Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1751 - Chapter 1760

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1751 - Chapter 1760

2938 Chapters

Bab 1751

Revan merasa agak terkejut. Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah ibunya yang lembut sambil berkata, "Aku ...."Pamela mengulurkan tangannya dan mengelus kepala anak ini sambil berkata, "Katakanlah. Kamu mau pergi ke taman hiburan atau mau pulang rumah? Atau mau pergi main ke tempat lain juga boleh! Hari ini, Ibu nggak punya kerjaan, jadi Ibu sengaja membawa kalian pergi main."Revan mengedipkan matanya dengan kebingungan, lalu berkata, "Ibu ... aku, aku sudah bersalah! Ibu nggak marah padaku, ya?"Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Hah? Salah apa?"Revan tercengang. "Aku ... memukul orang ..." katanya.Pamela tersenyum dan berkata, "Ibu malah mau memujimu! Memukul orang jahat itu nggak termasuk perbuatan salah, apalagi memukul anak jahat! Ibu sudah melihat kejadiannya melalui rekaman kamera pengawas. Perbuatanmu benar! Kamu sangat berani, bisa membela temanmu! Bagus sekali!"Revan tidak berani memercayai kenyataan bahwa dia dipuji. Dengan matanya yang terbelalak dengan geli
Read more

Bab 1752

Pamela tertawa dan berkata, "Baiklah! Ayo pergi ke taman hiburan. Hari ini, Ibu bisa membawa kalian bermain sampai malam hari. Kemudian, kita bisa menonton pertunjukan kembang api. Oke?""Oke!""Oke!""Oke!"Ketiga anak itu pun berseru dengan serentak.Kedua anak kecil di belakang juga mengesampingkan amarah mereka dan hanya fokus pada taman hiburan ....Revan mengelus perutnya untuk menyembunyikan suara yang keluar dari perutnya. Dia tidak ingin merusak suasana ini.Namun, suara ini tetap saja terdengar oleh Pamela yang memiliki pendengaran tajam. "Revan sudah lapar, ya? Kalau begitu, ayo pergi makan yang enak-enak sekarang!"Wajah Revan seketika memerah. Dia tersenyum dengan malu, tetapi juga merasa sangat senang.Heri dan Vani juga ikut bersorak!"Ibu, Ibu, kami juga sudah lapar! Aku mau makan pizza!""Aku mau makan burger sapi!"Pamela tidak menghiraukan keduanya, dia hanya bertanya pada Revan, "Kamu mau makan apa? Hari ini, kamu sudah melakukan hal baik. Ibu mau memberimu hadiah.
Read more

Bab 1753

Sophia berpegangan pada rak sepatu di depan pintu untuk menyeimbangkan tubuhnya, lalu membuang napas dengan lega. Dia menunduk, ternyata dia menginjak sepotong pecahan dari ponsel.Ada banyak pecahan ponsel milik Theo yang berserak di lantai.'Ada apa ini?''Kenapa Ayah menghancurkan ponselnya?' Sophia merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia mengernyit dan melihat ke sofa di tengah ruang tamu. Theo sedang duduk di sofa sambil merokok dengan ekspresi masam.Sophia berjalan menghampiri ayahnya dan bertanya, "Ada apa, Ayah? Kenapa Ayah menghancurkan ponsel itu?"Theo melihat putrinya sekilas dan berkata, "Untuk apa kamu masih memanggilku dengan sebutan itu? Bukankah katamu kamu nggak memerlukanku lagi? Kalau begitu, jangan pedulikan aku!"Sophia tahu bahwa ayahnya hanya mengucapkan kata-kata ini karena dorongan amarahnya. Dia pun membuang napas dan duduk di sisi ayahnya sambil berkata, "Ayah, mana ada yang namanya dendam antara ayah dan anak seperti ini! Aku hanya nggak berharap Ayah i
Read more

Bab 1754

Dengan ekspresi gelap, Theo berkata, "Sekarang, bukan Ayah yang nggak mau membiarkanmu pergi, tapi kamu juga dilarang untuk keluar negeri! Menurutku, sebaiknya kamu tinggal di sini dengan patuh dan mengikuti penyelidikan dengan ayahmu ini!"Sophia seketika terkejut. "Apa? Apa ... apa hubungannya denganku? Kenapa bahkan aku juga dilarang untuk keluar negeri?!"Theo mengisap rokoknya dan bertanya, "Kamu sudah lupa, ya? Tiga tahun yang lalu, kamu pulang negeri demi bocah itu. Kamu pernah mengurus beberapa perusahaan dalam negeri. Sebagian masalah perpajakan itu terjadi pada masa jabatanmu, jadi kamu juga harus diselidiki!"Sophia seketika mengernyit. 'Kenapa ... kenapa bisa begitu?!'Jika dia dilarang keluar negeri, bukankah artinya dia tidak bisa langsung membawa Alex meninggalkan tempat ini? Kalau begitu, ke depannya, jika Pamela datang merebut pria ini ....Firasat buruk dalam hati Sophia makin kuat. Secara bersamaan, dia juga mencurigai masalah yang tiba-tiba menimpa perusahaan ayahny
Read more

Bab 1755

Alex terdiam. Dia memang bisa menghubungi wanita itu. Namun, sekarang, suasana hatinya kurang baik, jadi dia tidak ingin menghubungi Pamela.Dia sebenarnya juga melihat pesan yang dikirimkan Pamela padanya. Akan tetapi, karena Pamela hanya menanyakan ke mana dia pergi dan tidak menjelaskan mengapa Pamela bisa pergi melihat pemandangan dengan Andra, dia tidak membalas pesan tersebut.'Kenapa dia nggak menjelaskan apa pun padaku? Dia nggak takut aku salah paham, ya?''Jangan-jangan gadis busuk itu sama sekali nggak peduli aku salah paham atau nggak?'Makin dipikirkan, Alex merasa makin frustrasi!Tiga tahun, dia terjebak dengan wanita itu selama tiga tahun lamanya! Dia tidak bisa membayangkan selama tiga tahun ini, ada berapa banyak pria yang mendekati Pamela dengan niat tersembunyi!Sambil memikirkan hal ini, Alex tidak bisa mengendalikan emosinya.Pada saat ini, Kevin yang penuh pengertian menyodorkan ponsel Alex padanya sambil berkata, "Ayah jelas-jelas sangat memedulikan Ibu. Tanyaka
Read more

Bab 1756

Kevin menganggukkan kepalanya. Dia tahu bahwa ibunya juga merasa serbasalah, jadi dia harus lebih pengertian.Pamela juga sangat menginginkan agar Kevin juga berada di sisinya. Namun, situasi sekarang tidak mengizinkan mereka untuk bersama. Dia tidak tega melihat Kevin bersedih melihat mereka bermain di luar, jadi dia berkata pada pria itu, "Sudahlah, di sini berisik sekali, jadi nggak kedengaran. Aku matikan, ya!"Kemudian, layar panggilan video di ponsel pria ini pun menghilang.Alex memelototi layar ponselnya sambil berpikir, 'Panggilanku dimatikan begitu saja? Dia bahkan sama sekali nggak bilang apakah dia pergi dengan Andra atau bukan!'Pada saat ini, Kevin menarik ujung bajunya Alex sambil berkata dengan suara berbisik, "Ayah, sepertinya Sophia sudah kembali!"Alex seketika tersadar. Dia duduk kembali di kursi rodanya dan menghapus semua histori panggilan di ponselnya.Saat Sophia memasuki ruangan, dia hanya melihat Alex yang sedang mencari pakaian ganti untuk Kevin di lemari baj
Read more

Bab 1757

Mendengar ucapan Alex, Sophia berpikir sejenak, lalu berkata, "Emm ... baiklah kalau begitu! Aku akan membiarkan Ayah mengirimkan orang untuk mengantarkan kamu dan Kevin pulang ke Negara Muriana. Begitu masalah di sini selesai, aku akan langsung pulang untuk mencari kalian."Jika bukan karena khawatir Pamela akan merebut Alex darinya, Sophia tidak akan membiarkan Alex pergi dengan Kevin!Tidak ada yang lebih baik lagi daripada membiarkan Alex dan Kevin berada di bawah pengawasannya sendiri. Namun, sekarang, dia mungkin harus menerima penyelidikan karena masalah perpajakan itu, dia juga tidak punya waktu untuk mengawasi Alex dan Kevin, jadi dia khawatir ada masalah yang akan terjadi.Kalau dipikir-pikir, bagus juga jika Alex dan Kevin dibiarkan pulang ke Negara Muriana terlebih dahulu.Dia akan membiarkan bawahan ayahnya mengawasi Alex dan Kevin. Di Negara Muriana, tidak akan ada masalah yang terjadi lagi.Alex mengangguk dan berkata, "Tidurlah sebentar. Aku akan menunggu makanan hotel
Read more

Bab 1758

Begitu mereka masuk rumah, Olivia langsung menghampiri mereka dengan terburu-buru dan berkata, "Kak Pamela, kenapa kalian baru pulang semalam ini?! Sungguh mengkhawatirkan!"Seusai berbicara, dia membungkukkan badannya dan mencium ketiga anak itu, lalu berkata, "Kalian sungguh membuat Bibi khawatir! Kalian pasti memaksa ibu kalian untuk membawa kalian pergi bermain, 'kan? Ibu kalian sudah bekerja seharian, harusnya kalian bisa lebih pengertian!"Vani berseru, "Bukan, Bibi! Hari ini, Ibu sendiri yang mau membawa kami ke taman hiburan!""Ya, Bibi! Hari ini, Ibu yang berinisiatif mau memberi hadiah untuk kami!" timpal Heri.Vani menjulingkan matanya pada Heri dan berkata, "Ibu hanya memberi hadiah untuk Kak Revan, kita berdua hanya ikut untung berkat Kak Revan!"Heri juga ikut menjulingkan matanya dan berseru, "Aku tahu! Kamu nggak usah berisik!"Vani mendengus dan tidak lagi menghiraukan kakaknya.Olivia sudah terbiasa dengan pertengkaran kedua anak kecil ini, jadi dia tidak merasa heran
Read more

Bab 1759

Pamela tersenyum dan mencubit pipi Olivia sambil berkata, "Adik ipar yang baik, aku mengerti. Lain kali, kalau ada apa-apa, aku pasti akan meminta bantuanmu!"Olivia tahu Pamela sedang membohonginya dan tidak akan menghubunginya juga lain kali. Sifat terbaik kakak iparnya ini adalah mandiri dan kuat, tetapi sifat-sifat ini juga merupakan kekurangan terbesarnya, sehingga Olivia sangat mengasihaninya.Alangkah baiknya jika kakaknya bisa kembali. Hanya kakaknya yang bisa memanjakan Pamela, supaya Pamela bisa terbebas dari tanggung jawab yang tidak seharusnya dia tanggung sendiri."Aduh, Kak, menurutmu, apa yang sedang Kak Agam lakukan sekarang?" tanya Olivia dengan ekspresi cemas.Pamela memicingkan matanya dan menjawab, "Sudah semalam ini, dia seharusnya sudah tidur, deh!"Olivia mendengus dan berkata, "Bisa-bisanya dia tidur! Selama tiga tahun terakhir, dia sudah hidup senang, melemparkan semua bebannya pada Kak Pamela!""Sudahlah, cepat tidur! Aku harus memandikan ketiga anak itu. Oh y
Read more

Bab 1760

Langit masih gelap.Di sebuah kompleks perumahan biasa di Kota Marila.Bam! Bam! Bam!Suara bel pintu, bercampur dengan suara gedoran pintu yang mendesak, membangunkan Silvia dan Sonya ....Sonya merasa kesal karena dibangunkan seperti ini. Dia mengucek matanya sambil bangkit dan berkata, "Siapa, sih, subuh-subuh begini, sudah datang mengetuk pintu?!"Silvia sudah turun dari ranjang dan pergi mencari baju ganti sambil berkata, "Sonya, tidur saja, biar Ibu lihat itu siapa!"Meskipun Sonya baru bangun tidur dan pikirannya masih belum jernih, kewaspadaannya tetap sangat kuat. Dia turun dari ranjang dan menahan ibunya yang hendak pergi membuka pintu."Ibu, ini bukan rumah kita. Teman Ibu juga sudah lama nggak tinggal di sini! Siapa yang akan subuh-subuh begini datang mengetuk pintu rumah orang lain?! Kita harus hati-hati, bisa saja itu orang jahat!" kata Sonya.Silvia melihat ke arah jam yang tergantung di dinding. Jam itu masih menunjukkan pukul empat subuh. Mengetuk pintu rumah orang lai
Read more
PREV
1
...
174175176177178
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status