“Audrey, tolong jangan cari gara-gara.” Damar makin merapatkan diri ke jendela. “Aku sama sekali tidak cari gara-gara,” jawab perempuan yang tengah bersandar pada bahu bidang suaminya. “Memangnya aku tidak boleh bersandar padamu ya?” “Tentu saja kau boleh bersandar, tapi tolong tanganmu dijaga.” Setelah bersabar beberapa menit, pada akhirnya Damar menangkap tangan sang istri yang sejak tadi bertengger di paha dan dadanya. Bukan hanya sekedar diam, tapi tangan lentik nun putih itu menjelajah ke mana-mana. Tangan Audrey mengelus, sampai pada titik-titik tertentu yang membuat Damar merinding. Sesuatu hal yang memang disengaja perempuan itu. “Oh, apa sekarang kau ingin memimpin?” tanya Audrey melirik kedua tangan yang dipegang sang suami. “Aku mengajakmu berkencan dan naik bianglala bukan untuk ini,” pekik Damar dengan wajah bersemu merah. Sungguh, demi apa pun dia merasa malu. Walau apa yang dilakukan sang istri s
Last Updated : 2024-02-16 Read more