Home / Urban / Tinggal Bersama Bos Cantikku / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Tinggal Bersama Bos Cantikku: Chapter 151 - Chapter 160

2906 Chapters

Bab 151

"Belum," jawab Linda dengan tegas.Surya meletakkan alat makan lalu berpikir dengan keras."Kenapa?" tanya Linda dengan ragu.Surya mengerutkan kening dan berkata, "Saat aku pulang hari ini, aku bertemu dengan seorang pria bernama Dimas. Dia bilang dia berasal dari Perusahaan Media Jaya, anak perusahaan Pelita. Kamu yakin nggak ada perusahaan ini?""Nggak ada." Linda menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mungkin dia pembohong yang membawa nama perusahaan kita."Surya berkata, "Kalau begitu kamu harus berhati-hati, jangan biarkan para pembohong ini merusak reputasi Pelita.""Jangan khawatir, Bos. Setelah ditemukan, kami punya tim pengacara khusus yang akan menanganinya," kata Linda.Surya mengerutkan kening, masih merasa ada yang tidak beres.Linda berkata setelah mengetahui hal ini, "Bos, hal seperti ini biasa terjadi. Orang-orang ini hanya dapat mengklaim Pelita. Mereka nggak bisa mendaftarkan atas nama Pelita.""Nggak bisa begitu. Kalau pakai nama Pelita dan terjadi sesuatu, reputasi
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 152

Beberapa saat kemudian, keduanya mencapai lantai paling atas. Supervisor menyerahkannya pada sekretaris di depan pintu dan pergi.Sekretaris itu meliriknya dan berkata, "Kezya?""Ya." Kezya menjadi semakin gugup.Sekretaris itu berdiri dan membuka pintu kantor sambil berkata, "Masuk saja, Bu Linda sedang menunggumu."Kezya masuk ke kantor dengan perasaan cemas.Tata letak kantor ini sangat sederhana, tapi setiap detailnya sangat kecil sehingga bisa disebut sebagai sebuah karya seni yang menunjukkan selera pemiliknya di sini.Di belakang meja besar, seorang wanita dewasa dengan pakaian profesional berwarna biru langit sedang bersandar di kursi sambil menatapnya.Jantung Kezya berdetak lebih kencang.Wanita ini berusia sekitar tiga puluh tahun, wajahnya sangat cantik dengan khas oriental.Rambut hitam panjangnya diikat, membuatnya tampak anggun dan memesona.Tepat di tempat duduknya yang super cantik ini, aura di tubuhnya membuat Kezya tanpa sadar menjadi lebih rendah dan malu pada dirin
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 153

Tak lama kemudian, Linda tiba-tiba tertawa dan berkata, "Ya. Besok, lapor ke departemen personalia.""Ah?"Setelah terbengong sejenak, Kezya baru sadar dirinya diterima.Kezya tercengang oleh kejutan mendadak ini karena tidak menyangka dirinya benar-benar akan diterima. Jadi, dia buru-buru berdiri dan membungkuk beberapa kali pada Linda.Linda berkata dengan tenang, "Kami bersedia memberi kesempatan untuk anak muda, semoga kamu bisa memanfaatkannya dengan baik.""Baik, Bu Linda. Aku akan berusaha keras," kata Kezya dengan penuh semangat.Linda mengangguk sambil tersenyum, memberinya isyarat sudah boleh pergi.Kezya membungkuk lagi dan mengucap terima kasih, lalu pergi.Setelah Kezya pergi, Linda mengembuskan napas dan berkata seraya mengernyit, "Pria selalu suka gadis muda, bos juga. Apa aku benar-benar sudah tua?"...Di sisi lain.Dengan penuh berharap, Nova sampai di kantor Perusahaan Media Jaya berdasarkan alamat yang diberikan oleh Dimas.Dalam gedung perkantoran itu, Nova mengetu
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 154

"Pak Dimas, tempatnya nggak terlalu jauh?" tanya Nova.Dimas tersenyum, lalu menjawab, "Jangan khawatir, kantor kita dulunya adalah kawasan pabrik. Meski agak jauh, dekorasinya jauh lebih mewah dari perumahan di kota. Kualitas hidupmu pasti terjamin.""Ya," jawab Nova sembari mengangguk.Lebih dari satu jam kemudian, mobil memasuki kawasan pabrik yang telantar dan berhenti di depan pintu pabrik.Dimas dan Nova keluar dari mobil. Nova mengernyit saat memandang sekeliling."Jangan takut. Begitu masuk, kamu akan tahu seperti apa dalamnya," kata Dimas sambil tersenyum.Nova hanya bisa mengangguk dan masuk bersamanya.Di dalam, ada beberapa ruangan yang baru dibangun. Terdengar suara musik dari ruangan-ruangan itu.Nova makin mengernyit, bahkan memiliki firasat buruk.Saat ini, dua pemuda yang menggantungkan kamera di leher mereka datang untuk menyapa, "Pak Dimas."Dimas mengangguk, lalu berpesan pada mereka, "Dia orang baru. Foto dulu, biar dia menyesuaikan diri.""Foto apa?" tanya Nova de
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 155

Walau mencengkeram bajunya erat-erat, Nova tetap ditelanjangi oleh para pria itu dan dihajar."Pak Dimas, bagaimana selanjutnya?" tanya salah satu anak buah.Dimas tertawa jahat, lalu berkata, "Kurung tiga hari dulu dan jangan beri makan. Kalau masih melawan, kalian gilir dia.""Terima kasih, Pak Dimas." Para pria itu tertawa cabul.Saat ini, rasa takut di dalam hati Nova bahkan mengalahkan rasa sakit dari badannya. Dia sangat putus asa.Detik berikutnya, Dimas melambaikan tangan. Para pria itu menyeret Nova ke sebuah ruangan dan membuangnya ke dalam, lalu mengunci pintu.Sama sekali tidak ada penghuni di sekitar. Tidak peduli seberapa kencang Nova berteriak, tidak ada seorang pun yang akan mendengarnya.Saat ini, Dimas masuk ke kantornya. Di sana, ada belasan layar yang ditampilkan pada layar monitor besar.Para penyiar pria dan wanita sedang melakukan hal-hal tidak senonoh. Jumlah penonton di ruang siaran langsung meroket hingga ratusan orang atau bahkan jutaan orang. Hadiah yang dib
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 156

Dimas duduk di hadapan Surya dengan perlahan, tatapannya pun terlihat sedikit curiga.Meskipun Surya tampak sedikit familier, Dimas tidak mengingat di mana dia pernah melihat Surya sebelumnya.Namun, hanya sekilas Surya telah mengenali Dimas. Sementara pikiran Dimas hanya fokus pada Nova dan Kezya. Oleh karena itu, saat itu dia tidak memedulikan Surya.Mendengar Surya berkata seperti itu, Dimas pun terlihat ragu-ragu.Namun, tidak masalah. Setelah Surya datang kemari, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Anak buahnya yang berjumlah 20 lebih itu bukanlah para pecundang."Bocah, tubuhmu lumayan kuat. Apakah kamu tahu apa pekerjaanmu?" tanya Dimas sambil terkekeh.Surya menjawab sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu.""Kalau begitu, aku akan memberitahumu. Pekerjaanmu adalah bermain dengan para wanita. Gaji perbulanmu 20 juta. Menurutmu, apa pekerjaanmu sangat nyaman?""Ada pekerjaan senyaman ini?" kata Surya dengan ekspresi tidak percaya.Dimas menepuk pahanya, lalu berkata sam
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 157

Menakutkan sekali. Sebelum Dimas melihat dengan jelas apa yang terjadi, 20 lebih anak buahnya sudah dipukul hingga tersungkur di lantai.Dimas ketakutan sambil melihat anak buahnya yang tersungkur di lantai. Kondisi anak buahnya terluka parah hingga mengalami patah tulang. Mereka bahkan tidak bisa berdiri.Kemudian, Dimas menoleh ke arah Surya dengan kaku sambil berkata, "Kak, kita bicarakan baik-baik. Uang bukanlah masalah."Surya terkekeh sambil menarik bangku, kemudian duduk di hadapan Dimas. Setelah itu, dia mengeluarkan rokok dan korek api dari sakunya, menyalakan rokok itu, lalu mengisapnya dengan santai dan mengembuskan kepulan asap ke wajah Dimas."Aku juga suka dengan uang, tapi bagaimana aku bisa mengambil uang seperti itu?" tanya Surya.Setelah mendengarnya, Dimas berkata, "Kak, uang tetaplah uang. Selama kamu meminta, aku akan memberi sebanyak yang kamu mau. Kalau tidak, kita bisa bekerja sama. Kamu akan mendapatkan lebih banyak. Dengan perlindunganmu, kita tidak akan takut
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 158

"Ckck, ratusan miliar benar-benar banyak." Sejujurnya, ratusan miliar adalah godaan yang sangat besar. Siapa pun pasti akan mempertimbangkannya dengan serius.Namun, Surya memiliki banyak uang. Selain itu, dia sama sekali tidak tertarik dengan uang Dimas. Meskipun Surya menyukai uang, dia tetap akan mendapatkannya dengan cara yang pantas.Surya akan bertarung di medan perang untuk menghasilkan uang. Surya juga akan mengandalkan pikirannya yang cerdas untuk menghasilkan uang. Namun, uang yang diperoleh melalui cara licik seperti ini hanya akan membuatnya muak.Melihat hal ini, Dimas berkata sambil terisak, "Kak, semua yang aku katakan benar. Kamu beri tahu nomor rekeningmu, aku akan segera mentransfer uang padamu.""Benarkah?" tanya Surya sambil mengerutkan keningnya.Dimas segera berkata dengan tergesa-gesa, "Selama melepaskanku, aku akan segera mentransfer padamu.""Nih, nomor rekeningku." Surya memberikan nomor rekeningnya."Aku perlu mentransfer dari komputer," kata Dimas.Surya ber
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 159

Yenny menatap Surya yang memegang sebuah rokok sambil berkata dengan wajah cemberut, "Aku sudah datang dengan sangat cepat.""Bukankah kamu bilang akan melepaskanku? Kenapa kamu ingkar janji?" teriak Dimas sambil menatap Surya.Surya berkata sambil mengangkat bahunya, "Aku sudah melepaskanmu. Lihatlah dengan jelas, orang yang menangkapmu adalah kapten ini, bukan aku.""Sialan." Dimas yang diliputi amarah itu bahkan melupakan rasa takutnya hingga mulai mengutuk Surya.Ekspresi Surya berubah, kemudian dia langsung menendang wajah Dimas.Terdengar suara hantaman keras hingga leher Dimas pun hampir patah oleh tendangan Surya. Kemudian, Dimas memuntahkan beberapa gigi yang berlumuran darah."Memangnya kenapa kalau aku mempermainkanmu?" kata Surya sambil memandang Dimas.Dimas menatap Surya yang dipenuhi dengan niat membunuh. Akhirnya, dia teringat kembali akan ketakutannya hingga meringkuk sambil berkata, "Kamu mengambil 240 miliar dariku, jangan berpikir untuk mengambil semuanya sendiri."
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 160

Setelah mengantar Surya ke gerbang kompleks, Yenny segera berbalik dan pergi.Melihat mobil yang melaju pergi, Surya berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Kenapa wanita ini marah-marah? Dasar, kelak siapa yang mau menikah dengannya? Hei!"Setelah kembali ke kediamannya, Surya duduk di sofa dengan malas. Surya tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Setelah beberapa saat, Surya melirik arlojinya, lalu bangkit dan pergi ke dapur untuk memasak.Namun tidak lama kemudian, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Surya mau tidak mau pergi untuk membuka pintu.Setelah membuka pintu, Surya melihat seorang pria paruh baya berusia lima puluhan berdiri di depan pintu, menatapnya dengan tatapan ragu dan sinis."Halo, kamu cari siapa?" tanya Surya dengan sopan.Pria paruh baya itu tidak berbicara seakan dia tidak melihat siapa pun. Kemudian, dia melangkah masuk dan duduk di sofa.Surya sedikit kebingungan. Bukankah sikap orang ini sangat sombong?Pada saat ini, pria paruh baya itu berkata, "Siapa kamu? Ken
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
291
DMCA.com Protection Status