Home / Romansa / ISTRI KONTRAK CEO AROGAN / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Chapter 121 - Chapter 130

159 Chapters

Kekaguman Winda Bersambut

Winda menggeser posisi duduknya. Senyumnya nenggambarkan, tidak kalah senangnya akan tanggapan Lea. "Tapi gue nggak bisa lama-lama di sini. Nanti ibu lo datang. Aduh, Lea. Senang banget gue ketemu lo. Apalagi dapat tugas prestisius dari Pak Vin kayak jadi agen rahasia begini, rasanya tuh bikin jantung dag dig dug bersensasi seneng tapi menegangkan, tahu!" ungkap Winda, mengatakan dengan berapi-api seperti biasanya. "Aih lebay deh!" sahut Lea dengan mengarahkan cubitan kecil di perut Winda yang terlihat lebih buncit. "Lo jauhan sama gue, pasti nggak ada yang ngomelin kebiasaan jajan lo yang keblabasan nih pasti!" tebak Lea dengan kebiasaan sahabatnya itu. "Iya, gue bingung nyariin lo. Tiba-tiba aja menghilang, gue stress nggak ada yang di ajak ngobrol, jadi larinya ke makanan lagi deh. Eh, tapi." Winda menoleh kanan berganti kiri, sekali celingukan ke arah beberapa pejalan kaki. "Ibu lo masih jauh, kan? Misi gue cuma boleh ketemu kamu, nggak boleh siapa-siapa, apalagi Dani." "U
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Niat Tersembunyi

Masih di area taman rumah aakit, Lea bangkit berikan senyuman terbagi antara telah bohongi ibunya sekaligus tak ingin lukai hatinya. Lea tahu, ibunya telah termakan hasutan Dani, dan dia tak ingin menyalahkan atau bahkan membencinya. "Sudah selesai makan, Ma?" tanya Lea bersambut melingkarkan tangannya pada lengan Sarah. Sekarang yang di pikirkan Lea adalah bagaimana mengambil hati ibunya ini agar bisa mengerti akan keinginan hatinya untuk selalu bersama Vin. "Sudah. Lumayan juga masakannya. Setelah ini kamu mandi terus istirahat lagi aja, lumayan bikin keringetan tuh habis kena matahari pagi," pengingat Sarah, seraya membantu Lea dengan selang infus yang masih di gunakan. "Entahlah. Semalam benernya aku susah tidur, tapi ku paksakan." Sarah menengleng, menatap wajah putrinya seperti baru saja mengenalnya. "Jadi semalam kamu nggak bisa tidur? Kamarnya terlalu banyak orang ya?" tanyanya panik. "Mungkin. Kurang nyaman," jawab Lea dengan kerdikkan kedua bahu. "Mau pindah kama
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Tak Mampu Melawan

"Dani itu tidak mencintaiku, tapi dialah yang mencoba memanfaatkanku. Apa yang fia katakan itu sebenarnya menceritakan dirinya sendiri tapi mengkambinghitamkan orang lain buat tutupi kebusukannya sendiri. Mama paham kan maksudku?" "Tapi untuk apa?" "Karena aku lebih dari dirinya, sebenarnya Dani nggak suka hal itu. Dia berharap, aku masih gadis polos yang maish berharap besar miliki hatinya, jadi gadis bodoh yang rela mati-matian, lakuin apapun buat menarik perhatiannya. Tapi kan ternyata nggak, Ma. Pak Vin hadir, lalu Dani jadi emrasa Pak Vin itu pemantik nyala diriku yang seharusnya ada di tanganya, namun selama ini nggak mau dia keluarkan." Sarah mencerna terlebih dulu curahan hati putrinya ini untuk beberapa saat, baru tercetus akan sesuatu. "Kalau Dani memang berniat nggak baik, terutama sama kamu, berarti dia sedang lakuin suatu rencana. Gitu kan arah pikiranmu, Lea? Dan dia lakuin rencana itu kira-kira sendirian atau ada yang bantuin? Soalnya Mama masih mengira, dia lak
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bekukan Aset Dana Helena

Lea di masukkan ke dalam sebuah mobil MPV warna hitam dengan 2 pintu geser. Duduk di tengah dua pria tegap, membuatnya sulit untuk lakukan upaya meneyelamatkan diri, bahkan untuk percobaan berteriak meminta tolong pada siapapun yang berada di area pintu keluar yang dalam kesehariannya selalu terkunci ini. "Kalian siapa, sih?! Ngapain nangkap gue!" bentak Lea tak ada rasa takut. "Di bilang diam ya diam!" salah satu pria tegap di sisi kanan Lea tidak kalah kerasnya. Upaya Lea saat ini adalah beberapa orang yang terheran dengan kehadiran mobil ini. Lorong yang sejatinya di gunakan untuk evakuasi keadaa. darurat seperti kebakaran hebat ini, memang jarang sekali di gunakan. Lea condongkan tubuhnya ke sisi kiri, berusaha meraih bagian kuncian pembuka pintu meski dengan bersusah payah, di sertai sebuah teriakan. "PAK TOLONG!" ucapnya sekuat tenaga, berharap pada seorang pria yang sempat menoleh. Lea perkirakan adalah salah satu petugas jaga parkir yang sedang patroli. Usaha Lea
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Pengintai

Vin sudah berada di kondominiumnya, tempat yang menurutnya paling aman untuk lakukan pembicaraan dengan pengacaranya dari Indonesia. "Tuan Vin," sapa sang pengacara bernama Ricko, yang selama ini lebih banyak di belakang meja, mengatur semua dari jauh, sekaligus kepanjangan tangan Vin bila berhubungan dengan Joe Jamal Jr. yang ada di New York. "Duduklah. Kita tidak punya banyak waktu," sambut Vin. Pikirannya terbelah antara urusan perusahaan, Helena, dan tentu saja penguras pikiran terbesarnya adalah Lea yang sudah dia tahu keberadaannya, tapi masih di percayakan pada Morgan. Ricko yang berusia mendekati 40 tahun itu refleks terbawa suasana dan ekspresi serius selain dingin yang Vin tunjukkan. "Saya sudah bawa dokumen-dokumen yang anda perlukan, sekaligus ini." Ricko berikan selembar semacam surat pernyataan. "Apa ini?" tanya Vin seraya mulai membaca, dan kemudian di dengarkan penjelasan dari Ricko. "Surat permohonan untuk pihak kepolisian seperti yang anda minta minggu l
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bercinta Denganmu Memang Menyenangkan

Apa yang di takutkan oleh Morgam itu memang benar adanya. Di dalam mobil, Lea terkulai masih memejamkan kedua matanya. Baru setelah wanita yang sempat menyamar jadi perawat mendekatkan botol minyak angin, membuat kesadaran Lea membuatnya memberi respon. "Mbak. Sudah bangun?" tanya wanita tersebut setelah sempat menggoyang-goyangkan pundak Lea. "Hmm ... kita sekarang dimana?" Lea tergelagap setelah menyadari tidak dalam perjalanan lagi. "Ayo, Mbak. Cepet keluar. Nggak usah pake kaget segala!" pemaksaan untuk Lea, sehingga tubuhnya tergeser beberapa centi, dan mau tak mau menuruti untuk menuruni mobil yanh di pakai untuk menculiknya. "Aku mau di bawa kemana?" tanya Lea dalan kondisi lemah, bercampur upayanya untuk mengingat apa saja yang sempat terjadi. Lea mendongak ke atas, dimana rumah yang akan dia masuki atas kawalan beberapa orang ini seperti tidak asing baginya. Tapi karena tenaga yang dia punya hanya sebagian kecil dari normalnya, Lea masih menuruti. Baru beberapa
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Apa Kamu Masih Mencintaiku?

Setelah sampai di tepian, sudah beberapa puluh kilometer dari rumah Vin, Lea di tuntun Dani naik ke atas daratan dimana sekelilingnyq adalah hutan mangrove yang sepi. "Kita mau kemana, Dan?" Lea segera lepaskan genggaman tangan Dani, suara deru dari mesin speedboat telah mulai menjauh, sehingga Lea jadi bergidik sendiri. "Tentu saja temui ibumu. Aku sudah siapkan mobil di sana." Dani menunjuk pada suatu arah menuju ke jalan setapak tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. "Semua sudah aku rencanakan, jadi tenang saja, kamu akan pergi dengan tenang. " "Tapi kenapa kesannya terlalu mudah ya Dan?" polosnya Lea, merunu tiap jalan yang mereka lalui tadi, hingga sampai di tempat ini. "Maaf ya, tapi aku kenal banget sama Pak Vin. Dia itu apa-apa sudah di pikirin, jadi apa sebaiknya kita ke kantor polisi atau kemana kek, asal judulnya cari perlindungan. Katamu kan Pak Vin itu bahaya banget orangnya, dan setahuku memang diam-diam menghanyutkan, sih." Lea nyerocos sepanjang jalan, la
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Kegalauan Dani

"Iya." Jawaban itu akan sulit terlontar di saat awal situasi pertemuannya dengan Vin setelah kekecewaan yang di terima Lea dari Dani. Namun saat ini, Lea sudah lebih tanpa beban mengatakannya. "Kamu kira kehadiran Pak Vin akan dengan mudahnya membuatku melupakanmu?" Lea kembali memalingkan muka ke arah luar. "Nggak, Dan. Aku bukan sebrengsek kamu," lanjut Lea memberi jawaban untuk pertanyaannya sendiri. "Sampai kapan perasaan itu bertahan? Tapi kenapa waktu aku minta kamu balik, tapi nggak mau?" "Aku sudah pernah bilang sama kamu, aku tidak suka drama. Emang kamu ngarep aku harus gimana? Nangis-nangis minta kamu balikan sama aku, terus kamunya bilang nggak bisa semudah itu, tapi bakal pikir-pikir lagi kalau aku pada akhirnya mau bercinta sama kamu?" Dani melirik bersama senyuman tipis di bibirnya. Memang benar Lea bukanlah gadis yang bisa dia samakan dengan yang lain. "Besarnya mana cintamu denganku di banding Pak Vin pas pertama dekat?" "Kenapa kamu tanyain hal-hal kay
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Kita Mati Bersama

"Pak Vin Pak Vin Pak Vin!" Jawaban sampai tiga kali penyebutan nama Vin dari Lea ini semakin membuat hati Dani bagai teriris. Sudah sedemikian rupa bersusah payah membuat seolah-olah Vin adalah makhluk jahat dan otak dati setiap kejadian, tapi Lea tetap saja berada di pihaknya. Lea masih menutup mata akan apa yang sudah terjadi di hadapannya, dan lebih percaya pada hati nuraninya. "Dani, please hentikan mobilnya aku mau bicara sama mereka!" Lea ngeyel berusaha agar permintaannya di turuti oleh Dani. Di goyang-goyangkan lengan Dani agar mau hentikan laju mobil, tapi Dani sendiri justru merenung. "AWASS!!" teriak Lea dan menyebabkan Dani seketika terlepas dari lamunan, lalu refleks membanting setir mobilnya ke arah kanan. Bukan dalam bentuk tabrakan, tapi senggolan karena ada sebuah mobil masuk dari arah jalan di sebelah kiri mereka, sedangkan mobil yang di kemudikan Morgan berada beberapa meter di belakang. Bukannya mengurangi kecepatan, Dani semakin injak lebih dalam pedal
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Keluar Dari Sini!

"Dani hentikan .... ayo kita bicara baik-baik. Jangan mikirin mati dulu. Pasti kita bisa bahagia meski nggak bareng lagi ... Dan ..." Lea mencoba memecah fokus dan konsentrasi Dani dalam menyetir, berharap Dani kurangi kecepatan dan akhirnya mau minggir. Dani sendiri sempat terpengaruh, arah roda dari setirannya jadi ke kanan dan kiri secara tak stabil. Jalan yang di lalui memang hanya satu dua mobil saja yang melintas pada lawan arah, namun di samping kiri masihlah rerumputan, lalu turunan terjal dengan pembatas beton kokoh antara jalan. Pikiran Dani kalut, tidak bisa terbagi dengan yang lain, selain apa yang ingin di utarakannya kini pada Lea. "Apa kamu mau mati bersamaku, Lea?" Awalnya Lea tak bisa menjawab, hanya tangis sedu sedan saja yang bisa ia lakukan di lengan Dani. Lututnya lemas, tubuhnya seperti telah kaku, selain dari rasa tak karuan di bagian perutnya. Namun, dengan kerahkan keyakinan akhirnya Lea kuatkan diri untuk berbicara dari hati ke hati. Asa itu ada,
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status