Semua Bab ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Bab 111 - Bab 120

159 Bab

Vin Jahat

"Iya, Pak. Kita jalan sekarang saja."Selaan dari Sarah ini, sontak membuat Lea kebingungan. Sejak kapan ibunya ini melakukan sesuatu tanpa ijin darinya terlebih dulu? pikirnya.Tapi karena sakit nyeri di beberapa bagian tubuhnya, jadi Jelita hanya bisa pasrah ketika dipindahkan ke bed lain yang sudah disiapkan."Aku mau dipindahkan kemana, Ma?" pertanyaan yang spontan terpikir oleh Lea. "Apa sudah dapat ijin dokternya?" tambahnya."Tentu saja. Inikan juga hak dari pihak keluarga, katanya. Mama cuma mau perawatan terbaik buat kamu.""Mama sudah bicarakan ini sama Pak Vin? Apa katanya?" Keyakinan Lea, dimana Sarah selalu saja berdiskusi dengan suaminya itu bila berkenaan dengan dirinya."Ehm, belum sih. Tadi beliaunya buru-buru balik, karena ada keperluan mendesak yang nggak bisa ditinggal, tapi pemikiran Mama sama Pak Vin sama, Lea, kamu jangan khawatir. Nanti juga ketemu sama Pak Vin," hibur Sarah. Buat Lea ini juga sebagai upaya membalas rasa bersalahnya dulu, disaat ibunya sedang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

Mencari Dirimu

Sedangkan di sebuah ruangan dalam kantor Vin. Suasana tidak seperti biasanya. Meja diruang beranda tepat didepan tempatnya bekerja, dan hanya bersekat pembatas kaca, itu kini menjadi sepi dan menjemukan.Jari-jemari Vin menari diatas keyboard laptop, namun pikirannya tiba-tiba terganggu oleh kebiasaannya selama ini, yaitu mencuri-curi pandang sang asisten didepan sana.Alunan tuts keyboard segera terhenti, ketika Vin putuskan menatap secara langsung meja dimana Lea biasa bekerja. "Kenapa pihak rumah sakit belum menghubungiku?"guman Vin saat baru menyadari kalau waktu sudah menjelang jam makan siang. Rencananya, ia akan melihat keadaan Lea pada waktu ini, sekaligus membawakan Lea beserta ibunya beberapa makanan.Vin percepat pekerjaannya, lalu menyimpannya, sebelum beranjak dari tempat duduk, memutuskan berbicara lewat telpon sambil berdiri. Perasaan Vin sedang tak enak. Nalurinya mengatakan, kalau sesuatu telah terjadi, tapi tak tahu apa, karena itu ingin ketahui saat ini juga."Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Tujuku Hanya Kamu

Vin tatap ke depan, acuhkan setiap sapaan atau hanya sekedar senyuman. Satu tujunya saat ini, adalah mencari keberadaan Lea.Dalam batin, Vin merutuki diri. Terlena dalam kesibukan, sampai tak terpikir akan kemungkinan tak terduga yang bisa terjadi pada Lea."Tuan muda, itu Robbi," tunjuk arah Sekretaris Li pada penjaga yang ditugaskan Vin untuk menjaga Lea."Presdir Vin," sapa hormat Robbi setelah berikan anggukan kepala, dan dengan napas terengah-engah. "Maafkan saya...Saya kehilangan Nona," lanjutnya dengan raut bercampur aduk antara lelah, meraaa bersalah, dan juga pasrah.Robbi tahu siapa itu Presdir Vin, dimana tidak akan segan-segan berikan perintah tegas dan diluar perkiraan. "Sudah cari informasi orang sekitar ruang perawatan Lea?" tanya Vin, mencari tahu terlebih dahulu."Sudah. Sopir ambulance yang bawa juga sudah saya konfirmasi.""Kemana?" tanya Vin lagi. Langkahnya semakin cepat, ketika titik terang soal keberadaan Lea itu ada."Tangerang, Pak Presdir." "Hmm. Kita kesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Dugaan Morgan

"Apa maksudmu? Cepat katakan! Katakan juga dimana Lea sekarang berada?!" Amarah Vin semakin naik. Pengakuan awal Robbi saja sudah buatnya yakin akan niatan buruk Robbi pada Lea, sehingga Vin berupaya tak mau buang-buang waktu lagi untuk mencari tahu. "Saya dibayar, Tuan." "Sama siapa?!" Robbi tak lantas menjawab, tapi tertunduk, tunjukkan awal sebuah tangisan yang tertahan. "Maafkan saya, Pak Presdir. Tapi saya lakukan ini karena terpaksa." "Alasan klise!" sahut Vin seraya palingkan muka sejenak, dikesampingkan perasaan ibanya, ketika sesuatu itu menyangkut soal Lea. "Saya baru saja menikah, tapi pesta meriah yang diminta keluarga istrinya itu hasil saya berutang pada rentenir, jadi saya masih banyak tanggungan hutang. Belum lagi, permintaan dari..." "Cukup!" sela Vin dingin. "Kamu membuatku muak!" sindiran tajam Vin. "Banyak dari pegawai dan anak buahku pernah diposisi seperti kamu, atau bahkan lebih parah, tapi mereka tidak melakukan itu, dan aku lebih hargai loyalita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya

Masa Lalu Kelam Helena

"Tapi kamu sudah pastikan kalau Robbi adalah orang Helena?" pertanyaan Vin untuk mengalihkan pikiran akan kemungkinan kenyataan pahit soal sang sekretaris senior paling dia percayai itu."Tentu saja. Kemungkinan besar, memang Nyonya Helena yang berada dibelakang ini semua. Robbi sendiri sudah mengakui," jelas Morgan. "Sudah kamu lindungi dia dan istrinya?" "Sudah, Tuan Muda. Tapi, sejauh keterangan yang dia berikan, Nyonya Helena tidak banyak beri dia perintah." "Tapi dia bisa dijadikan mata-mata, karena dia orang yang paling dekat dengan Lea. Kamu harus ingat itu!" tandas Vin, tak ingin Morgan seperti terlalu meremehkan peran Robbi. "Sekecil apapun tugas untuk Robbi, tetap saja, dia yang paling punya kesempatan paling besar untuk lakukan hal buruk pada Lea."Morgan mengangguk-angguk, ucapan Vin memang masuk diakalnya. "Anda benar sekali, Tuan Muda. Lantas, sekarang apa yang akan anda lakukan?" Sedangkan Morgan masih penasaran dengan langkah Vin selanjutnya pada Sekretaris Li
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Maumu Apa?

Seperti dugaan Vin, Helena memainkan peran seolah dia adalah korban dari suatu keadaan, dan mempunyai hak untuk lakukan pembalasan. "Seperti yang sering kau katakan, Vin. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," jawaban Helena, disertai senyuman penuh makna. "Dimana Lea?" tanya Vin to the point. "Aku tidak tahu," sahut Helena enteng. "Jangan plin-plan Helena. Tadi kamu bilang akan mengancamku balik, kalau aku ancam dirimu dengan soal jatah sahammu di perusahaan." Vin terus mendesak Helena, walaupun tahu tak akan mudah untuk membuatnya mengaku. "Memangnya, kamu bersedia menukar Lea dengan saham perusahaan?" tawar Helena. "Aku tahu, anak Mommy satu ini sudah besar dan sudah pintar, tapi ingat juga, kalau Mommy tidaklah bodoh." "Aku sedang tidak ingin banyak berdebat denganmu, Helen--" "Sebenarnya, kamu cuma ingin memancingku, Vin. Aku yakin, sebenarnya kamu bisa saja mengetahui segala hal, tapi berlagak polos dihadapanku." "Ibuku dan Lea, kenapa kamu begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

Siapa Yang Harus Kupercaya?

"Dani yang akan mendapatkan istrimu." "Oh ya?" tanggap Vin dengan senyuman smirk, lalu selanjutnya berjalan melewati Helena dengan sikap cueknya. "Sudahlah. Memang benar perkiraanku. Bicara denganmu sama juga harus melawan skenario yang kamu ciptakan, tapi alur ceritanya sebagian besar sudah aku ketahui." Vin membuka pintu ruangan kerja Helena disalah satu tower kantor utama milik Dharmawan group, dan berdesain klasik mewah tersebut seraya menatap sang pemilik ruangan. "Tunggu sampai pengacaraku selesaikan BAP pembukaan fakta baru kematian ibuku nanti, kamu baru bisa bebas keluarkan drama model apapun untuk kelabui kami semua yang sudah tahu modelan lakumu." Helena hanya tersenyum kecut. Walaupun sudah mendapatkan tanggapan seperti tanpa rasa hormat dari Vin, namun sikap keras kepalanya lebih besar dibanding harus kalahkan ego untuk mencari perhatian putra tirinya tersebut. Helena kembali duduk di kursi kerjanya, dalam genggamannya adalah ponsel yang sudah disiapkan untuk mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-22
Baca selengkapnya

Saatnya Melakukan Tes Kawan Ataukah Lawan

"Saya bekerja untuk keluarga Dharmawan sejak dari pertama saya tahu apa itu sebuah pekerjaan, dan akan seterusnya disini, sampai akhir hidup saya nanti." Vin tersenyum meremehkan. Nada bicaranya masih berikan intimidasi pada Sekretaris Li. Namun, hal ini memang Vin sengaja, untuk memberikan suatu tes, akan beberapa dugaan buruknya pada sang sekretaris senior perusahaan ini. "Kalau anda mengabdi pada Helena, itu juga disebut sebagai pengabdian pada keluarga Dharmawan. Setujukan anda dengan pemikiranku ini, Sekretaris Li?" "Tuan muda. Anda begitu menyakiti hati saya. Saya tipe loyal akan dimana bila saya sangat dihargai, dan selama ini, Ayah anda sangat menganggap keberadaan serta pengabdian saya selama ini. Bahkan sampai saat ini, saya tidak berpikir untuk menikah, jadi bagaimana bisa anda melabeli saya tidak setia, dan mencoba untuk membelot?" "Obsesi mungkin. Ada satu atau entah berapa keinginan terpendam, yang belum kesampaian." "Tuan Muda, please. Saya tidak bisa melanjut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

Usaha Lea Menghubungi Vin

Sedangkan Lea yang masih dalam kebingungan, kemudian kembali membuat posisi duduknya agar lebih nyaman untuk memulai bicara, setelah Sarah memintanya naik ke tempat tidur di rumah sakit yang belum sepenuhnya dia ketahui ini. "Jahat bagaimana maksud Mama?" Lea gulung bagian ujung selimut yang sudah ia naikkan, lalu ditutupkan pada sebatas kakinya saja. "Katanya, Pak Vin akan tinggalkan perusahaan, dan juga kemungkinan mau tinggalin kamu juga." "Kata siapa? Dani?" simpul Lea. "Iya, dan Dani dapatkan informasi ini valid, bisa dipastikan kebenarannya." "Apa lagi yang Dani ceritakan ke Mama?" selidik Lea, jadi semakin penasaran. "Pak Vin akan kembali ke negara ibunya, terus buka perusahaan disana. Beliau juga sebenarnya sudah punya calon istri disana. Katanya, gadis itu memang sudah lama dia pacari, tapi putus nyambung. Mama takut, kalau sekarang memang Pak Vin lagi nyambung sama mantannya itu, jadi sudah lupa sama kamu." "Tapi aku istrinya, Ma. Kalaupun Pak Vin seperti itu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

Utusan Vin

Lea gunakan waktu dimana pelayanan juga belum menyentuhnya. Lea beringsut perlahan menuruni bednya, di awal ada keraguan untuk meminta tolong, tapi terpaksa dia lakukan karena sudah tak sabar ingin bertemu dengan Vin. "Permisi," sapa Lea malu-malu. Tiga orang dihadapannya menoleh bersamaan padanya, Lea lebih lebarkan senyumannya. Sisa rasa sakit di sekujur tubuhnya, terkesampingkan karena usaha demi cinta ini. "Iya?" Pria berperawakan sedang dan sedang memegang anaknya di atas kasur tempat sang istri dirawat yang berikan jawaban. "Bisa minta tolong?" Kedua suami istri saling berpandangan terlebih dulu, sebelum akhirnya sang istrilah yang berikan tanggapan. "Iya, Mbak? Kenapa?" tanyanya ramah. "Ponsel saya masih direparasi, bisa pinjam buat kirim pesan saja. Ini penting." Lea masih terlihat malu-malu utarakan maksudnya, selain terus berharap dalam batin. "Oh, nggak apa-apa. Pakai aja." "Terima kasih." Sambut Lea, bersamaan dengan uluran tangan dari wanita ramah itu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status