“Paman, Luna sangat jelek ya? Kenapa paman nggak mau main dengan Luna?”Saat mengatakan kata-kata ini, Luna terlihat sedikit kecewa.Tanpa sadar, Kelven meliriknya sekilas.Melihat dia merasa sedikit kecewa, entah mengapa, Kelven menghentikan langkahnya dan menatapnya dari atas.Luna juga mengatapnya dari bawah, rambutnya dikepang dua, mungkin karena baru saja keluar dari lubang, gaun putri cantiknya agak kotor.Bahkan wajah kecilnya juga terkena sedikit lumpur.Namun, ini tidak bisa menyembunyikan kulit putihnya yang lembut dan wajahnya yang cantik.Terutama wajahnya, terlihat merupakan anak yang cerdas.Melihat paman hanya diam, Luna mengedipkan matanya dan bertanya dengan polos, “Paman, kamu rabun ya?”Tiba-tiba, Kelven menjawab singkat, “Nggak.”Luna tersenyum dan berkata, “Kalau nggak rabun, lalu mengapa paman nggak bisa melihat bahwa Luna menyukai paman?”Kelven terdiam.“Paman, kenapa kamu mau menyakiti Luna?”Kelven mengernyit dan menjadi semakin heran, “Bagaimana aku menyakit
Read more