"Pak Dimas, tempatnya nggak terlalu jauh?" tanya Nova.Dimas tersenyum, lalu menjawab, "Jangan khawatir, kantor kita dulunya adalah kawasan pabrik. Meski agak jauh, dekorasinya jauh lebih mewah dari perumahan di kota. Kualitas hidupmu pasti terjamin.""Ya," jawab Nova sembari mengangguk.Lebih dari satu jam kemudian, mobil memasuki kawasan pabrik yang telantar dan berhenti di depan pintu pabrik.Dimas dan Nova keluar dari mobil. Nova mengernyit saat memandang sekeliling."Jangan takut. Begitu masuk, kamu akan tahu seperti apa dalamnya," kata Dimas sambil tersenyum.Nova hanya bisa mengangguk dan masuk bersamanya.Di dalam, ada beberapa ruangan yang baru dibangun. Terdengar suara musik dari ruangan-ruangan itu.Nova makin mengernyit, bahkan memiliki firasat buruk.Saat ini, dua pemuda yang menggantungkan kamera di leher mereka datang untuk menyapa, "Pak Dimas."Dimas mengangguk, lalu berpesan pada mereka, "Dia orang baru. Foto dulu, biar dia menyesuaikan diri.""Foto apa?" tanya Nova de
Walau mencengkeram bajunya erat-erat, Nova tetap ditelanjangi oleh para pria itu dan dihajar."Pak Dimas, bagaimana selanjutnya?" tanya salah satu anak buah.Dimas tertawa jahat, lalu berkata, "Kurung tiga hari dulu dan jangan beri makan. Kalau masih melawan, kalian gilir dia.""Terima kasih, Pak Dimas." Para pria itu tertawa cabul.Saat ini, rasa takut di dalam hati Nova bahkan mengalahkan rasa sakit dari badannya. Dia sangat putus asa.Detik berikutnya, Dimas melambaikan tangan. Para pria itu menyeret Nova ke sebuah ruangan dan membuangnya ke dalam, lalu mengunci pintu.Sama sekali tidak ada penghuni di sekitar. Tidak peduli seberapa kencang Nova berteriak, tidak ada seorang pun yang akan mendengarnya.Saat ini, Dimas masuk ke kantornya. Di sana, ada belasan layar yang ditampilkan pada layar monitor besar.Para penyiar pria dan wanita sedang melakukan hal-hal tidak senonoh. Jumlah penonton di ruang siaran langsung meroket hingga ratusan orang atau bahkan jutaan orang. Hadiah yang dib
Dimas duduk di hadapan Surya dengan perlahan, tatapannya pun terlihat sedikit curiga.Meskipun Surya tampak sedikit familier, Dimas tidak mengingat di mana dia pernah melihat Surya sebelumnya.Namun, hanya sekilas Surya telah mengenali Dimas. Sementara pikiran Dimas hanya fokus pada Nova dan Kezya. Oleh karena itu, saat itu dia tidak memedulikan Surya.Mendengar Surya berkata seperti itu, Dimas pun terlihat ragu-ragu.Namun, tidak masalah. Setelah Surya datang kemari, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Anak buahnya yang berjumlah 20 lebih itu bukanlah para pecundang."Bocah, tubuhmu lumayan kuat. Apakah kamu tahu apa pekerjaanmu?" tanya Dimas sambil terkekeh.Surya menjawab sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu.""Kalau begitu, aku akan memberitahumu. Pekerjaanmu adalah bermain dengan para wanita. Gaji perbulanmu 20 juta. Menurutmu, apa pekerjaanmu sangat nyaman?""Ada pekerjaan senyaman ini?" kata Surya dengan ekspresi tidak percaya.Dimas menepuk pahanya, lalu berkata sam
Menakutkan sekali. Sebelum Dimas melihat dengan jelas apa yang terjadi, 20 lebih anak buahnya sudah dipukul hingga tersungkur di lantai.Dimas ketakutan sambil melihat anak buahnya yang tersungkur di lantai. Kondisi anak buahnya terluka parah hingga mengalami patah tulang. Mereka bahkan tidak bisa berdiri.Kemudian, Dimas menoleh ke arah Surya dengan kaku sambil berkata, "Kak, kita bicarakan baik-baik. Uang bukanlah masalah."Surya terkekeh sambil menarik bangku, kemudian duduk di hadapan Dimas. Setelah itu, dia mengeluarkan rokok dan korek api dari sakunya, menyalakan rokok itu, lalu mengisapnya dengan santai dan mengembuskan kepulan asap ke wajah Dimas."Aku juga suka dengan uang, tapi bagaimana aku bisa mengambil uang seperti itu?" tanya Surya.Setelah mendengarnya, Dimas berkata, "Kak, uang tetaplah uang. Selama kamu meminta, aku akan memberi sebanyak yang kamu mau. Kalau tidak, kita bisa bekerja sama. Kamu akan mendapatkan lebih banyak. Dengan perlindunganmu, kita tidak akan takut
"Ckck, ratusan miliar benar-benar banyak." Sejujurnya, ratusan miliar adalah godaan yang sangat besar. Siapa pun pasti akan mempertimbangkannya dengan serius.Namun, Surya memiliki banyak uang. Selain itu, dia sama sekali tidak tertarik dengan uang Dimas. Meskipun Surya menyukai uang, dia tetap akan mendapatkannya dengan cara yang pantas.Surya akan bertarung di medan perang untuk menghasilkan uang. Surya juga akan mengandalkan pikirannya yang cerdas untuk menghasilkan uang. Namun, uang yang diperoleh melalui cara licik seperti ini hanya akan membuatnya muak.Melihat hal ini, Dimas berkata sambil terisak, "Kak, semua yang aku katakan benar. Kamu beri tahu nomor rekeningmu, aku akan segera mentransfer uang padamu.""Benarkah?" tanya Surya sambil mengerutkan keningnya.Dimas segera berkata dengan tergesa-gesa, "Selama melepaskanku, aku akan segera mentransfer padamu.""Nih, nomor rekeningku." Surya memberikan nomor rekeningnya."Aku perlu mentransfer dari komputer," kata Dimas.Surya ber
Yenny menatap Surya yang memegang sebuah rokok sambil berkata dengan wajah cemberut, "Aku sudah datang dengan sangat cepat.""Bukankah kamu bilang akan melepaskanku? Kenapa kamu ingkar janji?" teriak Dimas sambil menatap Surya.Surya berkata sambil mengangkat bahunya, "Aku sudah melepaskanmu. Lihatlah dengan jelas, orang yang menangkapmu adalah kapten ini, bukan aku.""Sialan." Dimas yang diliputi amarah itu bahkan melupakan rasa takutnya hingga mulai mengutuk Surya.Ekspresi Surya berubah, kemudian dia langsung menendang wajah Dimas.Terdengar suara hantaman keras hingga leher Dimas pun hampir patah oleh tendangan Surya. Kemudian, Dimas memuntahkan beberapa gigi yang berlumuran darah."Memangnya kenapa kalau aku mempermainkanmu?" kata Surya sambil memandang Dimas.Dimas menatap Surya yang dipenuhi dengan niat membunuh. Akhirnya, dia teringat kembali akan ketakutannya hingga meringkuk sambil berkata, "Kamu mengambil 240 miliar dariku, jangan berpikir untuk mengambil semuanya sendiri."
Setelah mengantar Surya ke gerbang kompleks, Yenny segera berbalik dan pergi.Melihat mobil yang melaju pergi, Surya berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Kenapa wanita ini marah-marah? Dasar, kelak siapa yang mau menikah dengannya? Hei!"Setelah kembali ke kediamannya, Surya duduk di sofa dengan malas. Surya tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Setelah beberapa saat, Surya melirik arlojinya, lalu bangkit dan pergi ke dapur untuk memasak.Namun tidak lama kemudian, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Surya mau tidak mau pergi untuk membuka pintu.Setelah membuka pintu, Surya melihat seorang pria paruh baya berusia lima puluhan berdiri di depan pintu, menatapnya dengan tatapan ragu dan sinis."Halo, kamu cari siapa?" tanya Surya dengan sopan.Pria paruh baya itu tidak berbicara seakan dia tidak melihat siapa pun. Kemudian, dia melangkah masuk dan duduk di sofa.Surya sedikit kebingungan. Bukankah sikap orang ini sangat sombong?Pada saat ini, pria paruh baya itu berkata, "Siapa kamu? Ken
Ketika Surya sedang memikirkan kenapa ayahnya Linda ini begitu mendominasi dan sombong, serta bagaimana Surya harus menjawab pertanyaannya, Surya melihat Linda berjalan masuk. Surya pun segera berkata, "Linda, ayahmu datang."Linda tercengang sejenak, kemudian berkata dengan sinis, "Untuk apa kamu kemari?""Aku datang untuk melihat putriku, apa aku salah?" kata Carlo dengan ekspresi masam.Surya tertegun dengan situasi di depannya. Tampaknya hubungan antara ayah dan anak ini tidak begitu akur.Linda berkata dengan nada dingin, "Aku baik-baik saja, kamu nggak perlu khawatir. jalani saja hidupmu dengan baik.""Apa maksudmu? Apa aku bersalah padamu?" tanya Carlo dengan marah.Linda berkata dengan kesal, "Menurutmu?"Melihat situasi ini, Surya segera menarik Linda untuk duduk sambil berkata, "Kalian bicarakan baik-baik."Surya tidak menyangka ayahnya Linda akan datang. Dia juga tidak menyangka begitu keduanya bertemu, situasi akan menjadi sangat menegangkan.Linda duduk, lalu membuang muka
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di