Semua Bab Suami Idiotku Ternyata ....: Bab 121 - Bab 130

134 Bab

Garis Dua

Klek!Kuputar anak kunci dan membuka pintu secara perlahan. Senyum Arsen menjadi hal pertama yang kulihat begitu pintu terbuka."Udah ya, jangan ngambek lagi! Yuk, kita bobo!" ucap Arsen seraya meraih tanganku. Sepertinya kali ini ia sudah tidak marah lagi.Tok! Tok! Tok!"Pakeet!"Aku kembali menarik tangan dari genggamannya dan segera berhambur ke pintu utama saat mendengar suara diluar sana."Dengan Mbak Alifa Zea Amanda?" tanya kurir tersebut begitu aku membuka pintu."Iya, benar mas!" sahutku cepat. Aku segera mengambil paketnya dan langsung membayarnya secara cash. Rasanya aku begitu tak sabar untuk segera mencoba alat tersebut."Ze, kamu pesen apa malam-malam gini?" tanya Arsen yang baru saja menyusulku keluar."Ada, lah pokoknya!" sahutku singkat kemudian bergegas kembali kedalam.Aku menoleh saat ternyata Arsen membuntuti aku dari belakang. Saat hendak masuk ke kamar mandi, Arsen bahkan juga terlihat ingin ikut."Kamu mau ikut ke kamar mandi juga?" ketusku seraya memberinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

Perkara Umur

"Hai! Akhirnya kalian pulang juga!" seru Bang Gavin begitu kami membuka pintu.Pagi-pagi buta, aku, Arsen dan juga Bu Hanum sudah terbangun gara-gara bel yang terus berbunyi. Nyatanya, Bang Gavin sudah bertamu sepagi ini."Arggh ... loe ngapain sih, bertamu pagi-pagi buta gini? Ganggu orang aja! Masih ngantuk, tau!" celetuk Arsen membuatnya langsung mendapat cubitan dari Bu Hanum."Eh, berisik, loe! Gue mau ketemu Zea! Ada yang mau gue omongin!" ketus Bang Gavin seraya nyelonong masuk."Apa? Gak boleh! Ini masih terlalu pagi! Jangan bahas hal-hal berat dulu!" ucap Arsen."Apaan sih? Gak usah aneh-aneh deh, orang Bang Gavin mau ngomong, kok gak boleh?!" kesalku seraya menatap sinis padanya."Tuh, denger! Zea aja mau!" ledek Bang Gavin.Sedangkan, di samping itu, Bu Hanum malah pergi meninggalkan kami. Mungkin dia enggan melihat kami yang terus adu mulut setiap kali bertemu."Enggak boleh! Masalahnya, Zea lagi hamil muda. Dia gak boleh terlalu capek atau stres dulu!" ucap Arsen membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-20
Baca selengkapnya

Gelang Dalam Tas

Siang ini aku sudah siap untuk berangkat, hanya tinggal menunggu taksi datang saja. Beberapa kali Arsen membujukku agar aku pergi bersamanya saja, namun ... entah kenapa perasaanku padanya selalu saja dipenuhi oleh kekesalan hingga aku enggan untuk dekat-dekat dengannya.Arsen juga nampaknya kesal. Ia meninggalkanku di teras dengan menekuk wajah."Ze, sini sebentar! Ibu mau bicara," ucap Bu Hanum yang baru saja keluar.Aku mengangguk. Lantas menghampirinya yang kini duduk di kursi teras."Kalian berantem lagi?" tanyanya."Iya Bu! Eh, enggak! Eh gimana, ya?" sahutku kikuk.Bu Hanum hanya tersenyum mendengar jawabanku. Ia kemudian meraih tanganku dan menggenggamnya lembut."Ibu paham apa yang sedang kamu alami saat ini. Soalnya, ibu juga pernah rasain," gumamnya."Beneran, Bu?" tanyaku antusias."Iya!" sahutnya."Dulu, sewaktu ibu mengandung Arsen, ibu juga bawaannya itu kesel mulu sama papahnya," sambung Bu Hanum."Kira-kira, berapa lama ya, Bu? Soalnya, aku juga ngerasa gak enak sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

Lagi-lagi Dia

"Begini saja, berapa harga gelang itu? Biar kubayar. Bila perlu, dua kali lipat!" ucap Arsen memotong pembicaraan diantara aku dan satpam yang terus menekanku untuk mengaku."Maaf, pak! Ini bukan perkara harga. Tapi, istri bapak sudah terbukti mencoba untuk mencuri. Itu adalah tindakan kriminal yang harus dipertanggungjawabkan. Kami rasa hukuman pantas istri bapak terima agar memberi efek jera," tuturnya.Brakk!Arsen menggebrak meja. Rahangnya terlihat mengeras dan sorot matanya begitu tajam."Kalian tidak lihat belanjaan kami?! Apa kalian pikir kami tak mampu membeli gelang seperti itu hingga harus mencuri?!" sentak Arsen membuat orang-orang bungkam."Cek CCTV sekarang juga! Aku yakin istriku tidak melakukan hal serendah itu. Jika sampai kalian salah, maka aku gak akan segan untuk menuntut kalian semua yang ada disini yang sudah memojokkan Zea!" sambungnya.Satpam yang sedari tadi mengintrogasiku dan bersikeras menuduhku itu langsung gelagapan."B-baik. Kita cek sekarang!" ucapnya g
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Kejahatan yang Terbongkar

Sesampainya di Polsek. Aku dan Arsen segera turun. Tak lupa, Arsen juga memastikan bahwa satpam tadi juga ada bersama kami.Dengan tergesa, Arsen kembali menarik paksa wanita tadi untuk segera masuk."Selamat siang! Ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang polisi yang tengah berjaga."Saya mau membuat laporan!" tegas Arsen."Baik, silahkan duduk!" ucapnya.Arsen duduk di kursi yang sudah disediakan. Disampingnya wanita itu juga turut duduk. Sedangkan aku berdiri di belakang Arsen bersama satpam tadi."Siapa namanya, pak?" tanya polisi tadi seraya menatap Arsen."Arsen!" sahut Arsen singkat."Boleh nama lengkapnya?" tuturnya lagi."Arsenio Cleosa Raymond!" sahut Arsen cepat."Alamat?" polisi itu kembali bertanya. Setiap pertanyaan yang ia ajukan selalu dimintai jawaban yang detail.Arsenpun terus menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan padanya. Hingga ujungnya polisi tersebut meminta KTP milik Arsen.Arsen mengernyitkan dahinya. Ia pun lantas bertanya balik."Maaf, pak! Disini saya ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Perjanjian Bersyarat

"Tidak! Tolong lepaskan kami!" ucapku cepat.Pria itu tersenyum seraya mengalihkan tatapannya padaku. Ia menjentikkan jarinya lalu seorang wanita datang menghampirinya."Do-dokter Siska?" gumamku kala sudah melihat wanita itu dari dekat."Iya, ini aku. Dan ini, suamiku!" terangnya yang langsung membuatku ternganga."Oh, jadi ini suamimu?" desis Arsen seraya menatap Dokter Siska dan pria dengan name tag Erlangga."Iya, aku adalah istri seorang jendral. Bagaimana? Sudah merasa tertipu dengan aktingku selama ini?" tanya Dokter Siska seraya tersenyum kecut."Dokter Siska, tolong bebaskan kami. Arsen sudah berubah, ia tidak seperti yang kalian tuduhkan," ucapku mengiba."Zea, kamu tenang saja. Anggap sja disini, statusmu adalah korban, karena kamu juga pernah hendak dijual pada Pak Seno. Jadi, kamu tidak akan kami tahan," tutur Dokter Siska seraya menghampiriku.Polisi yang sedari tadi meringkus kedua tanganku kebelakang kini langsung melepaskannya begitu dapat perintah dari Dokter Siska.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-20
Baca selengkapnya

Hitam diatas Putih

"Ya tentu saja serius! Memangnya kamu pikir dengan uang itu nyawa orang-orang yang sudah melayang itu bisa kembali apa?" sinis Dokter Siska."Iya memang tidak. Tapi, uang sebanyak itu juga memangnya mau kalian apakan?" tanyaku geram."Ya buat kami nikmati lah! Kamu pikir tutup mulut itu gampang apa? Apalagi, ini soal tindak kriminal yang sangat besar. Gak mudah loh, buat kami menutupi sebuah kejahatan," timpal Dokter Siska yang disambut anggukan oleh suaminya."Biar saja, Ze! Gak usah tanggapi mereka. Mungkin, ini memang saatnya aku mempertanggung jawabkan semuanya. Aku minta maaf untuk selama ini, Ze!" ucap Arsen seraya merangkul bahuku."Uuh, so sweet!" cibir Dokter Siska."Nggak! Kamu gak boleh nyerah. Kamu udah terlanjur bawa aku kedalam hidupmu, Arsen. Jadi, kamu harus tanggung jawab padaku dan tetap bersamaku karena kita harus membesarkan anak ini bersama-sama," tekanku seraya mengusap perutku."Justru demi kamu dan anak kita. Aku tak akan sudi memberikan sepeserpun hartaku pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya

271 T

"Ya Allah ... cobaan apalagi ini?!" pekik Bu Hanum dengan tangan bergetar.Surat yang baru saja ia baca bahkan hampir terjatuh karenanya."Bagaimana menurut ibu?" tanyaku pelan."Entahlah, Ze. Apakah semua harta kita bisa cukup atau tidak untuk memenuhi perjanjian ini," sahutnya lemas."Tapi, ibu setuju 'kan untuk berusaha membuat Arsen bebas?" tanyaku lagi.Bu Hanum mengangkat wajahnya, ia lantas memberikan surat itu keatas pangkuanku."Ya tentu saja, Ze! Semua ini terjadi juga awalnya karena kesalahan ibu. Jika Arsen harus bertanggung jawab dan dihukum, maka ibu juga harus dihukum. Tapi, jika memang ada cara lain, kenapa tidak? Ibu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," tutur Bu Hanum seraya beranjak dari duduknya."Ibu mau kemana?" tanyaku cepat kemudian menyusul langkahnya."Ibu mau ambil surat-surat penting. Hari ini juga, kita harus dapatkan uangnya!" tegas Bu Hanum membuatku langsung meneteskan air mata."Terimakasih, Bu!" ucapku bergetar kemudian memeluknya.Kamipun lantas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya

Rapuh

Rumah, mobil, butik, dan juga restoran sudah terjual. Semuanya lenyap hanya dalam tiga hari. Itu juga berkat bantuan Bang Gavin, namun nyatanya uang yang diperlukan masih kurang banyak. Sedangkan, besok adalah hari pernikahan Bang Gavin dan Keyla.Entahlah!Aku tak bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Kini, yang tersisa hanyalah rumah yang kami tempati. Bahkan isinya saja sudah berkurang. Karena kami benar-benar menjual apapun yang bisa diuangkan."Bagaimana ini, Bu? Rasanya aku gak akan bisa hadir ke pesta jika Arsen tak ada," gumamku saat aku dan Bu Hanum sedang duduk berdua."Ibu juga pusing Ze," sahut Bu Hanum singkat.Hari ini Bu Hanum nampak lebih murung dari kemarin. Mungkin lelahnya sama denganku, atau justru mungkin lebih?"Bu?" Kuusap bahunya pelan saat ia tertunduk lesu."Kita pasti bisa, Bu! Katanya, doa seorang ibu dan istri itu menembus langit. Kita perkuat lagi doa dan ikhtiar nya, ya! Kita harus semangat!" ucapku mencoba untuk menguatkan.Menguatkan diri sendiri dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

Berbagi Rahasia

Setelah acara selesai, aku dan Bu Hanum memilih untuk duduk di luar. Menjauh dari keramaian adalah salah satu cara kami untuk lebih menenangkan diri."Ze, kira-kira kita harus jual apalagi untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?" ucap Bu Hanum memecah keheningan diantara kami."Entahlah, Bu. Bukannya yang kita punya saat ini hanya tinggal rumah itu saja?" sahutku."Jika rumah itu dijual, lalu dimana kita akan tinggal?" sambungku."Iya Ze. Kamu benar. Tapi, gimana kalau sebagian uangnya kita belikan rumah yang lebih kecil. Yang penting jumlah uang yang kita butuhkan bertambah," timpal Bu Hanum membuatku langsung mengangkat wajah."Tak ada salahnya juga sih, Bu! Ayo, kita tawarkan mulai hari ini juga, semoga bisa cepat laku!" ucapku antusias."Gak usah!"Bang Gavin tiba-tiba saja sudah berada dibelakang kami. Ia dan Keyla mulai mendekat menghampiri aku dan Bu Hanum."Aku ada cara lain buat membebaskan Arsen. Ya, semoga saja berhasil!" ucap Bang Gavin seraya duduk disampingku."Cara apa, b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status