Siang ini aku sudah siap untuk berangkat, hanya tinggal menunggu taksi datang saja. Beberapa kali Arsen membujukku agar aku pergi bersamanya saja, namun ... entah kenapa perasaanku padanya selalu saja dipenuhi oleh kekesalan hingga aku enggan untuk dekat-dekat dengannya.Arsen juga nampaknya kesal. Ia meninggalkanku di teras dengan menekuk wajah."Ze, sini sebentar! Ibu mau bicara," ucap Bu Hanum yang baru saja keluar.Aku mengangguk. Lantas menghampirinya yang kini duduk di kursi teras."Kalian berantem lagi?" tanyanya."Iya Bu! Eh, enggak! Eh gimana, ya?" sahutku kikuk.Bu Hanum hanya tersenyum mendengar jawabanku. Ia kemudian meraih tanganku dan menggenggamnya lembut."Ibu paham apa yang sedang kamu alami saat ini. Soalnya, ibu juga pernah rasain," gumamnya."Beneran, Bu?" tanyaku antusias."Iya!" sahutnya."Dulu, sewaktu ibu mengandung Arsen, ibu juga bawaannya itu kesel mulu sama papahnya," sambung Bu Hanum."Kira-kira, berapa lama ya, Bu? Soalnya, aku juga ngerasa gak enak sama
Terakhir Diperbarui : 2024-06-02 Baca selengkapnya