue Fei terkejut melihat sosok Bara Sena yang berdiri kembali meski dengan dada berlubang. Begitu juga dengan Iblis Wu yang tak mengira bahwa orang yang telah dia hajar masih hidup.Bara bangkit berdiri dengan kedua mata menyala kuning. Dari dahinya muncul sebuah lambang kecil yang mengeluarkan cahaya kuning keemasan."Kakak Bara...Kau..." Yeu Fei menatap pemuda itu tanpa kedip.Baru kali ini dia melihat keadaan Bara Sena yang sangat berbeda. Sebelum-sebelumnya Yue Fei tak pernah melihat sosok Bara yang membangkitkan kekuatan dewa miliknya."Kau menyembunyikan kekuatan ya? Ini menarik sekali...Aku mencium aroma dewa dari aura yang terpancar milikmu. Siapa kau?" tanya Iblis Wu.Bara tak menjawab. Tiba-tiba dari sisi kanan kepala nya muncul sebuah tanduk merah yang terbakar api merah menyala. Iblis Wu langsung terkejut saat melihatnya."Iblis Tanduk Api...? Tidak mungkin...Aku mencium aroma dewa darinya, tapi kenapa malah muncul aura Iblis Tanduk Api yang sudah sangat lama tidak aku den
Bara Sena menatap tempat dimana tubuh Iblis Wu dihancurkan Seribu Pedang Es miliknya. Dia berjongkok dan mengambil sesuatu."Inti Jiwa Binatang Iblis Tingkat Misteri. Ini akan sangat berguna di masa depan," kata Bara sambil memasukkan Inti Jiwa berbentuk kelereng hijau tersebut kedalam Dunia Penyimpanan miliknya tersebut.Dia menoleh ke arah istana yang telah hancur. Disana tak ada satu pun bangunan yang masih berdiri kecuali satu rumah yang terlindungi perisai tenaga dalam. Bara menoleh ke arah Yue Fei yang masih melayang di udara."Bisakah aku minta bantuanmu?" tanyanya.Yue Fei menatap Bara beberapa saat sebelum dia mengangguk. Bara menunjuk ke arah rumah kediaman Jung Seo yang terlindungi perisai sakti."Arahkan Pedang Hukuman Langit milikmu kesana. Perisai itu sangat kuat, aku sudah cukup lelah bertarung melawan bocah cacing hijau tadi," pinta Bara.Meski Yue Fei ragu dengan permintaan tersebut, tapi dia tak berani untuk menolaknya. Dia mengarahkan tangannya ke langit, dimana seb
Sosok ular hijau berukuran raksasa itu menelan tubuh Bara Sena bulat-bulat hingga membuat semua orang yang ada disana terkejut. Jung Seo langsung tahu siapa yang menyerang Bara."Mencari celaka...! Tapi, Iblis di dalam tubuhnya baru saja kembali...Tidak mungkin pemuda itu akan selamat...!" batin Jung Seo.Namun dia tak mau ikut campur urusan Ular Raksasa itu dengan Bara. Dia justru merasa sedikit lega karena dengan hilangnya pemuda itu, maka dirinya tak perlu khawatir lagi mengenai para iblis yang ada di dalam tubuh Bara Sena.Yue Fei langsung melesat menyerang sosok ular hijau raksasa tersebut. Pedang biru di tangannya berkiblat dengan cepat menebas tubuh ular tersebut. Namun ular jelmaan dari Ratu Wu itu mengibaskan ekor besarnya hingga mengenai tubuh Yue Fei dengan keras.Gadis itu terpental jauh hingga menghantam gundukan tanah dengan kerasnya. Dari mulutnya muntah darah merah segar. "Kuat sekali...!" batin Yue Fei.Xue Ruo berusaha menolong Yue Fei. Namun, dia dihadang oleh ul
Bara Sena dan kedua gadis cantik itu berhenti di depan kedai yang cukup ramai. Dari raut wajah mereka nampak terlihat bersemangat setelah sekian lama mereka tidak menikmati makanan yang layak."Akhirnya kita bisa makan di tempat yang layak...Sudah lama aku tidak makan makanan yang enak!" ujar Bara sambil melangkah masuk ke dalam kedai. Yue Fei dan Xue Ruo yang mengenakan cadar juga ikut masuk ke dalam sana mengikuti langka pemuda tersebut."Kalian berdua mau pesan apa? Aku yang akan membayarnya, tenang saja," kata Bara sambil nyengir."Aku terserah kau saja kakak," kata Yue Fei."Kakak? Sejak kapan nona Yue Fei memanggil Kakak Bara dengan panggilan itu?" tanya Xue Ruo sambil menatap Yue Fei.Gadis dari Istana Awan Es itu tertegun sejenak sebelum akhirnya dia berkata,"Itu karena dia selalu menyelamatkan diriku dan menganggap aku sebagai adiknya. Jadi, aku pun memanggilnya kakak...Apakah kau keberatan Putri Xue?" tanya Yue Fei.Xue Ruo tersenyum. Dia tak curiga sama sekali pada Yue Fei
Sebelumnya Bara Sena dan kedua gadis nya diserang oleh sepuluh orang asing. Bara dengan kehebatannya berhasil mengalahkan sembilan orang yang lain. Namun dia cukup kesulitan mengalahkan orang ke sepuluh yang rupanya memiliki kemampuan aneh.Tangan Bara mencengkram leher pemuda Misterius tersebut dengan kuat. Xue Ruo segera melompat menjauh begitu sadar bahwa pemuda berambut pendek tersebut ada di belakangnya."Bagaimana aku tidak tahu jika orang itu berada di dekatku? Kakak Bara juga dengan mudah menangkapnya. Kakak luar biasa..." batin Xue Ruo."Katakan, siapa kau?" tanya Bara sambil menatap tajam ke arah pemuda tersebut.Meski lehernya dalam cengkraman lawan, pemuda Aneh tersebut nampak biasa saja dan terlihat tenang. Bagi Bara Sena dan kedua gadis nya, itu terlihat sangat tidak wajar."Siapa aku? Untuk apa aku memberitahu dirimu? Toh kau juga tidak akan mengerti siapa diriku yang sebenarnya!" sahut pemuda Misterius tersebut membuat Bara marah dan kesal karena pertanyaannya tidak di
Bara Sena tertegun mendengar ucapan dari wanita Misterius bercaping hitam. Tubuhnya bergetar sesaat sebelum akhirnya dia tersadar saat tangan lembut menyentuh kulitnya."Kakak..." bisik seseorang yang tidak lain adalah Xue Ruo.Bara menoleh."Putri Xue...?""Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah petir itu melukai kakak?" tanya gadis itu.Bara Sena menggeleng kan kepalanya."Untungnya dia tidak berniat menyerang diriku. Jika dia benar-benar berniat, aku pasti akan mati..." kata Bara.Yue Fei melompat dan berdiri di sebelah Bara. "Aku sudah mencoba melacak wanita Misterius itu. Tapi anehnya dia menghilang begitu saja. Aku tak bisa menemukan keberadaan nya," kata Yue Fei."Siapa sebenarnya mereka? Kekuatan petir yang tidak asing ini..." batin Bara sambil mencoba mengingat sesuatu namun tetap saja dia tidak bisa mengingat sama sekali."Anu...Pendekar..." seorang pria tua yang ikut menyaksikan pertarungan di depan kedai tersebut seperti ingin memberitahukan sesuatu kepada Bara Sena."Ada ap
Bara Sena dan Xue Ruo berpisah dengan Yue Fei hari itu setelah permasalahan di depan kedai itu terjadi. Semua orang yang ada didepan kedai tersebut nampak terkagum-kagum saat melihat Yue Fei melompat ke udara lalu melesat terbang meninggalkan tempat tersebut.Banyak orang yang membicarakan kemampuan gadis tersebut. Bara dan Xue Ruo berencana akan pergi ke Jiangsu saat siang hari. Jadi, pagi itu mereka berkeliling kota tersebut."Kota Yangzhou ini terlihat ramai, apakah akan ada sebuah pesta?" tanya Bara."Sepertinya turnamen antar Sekte besar akan dimulai sebentar lagi," kata Xue Ruo."Turnamen antar Sekte besar?" Xue Ruo mengangguk."Setiap satu tahun sekali, Sekte-Sekte besar akan mengadakan turnamen untuk menentukan kejeniusan anak muda di masing-masing sekte. Tak terkecuali sekte Xue milik ayahku," kata gadis itu menjelaskan.Bara mengelus dagunya."Ada berapa Sekte yang akan ikut dalam turnamen ini?" tanya Bara."Sepuluh. Lima Sekte teratas dan lima Sekte di posisi enam sampai s
"Ayo kita masuk ke istana," ajak Xue Ruo sambil meraih tangan Bara Sena.Bara tersenyum. Tiba-tiba saja pemuda itu menarik tangan si gadis sehingga gadis itu pun berada dalam pelukan Bara Sena. Sontak saja Xue Ruo terkejut dengan apa yang tiba-tiba Bara lakukan padanya."Kau...Apa yang..."Bara segera membawa tubuh Xue Ruo melompat. Saat itulah, melesat sebuah tombak beraura hitam dari dalam istana. Xue Ruo terkejut melihat tombak hitam tersebut."Itu..."Tombak beraura hitam itu berhenti di udara setelah gagal mengenai sasaran kemudian berbalik dan masuk kembali ke dalam istana."Sambutan yang menyebalkan. Hampir saja kau terkena serangan tombak sialan itu," kata Bara Sena sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Xue Ruo.Wajah gadis itu sedikit memerah. Namun dia sadar, itu bukan waktunya untuk menikmati debaran aneh yang tiba-tiba merasuk di dalam hatinya.Mereka berdua masuk kedalam istana. Saat itulah, mereka berdua sama-sama terkejut melihat beberapa sosok yang berdiri di sana me