All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 671 - Chapter 680

905 Chapters

Bab 672

“Nggak bisa dibandingkan dengan kakakku.”“Siapa bilang.”Lia langsung membantah, “Kalian berdua sama-sama hebat, kalian berdua sangat baik.”Dia mengatakannya dengan tulus.Ekspresi wajah Alfred berubah, dia ingin sekali mengatakan, “Kalau sama-sama baik, kenapa kamu lebih suka dengannya?”Namun, Alfred tidak mengatakannya, hanya mengatupkan bibirnya dan terlihat agak tidak senang.Lia terus menyuapinya makanan, melihat dia tiba-tiba tidak senang, Lia bertanya, “Kenapa? Makanannya nggak cocok dengan seleramu?”“Bukan.”“Lalu kenapa wajahmu berubah?”“Kamu … apa karena kakakku, kamu mengubah sikapmu padaku?”Lia langsung menjawab, “Bukan.”Alfred merasa napas di dadanya menjadi lebih lega, dia segera mengambil kesempatan ini dan bertanya, “Lalu kapan kamu akan menikah dengannya?”“Apa?”Lia sedikit bingung.Alfred menatapnya, suaranya semakin keras, “Kamu begitu suka dengan kakakku, kakakku juga bilang akan menikahimu, jadi kapan kalian menikah?”Suasana menjadi hening.Tiba-tiba Lia
Read more

Bab 673

Keesokan harinya.Peter sudah lebih dulu mengantarkan sarapan untuk Lia.Saat masuk ke ruangan perawatan, dia melihat gadis itu sedang sibuk mencuci muka dan tangan adiknya.Peter berdiri di samping dengan tenang, tidak mengeluarkan suara untuk mengganggu.Setelah menunggu beberapa saat, barulah Peter mengetuk pintu.Lia buru-buru menjauh dari pria di tempat tidur, dengan canggung merapikan alat-alat mencucinya.Barulah Peter masuk, menunjukkan sarapan yang dibawahnya.“Aku bawakan sarapan untuk kalian.”“Oh, terima kasih kak Peter.”Tidak berani menatap pria yang datang, Lia membawa baskom dan segera menuju kamar mandi.Melihat Lia sedikit gugup, Peter mendekati adiknya dan bertanya, “Sudah baikan?”Alfred tersenyum, tetapi tiba-tiba menjawab dengan dingin, “Letakkan makanannya dan cepat pergi.”Artinya jangan tinggal di sini mengganggu.Peter tentu paham.Dia meletakkan makanan itu, berbalik melihat Lia yang keluar dari kamar mandi.“Ada urusan yang harus aku kerjakan, jadi tolong
Read more

Bab 674

“Benarkah?”“Iya.”“Kalau begitu, aku tetap memanggilmu kak Peter.”“Boleh.”“Hehe, kalau begitu, kak Peter, kamu pergi sibuk saja. Biar … aku yang menyuapi Alfred makan.”Peter benar-benar sangat berterima kasih padanya, dengan tulus berkata, “Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Lia, terima kasih karena sudah merawat adikku dengan sepenuh hati.”Dan juga terima kasih karena sudah melepaskanku, membatalkan pernikahan kita.Hanya saja, Peter tidak mengatakan itu.Waktu masih panjang, dia akan perlahan-lahan berterima kasih padanya.Lia merasa sangat senang.Dia melambaikan tangannya dan berkata, “Nggak perlu segan, kalian membiarkanku tinggal di rumah besar, memberiku banyak makanan enak setiap hari dan memberiku banyak pakaian cantik, merawatnya adalah hal yang seharusnya kulakukan.”“Kalau begitu, aku nggak mengganggu kalian sarapan lagi. Kamu masuk saja.”“Iya, sampai jumpa kak Peter.”Setelah melambaikan tangan pada Peter, Lia kembali ke kamar dengan senyuman yang tidak bi
Read more

Bab 675

Mendengar kata-kata yang diucapkan Peter, Angel terdiam.Meskipun dia tidak menyangkal, dirinya pernah memiliki perasaan padanya.Namun, hatinya juga sudah pernag kecewa karena Peter.Angel sudah tidak ingin dan tidak berani jatuh cinta lagi.Sekarang, dia punya anaknya yang menemaninya dan Delis juga ada bersamanya, dengan pekerjaan yang stabil dan penghasilan yang cukup.Pria dalam dunianya, selain bisa mengduri sedikit kesepian, benar-benar tidak ada gunanya.Angel tidak ingin menjadi bodoh lagi, mempercayai cinta dan terjun tanpa rag uke dalam pusaran emosi.Dengan kehidupan seperti sekarang, Angel merasa cukup baik.“Peter, aku nggak mau membicarakannya sekarang. Aku juga nggak tahu apakah aku akan membicarakannya di masa depan, tapi saat ini, aku hanya mau bekerja, hanya mau menemani Joel.”Cinta selalu menjadi sesuatu mewah baginya.Angel tidak menginginkannya lagi dan mungkin dengan begitu, dirinya tidak akan menderita karena cinta lagi.“Angel … “Kata-kata Angel seperti ujung
Read more

Bab 676

Misalnya memasak.Menggambar dan juga menyusun balok.Namun, Delis benar-benar tidak tahu bahwa putrinya yang baru berusia tiga tahun sudah bisa menghafal tabel perkalian.Begitu si kecil selesai menghafal, Joel langsung berkata lagi.”“Luna, bacakan puisi gurindam pada mereka.”Tanpa ragu, Luna mulai membacakanya.Bahkan kata-katanya jelas, tidak tersendat sama sekali.Ada beberapa puisi yang bahkan belum pernah didengar Delis. Dia terkejut melihat putrinya menghafal puisi dengan lancar, mulutnya ternganga.Peter tidak bisa menahan diri untuk memuji, “Nggak heran tabib itu mau anak ini menjadi muridnya. Anak kecil ini memang luar biasa.”Bocah kecil berusia tiga tahun, bagaimana bisa menghafal begitu banyak puisi?Delis memandang Joel dan bertanya, “Kamu yang mengajarinya?”Biasanya Delis hanya mengajarkan hal-hal sederhana pada putrinya.Tidak pernah memintanya menghafal puisi.Joel menggeleng dan menjawab, “Nggak, ada beberapa puisi yang aku bahkan belum hafal. Dia belajar dari mes
Read more

Bab 677

Kelven mendudukkan istrinya di pangkuannya, lalu dengan sabar berkata, “Richard memang pantas dihukum. Dia nggak akan pernah punya kesempatan keluar hidup-hidup.”Bagaimanapun, Richard telah menyakiti banyak anak kecil dan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.Mereka mungkin bisa memaafkannya, tetapi hukum tidak akan.Mengenai istri dan anaknya … Kelven menghela napas, wajahnya tampak muram dan melanjutkan, “Kita hanya bisa membujuk tante ketiga untuk cerai dengannya. Kalau nggak mau, itu urusannya.”Tidak tahu apa yang Richard lakukan pada tante ketiga, meskipun tahu pria itu berselingkuh dan punya anak dengan orang lain, Isabel masih berusaha memohon dengan membawa kedua anaknya.Bagaimana mungkin Kelven bisa memaafkan Richard?Tidak mencincangnya menjadi ribuan potong, itu sudah merupakan kemurahan hatinya yang terbesar.Delis berdiri dari pangkuan pria itu, membawa tas ke arah meja kecil tidak jauh dari situ.Sambil mengeluarkan peralatan makan dari tas dan berkata, “Aku m
Read more

Bab 678

“Kalau begitu, kamu nggak boleh mengelusku lagi.”“Iya iya, kalau nggak mau dielus, cubit pipi saja.”Kelven tidak tahan, lalu tangannya langsung mencubit pipi bulat kecilnya.Delis memutar matanya dengan kesal.Sambil melototinya, dengan tatapan marah, Delis menggertakkan giginya dan memanggil,“KELVEN.”Kelven tertawa dan menjawab, “Iya iya, nggak lagi lain kali.”Namun Delis begitu cantik, Kelven sangat sayang padanya dan selalu ingin menyentuh dan mencubitnya.Beberapa kebiasaan memang sulit diubah.“Kalau kamu terus begitu, aku akan menggigitmu.”Delis berpura-pura garang dan melototinya.Meskipun sudah berusia 25 tahun, mungkin karena wajahnya yang tampak muda, Delis terlihat seperti anak kecil yang marah dan sangat menggemaskan.Kelven melihatnya dan merasa sangat tertarik.Dia duduk dengan santai di sofa, dengan kaki bersilang dan sambil tersenyum, Kelven berkata, “Delis, kita sudah bersama cukup lama, tapi kamu bahkan belum pernah memanggilku ‘suamiku’. Bagaimana … kalau kita
Read more

Bab 679

Pria dewasa itu tak bisa menahan diri saat si gadis kecil bermanja padanya.Di jam istirahat siang, Kelven langsung menggendongnya dan membawanya ke ruang istirahat di sebelah.Saat Delis diletakkan di tempat tidur, dia baru sadar dirinya sudah bercanda terlalu jauh.Melihat pria itu membungkuk mendekatinya, Delis buru-buru mengangkat tangan untuk menolak.“Nggak boleh.”Pria itu melepaskan jasnya dan membuka dasinya.Wajahnya tampak nakal dengan senyuman yang sedikit jahat.“Boleh atau nggak, bukan kamu yang menentukannya.”Kelven melepaskan sepatunya dan naik ke tempat tidur.Delis langsung memundurkan dirinya.Namun, pria itu menarik kakinya, membuat tubuhnya kembali ke arahnya, lalu menahannya agar tidak bisa bergerak lagi.Delis tidak melawab, dengan tenang berbaring di sana, menatapnya sambil berkata dengan lembut, “Kelven, kamu belum sembuh.”“Itu nggak menghalangiku melakukannya.”Kelven mulai membuka ikat pinggangnya.”Melihat gerakannya, Delis tetap tenang dan terkendali.“B
Read more

Bab 680

Tentu saja Delis tahu apa yang dimaksud Kelven dengan membahagiakannya.Dia tersenyum tanpa menjawab, hanya menikmati minuman boba dan bunga yang dia adpaatkan.Saat mereka sampai di rumah, Luna dan Joel sedang bermain sepak bola di halaman.Ketika mobil masuk, Joel cepat-cepat mengambil bola dan berdiri di samping, sambil menggandeng tangan Luna dan berkata, “Luna, lihat. Ayah dan ibumu sudah pulang.”Luna berlari kea rah Kelven yang sedang keluar dari mobil sambil berseru gembira, “Papi, mau gendong … “Kelven menghentikan mobil, membuka pintu dan melangkah keluar, lalu Luna langsung melompat ke arahnya.Kelven membungkuk untuk menggendong putrinya, mencubit pipinya yang lembut.“Sayang, kangen nggak sama papi?”“Kangen, papi sudah lama nggak temani Luna. Luna sangat kangen dengan papi.”“Papi juga kangen sama Luna.”Usai bicara, Kelven mencium putrinya.Lalu dia melihat ke arah Joel. “Ayo masuk ke dalam dan makan kue.”Delis membawa kue turun dari mobil, lalu mendekati Joel dan be
Read more

Bab 681

Mengetahui bahwa masih ada keraguan dalam hatinya, Kelven memeluknya dengan erat.“Jangan terlalu dipikirkan, mereka yang salah, kita bisa memilih untuk nggak memaafkan mereka.”Delis menunjuk luka di wajahnya, “Masih terlihat jelas?”Kelven mengangkat tangan dan menyentuhnya, “Sudah memudar banyak, kamu biasanya menutupinya dengan bedak, ‘kan? Aku bahkan nggak pernah melihatnya sebelumnya.”“Iya, aku menutupnya dengan bedak.”Kelven memandangnya, terlihat tidak tega.Dia tahu, selagi bekas luka itu masih ada, luka di hati Delis tidak akan pernah sembuh.Hanya bisa menunggu, menunggu apakah waktu bisa mendatangkan perubahan.“Delis, jangan terlalu dipikirkan, tidur saja.”Kelven memeluknya, berbaring bersama. Malam itu, Kelven tidak merapat ke pelukannya, melainkan memeluknya dengan erat di dalam dekapannya, memberi rasa nyaman pada Delis.Hanya dengan berpelukan erat seperti itu, mereka berdua bisa tidur nyenyak.Keesokan harinya.Kelven membawa Delis dan Luna ke rumah sakit.Namun, s
Read more
PREV
1
...
6667686970
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status