Bara Sena berusaha keras untuk menahan kekuatan aneh yang Guru Yao kerahkan. Namun anehnya, dia tak mampu sama sekali menahan kekuatan tersebut."Sial...dia sangat kuat...! Inikah orang terkuat di Kerajaan Jiangsu?" batin Bara Sena.Tangan kanan Guru Yao terangkat sedikit. Lalu jari telunjuknya bergerak seperti menyentil. Saat itu juga tubuh Bara Sena terpental dengan keras hingga menabrak pilar istana.Braakkk!!!Aghhh!!!Bara jatuh terduduk bersandar pilar. Kedua mata Guru Yao menatap ke arah Bara Sena dengan tajam. Entah apa yang membuat dia penasaran hingga dia pun mendekati Bara Sena yang terduduk sambil menekan dadanya."Siapa kau anak muda?" tanya nya sambil menatap tajam ke arah Bara Sena.Pemuda itu mengangkat wajahnya."Aku Bara Sena..." sahut Bara sambil balas menatap ke arah pria tua tersebut."Hm...Xue Ruo!" panggil pria tua tersebut. Xue Ruo pun segera menghadap Guru Yao dengan segera."Ada apa guru?" tanya gadis itu."Apa yang terjadi kepada Su Mo Yi?" tanya Guru Yao.
Pelayan wanita tersebut membantu Raja Xue duduk di atas ranjangnya. Kemudian dia membantu sang raja meminum obat yang baru saja diseduh oleh sang pelayan. Saat wanita itu sibuk membantu sang Raja meminum obat, diam-diam Bara Sena yang tidak terlihat mengambil beberapa tetes air panas yang ada di dalam teko.Dia juga mengambil sedikit bahan obat yang ada disana. Bara ingin tahu, ada apa sebenarnya dengan Raja Xue. Dan apa alasan orang yang menginginkan kematian Raja Xue tidak langsung membunuh melainkan membuatnya tersiksa seperti itu.Raja Xue batuk-batuk beberapa saat setelah meminum secangkir obat. Saat itulah, Bara melihat wajah hitam sang Raja berangsur membaik. Hal itu membuat sang pemuda menjadi bertanya-tanya."Ada efek penyembuh sementara di dalam obat ini. Aku yakin, Racun Api Hitam itu tidak terdeteksi saat masuk kedalam tubuhnya. Karena sangat sedikit kandungan racun tersebut dibanding obat ini. Mungkin, 90 banding 10 antara obat dan racun. Sifat Racun Api Hitam yang menge
Langit di atas istana Jiangsu tiba-tiba berubah menjadi gelap. Sebuah aura pedang yang tak terlihat nampak bermunculan dari atas sana. Sepertinya akan ada hujan pedang yang tak terkira jumlahnya.Bara Sena bisa merasakan kekuatan dari pedang-pedang di langit sana. Namun dia tidak bisa melihat wujudnya."Tidak heran dia memiliki julukan Pendekar Pedang Hantu...Rupanya ini adalah kekuatan nya," batin Bara.Dia sendiri tak tinggal diam. Tak hanya mengandalkan kekuatan Tubuh Raja Huang, dia pun menggunakan kekuatan Akik Ijo untuk melindungi dirinya. Meski lawannya bukanlah Pendekar ranah Alam Mendalam, namun melihat kekuatan yang dikeluarkannya membuat Bara tak mau menyepelekan lawan."Pendekar Lin ini bukan lawan semabarangan. Di ranah Pemurnian Jiwa Tahap Akhir dia bisa membuat tekanan sehebat ini...Benar-benar mengerikan," ucap Xue Ruo dengan wajah yang terlihat khawatir.Pendekar Lin menatap Bara yang tengah menyiapkan tameng berkepala harimau dengan sepasang tanduk naga. Itu adalah t
Bara Sena menatap apa yang Guru Yao lakukan. Sebenarnya dia sangat ingin menghabisi Pendekar Lin. Tapi karena ada Guru Yao disana, dia pun menahan diri."Guru Yao, sudah terlalu lama kita disini, kapan kita pergi menemui Raja Xue?" tanya Bara Sena.Empat Pilar Ungu kembali ke dalam tanah. Xue Ruo pun segera berlari mendekati Bara. Para prajurit tidak ada yang berani mendekat sama sekali setelah tahu kekuatan Bara Sena yang mengerikan."Kita akan berangkat sekarang," kata Guru Yao sambil memanggul tubuh Pendekar Lin yang tak sadarkan diri.Bara dan Xue Ruo segera mengikuti langkah pria tua tersebut.Bara Sena dan Xue Ruo masuk ke dalam kamar dimana Raja Xue terbaring lemah. Dengan mata berkaca-kaca Xue Ruo pun mendekati ayahnya. Bara hanya bisa menatap apa yang dilakukan oleh gadis itu."Apakah benar tidak ada tabib yang bisa mengobatinya? Atau ada sesuatu yang membuat tabib-tabib itu tidak mau mengobatinya?" batin Bara.Xue Ruo menatap tubuh ayahnya. Satu bulan lebih dia tidak bertemu
Jung Seo mengamati apa yang dilakukan oleh Liu. Pria yang telah menyamar sebagai guru Yao itu tengah menyiksa Guru Yao yang asli. Sementara, Bara Sena tengah berada di kamar dimana Raja Xue berada.Dia berencana akan mengobati Raja Xue saat itu juga karena keadaan sang Raja yang sudah sangat buruk."Putri Xue, tetaplah berada di dalam kamar ini. Aku sarankan kau untuk tidak menemui siapa pun yang mengetuk kamar ini." pinta Bara.Xue Ruo mengangguk. Dia percaya sepenuhnya pada Bara Sena. Pemuda itu pun langsung mengeluarkan sebuah kotak merah yang berisi jarum perak."Aku akan mulai memperbaiki meridian Raja Xue yang telah rusak. Kau berjaga jika ada orang yang mencoba masuk ke dalam ruangan ini," kata Bara."Memangnya, siapa yang berani masuk kedalam ruangan yang dijaga Guru Yao?" tanya gadis itu yang masih belum menyadari siapa sebenarnya orang yang menyamar sebagai Guru Yao tersebut."Dia bukan Guru Yao. Guru mu yang asli sepertinya disekap. Kita lihat saja nanti, apa yang akan terj
Raja Xue bangkit berdiri. Xue Ruo memeluk ayahnya dengan air mata berlinang."Ayah...!" lirih gadis itu.Raja Xue tersenyum."Putriku...bagaimana kabarmu nak? Kau sepertinya pulang dengan selamat dari Hutan Kematian..." kata sang ayah.Gadis itu pun mengangguk. Dia menoleh ke arah Bara Sena."Pria itu yang menyelamatkan diriku dari marabahaya di Hutan Kematian. Dan sekarang, dia juga yang menyelamatkan ayah dari Racun aneh..." kata Xue Ruo.Raja Xue menatap Bara Sena yang berdiri membelakanginya."Pemuda berbakat dan luar biasa...Aku sangat berterimakasih padamu," ucap Raja Xue.Tanpa menoleh, Bara hanya mengangkat tangan dan mengacungkan jempolnya. Raja Xue tersenyum melihat apa yang Bara Sena lakukan."Dia memberikan Inti Jiwa Binatang Iblis setingkat Ratu untukmu ayah...Apakah kau merasa sedikit berbeda?" tanya Xue Ruo."Oh...! Jadi karena itu? Saat ini ayah berada di Ranah Alam Mendalam Tingkat 4. Naik dua tingkat dalam sekejap...Luar biasa...!" kata Raja Xue.Bara Sena tersenyum
Liu terkejut saat Api Hitam miliknya dikembalikan kepadanya dengan mudah oleh Raja Xue. Dengan cepat Liu melompat ke udara untuk menghindari serangan tersebut. Alhasil, api hitam itu menghantam semua bangunan yang ada disana. Terdengar ledakan bertubi-tubi sebelum semuanya terbakar habis oleh api hitam.Wooossshhhhh!!!Raja Xue melesat ke arah Liu yang melayang di udara. Dengan cepat Liu merapal mantera untuk mengeluarkan kekuatan miliknya. "Sialan...! Ini diluar dugaan sama sekali! Terpaksa aku harus menggunakannya sekarang!" geram Liu.Dari belakang tubuhnya muncul lingkaran hitam. Aura yang sangat kuat muncul dari dalam lingkaran hitam tersebut."Naga Hitam Pemburu Jiwa, KELUARLAH!"Raja Xue terkejut saat dia melihat sesosok ular Naga raksasa berwarna hitam pekat muncul dari dalam lingkaran hitam tersebut dan langsung menyerang Raja Xue."Cih, kau pikir aku juga tidak memiliki kemampuan yang sama!?" teriak Raja Xue.Pria paruh baya tersebut melakukan gerakan tangan yang sama denga
"Zang Yu Sha? Dari Keluarga Sha ya? hm...Sejak dulu keluarga itu tidak kalah dengan Keluarga yang lainnya dalam mendidik anak-anak keturunannya. Tapi melawan anak muda ini...Sepertinya tidak ada harapan bagi Yu Sha untuk mengalahkan nya," batin Raja Xue."Selama Raja sakit, dan Putri Xue pergi mencari obat, Zang Yu Sha mengalami kemajuan yang cukup pesat." kata Guru Yao."Apa yang dilakukan oleh pria dingin itu Guru?" tanya Xue Ruo."Dia melakukan sebuah metode rahasia dari keluarga Sha. Yaitu metode meditasi yang menghubungkan jiwa dengan alam. Secara garis besar kemampuan milik Keluarga Sha adalah berhubungan dengan kekuatan Batu. Metode milik Sha ini adalah membuat kekuatan Batu mereka menjadi lebih kuat saat elemen lain masuk di dalamnya," kata Guru Yao."Metode rahasia? Hm...Jika yang dikatakan olehmu itu benar, maka kekuatan elemen musuh hanya akan memperkuat kekuatan batu miliknya?" tanya Bara Sena."Benar. Metode itu adalah untuk mengikat dan menyerap semua elemen alam masuk k
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk