Share

Vin Jahat

Penulis: Leon Hart
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 22:39:05

"Iya, Pak. Kita jalan sekarang saja."

Selaan dari Sarah ini, sontak membuat Lea kebingungan. Sejak kapan ibunya ini melakukan sesuatu tanpa ijin darinya terlebih dulu? pikirnya.

Tapi karena sakit nyeri di beberapa bagian tubuhnya, jadi Jelita hanya bisa pasrah ketika dipindahkan ke bed lain yang sudah disiapkan.

"Aku mau dipindahkan kemana, Ma?" pertanyaan yang spontan terpikir oleh Lea. "Apa sudah dapat ijin dokternya?" tambahnya.

"Tentu saja. Inikan juga hak dari pihak keluarga, katanya. Mama cuma mau perawatan terbaik buat kamu."

"Mama sudah bicarakan ini sama Pak Vin? Apa katanya?" Keyakinan Lea, dimana Sarah selalu saja berdiskusi dengan suaminya itu bila berkenaan dengan dirinya.

"Ehm, belum sih. Tadi beliaunya buru-buru balik, karena ada keperluan mendesak yang nggak bisa ditinggal, tapi pemikiran Mama sama Pak Vin sama, Lea, kamu jangan khawatir. Nanti juga ketemu sama Pak Vin," hibur Sarah.

Buat Lea ini juga sebagai upaya membalas rasa bersalahnya dulu, disaat ibunya sedang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Mencari Dirimu

    Sedangkan di sebuah ruangan dalam kantor Vin. Suasana tidak seperti biasanya. Meja diruang beranda tepat didepan tempatnya bekerja, dan hanya bersekat pembatas kaca, itu kini menjadi sepi dan menjemukan.Jari-jemari Vin menari diatas keyboard laptop, namun pikirannya tiba-tiba terganggu oleh kebiasaannya selama ini, yaitu mencuri-curi pandang sang asisten didepan sana.Alunan tuts keyboard segera terhenti, ketika Vin putuskan menatap secara langsung meja dimana Lea biasa bekerja. "Kenapa pihak rumah sakit belum menghubungiku?"guman Vin saat baru menyadari kalau waktu sudah menjelang jam makan siang. Rencananya, ia akan melihat keadaan Lea pada waktu ini, sekaligus membawakan Lea beserta ibunya beberapa makanan.Vin percepat pekerjaannya, lalu menyimpannya, sebelum beranjak dari tempat duduk, memutuskan berbicara lewat telpon sambil berdiri. Perasaan Vin sedang tak enak. Nalurinya mengatakan, kalau sesuatu telah terjadi, tapi tak tahu apa, karena itu ingin ketahui saat ini juga."Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Tujuku Hanya Kamu

    Vin tatap ke depan, acuhkan setiap sapaan atau hanya sekedar senyuman. Satu tujunya saat ini, adalah mencari keberadaan Lea.Dalam batin, Vin merutuki diri. Terlena dalam kesibukan, sampai tak terpikir akan kemungkinan tak terduga yang bisa terjadi pada Lea."Tuan muda, itu Robbi," tunjuk arah Sekretaris Li pada penjaga yang ditugaskan Vin untuk menjaga Lea."Presdir Vin," sapa hormat Robbi setelah berikan anggukan kepala, dan dengan napas terengah-engah. "Maafkan saya...Saya kehilangan Nona," lanjutnya dengan raut bercampur aduk antara lelah, meraaa bersalah, dan juga pasrah.Robbi tahu siapa itu Presdir Vin, dimana tidak akan segan-segan berikan perintah tegas dan diluar perkiraan. "Sudah cari informasi orang sekitar ruang perawatan Lea?" tanya Vin, mencari tahu terlebih dahulu."Sudah. Sopir ambulance yang bawa juga sudah saya konfirmasi.""Kemana?" tanya Vin lagi. Langkahnya semakin cepat, ketika titik terang soal keberadaan Lea itu ada."Tangerang, Pak Presdir." "Hmm. Kita kesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Dugaan Morgan

    "Apa maksudmu? Cepat katakan! Katakan juga dimana Lea sekarang berada?!" Amarah Vin semakin naik. Pengakuan awal Robbi saja sudah buatnya yakin akan niatan buruk Robbi pada Lea, sehingga Vin berupaya tak mau buang-buang waktu lagi untuk mencari tahu. "Saya dibayar, Tuan." "Sama siapa?!" Robbi tak lantas menjawab, tapi tertunduk, tunjukkan awal sebuah tangisan yang tertahan. "Maafkan saya, Pak Presdir. Tapi saya lakukan ini karena terpaksa." "Alasan klise!" sahut Vin seraya palingkan muka sejenak, dikesampingkan perasaan ibanya, ketika sesuatu itu menyangkut soal Lea. "Saya baru saja menikah, tapi pesta meriah yang diminta keluarga istrinya itu hasil saya berutang pada rentenir, jadi saya masih banyak tanggungan hutang. Belum lagi, permintaan dari..." "Cukup!" sela Vin dingin. "Kamu membuatku muak!" sindiran tajam Vin. "Banyak dari pegawai dan anak buahku pernah diposisi seperti kamu, atau bahkan lebih parah, tapi mereka tidak melakukan itu, dan aku lebih hargai loyalita

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Masa Lalu Kelam Helena

    "Tapi kamu sudah pastikan kalau Robbi adalah orang Helena?" pertanyaan Vin untuk mengalihkan pikiran akan kemungkinan kenyataan pahit soal sang sekretaris senior paling dia percayai itu."Tentu saja. Kemungkinan besar, memang Nyonya Helena yang berada dibelakang ini semua. Robbi sendiri sudah mengakui," jelas Morgan. "Sudah kamu lindungi dia dan istrinya?" "Sudah, Tuan Muda. Tapi, sejauh keterangan yang dia berikan, Nyonya Helena tidak banyak beri dia perintah." "Tapi dia bisa dijadikan mata-mata, karena dia orang yang paling dekat dengan Lea. Kamu harus ingat itu!" tandas Vin, tak ingin Morgan seperti terlalu meremehkan peran Robbi. "Sekecil apapun tugas untuk Robbi, tetap saja, dia yang paling punya kesempatan paling besar untuk lakukan hal buruk pada Lea."Morgan mengangguk-angguk, ucapan Vin memang masuk diakalnya. "Anda benar sekali, Tuan Muda. Lantas, sekarang apa yang akan anda lakukan?" Sedangkan Morgan masih penasaran dengan langkah Vin selanjutnya pada Sekretaris Li

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Maumu Apa?

    Seperti dugaan Vin, Helena memainkan peran seolah dia adalah korban dari suatu keadaan, dan mempunyai hak untuk lakukan pembalasan. "Seperti yang sering kau katakan, Vin. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," jawaban Helena, disertai senyuman penuh makna. "Dimana Lea?" tanya Vin to the point. "Aku tidak tahu," sahut Helena enteng. "Jangan plin-plan Helena. Tadi kamu bilang akan mengancamku balik, kalau aku ancam dirimu dengan soal jatah sahammu di perusahaan." Vin terus mendesak Helena, walaupun tahu tak akan mudah untuk membuatnya mengaku. "Memangnya, kamu bersedia menukar Lea dengan saham perusahaan?" tawar Helena. "Aku tahu, anak Mommy satu ini sudah besar dan sudah pintar, tapi ingat juga, kalau Mommy tidaklah bodoh." "Aku sedang tidak ingin banyak berdebat denganmu, Helen--" "Sebenarnya, kamu cuma ingin memancingku, Vin. Aku yakin, sebenarnya kamu bisa saja mengetahui segala hal, tapi berlagak polos dihadapanku." "Ibuku dan Lea, kenapa kamu begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Siapa Yang Harus Kupercaya?

    "Dani yang akan mendapatkan istrimu." "Oh ya?" tanggap Vin dengan senyuman smirk, lalu selanjutnya berjalan melewati Helena dengan sikap cueknya. "Sudahlah. Memang benar perkiraanku. Bicara denganmu sama juga harus melawan skenario yang kamu ciptakan, tapi alur ceritanya sebagian besar sudah aku ketahui." Vin membuka pintu ruangan kerja Helena disalah satu tower kantor utama milik Dharmawan group, dan berdesain klasik mewah tersebut seraya menatap sang pemilik ruangan. "Tunggu sampai pengacaraku selesaikan BAP pembukaan fakta baru kematian ibuku nanti, kamu baru bisa bebas keluarkan drama model apapun untuk kelabui kami semua yang sudah tahu modelan lakumu." Helena hanya tersenyum kecut. Walaupun sudah mendapatkan tanggapan seperti tanpa rasa hormat dari Vin, namun sikap keras kepalanya lebih besar dibanding harus kalahkan ego untuk mencari perhatian putra tirinya tersebut. Helena kembali duduk di kursi kerjanya, dalam genggamannya adalah ponsel yang sudah disiapkan untuk mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Saatnya Melakukan Tes Kawan Ataukah Lawan

    "Saya bekerja untuk keluarga Dharmawan sejak dari pertama saya tahu apa itu sebuah pekerjaan, dan akan seterusnya disini, sampai akhir hidup saya nanti." Vin tersenyum meremehkan. Nada bicaranya masih berikan intimidasi pada Sekretaris Li. Namun, hal ini memang Vin sengaja, untuk memberikan suatu tes, akan beberapa dugaan buruknya pada sang sekretaris senior perusahaan ini. "Kalau anda mengabdi pada Helena, itu juga disebut sebagai pengabdian pada keluarga Dharmawan. Setujukan anda dengan pemikiranku ini, Sekretaris Li?" "Tuan muda. Anda begitu menyakiti hati saya. Saya tipe loyal akan dimana bila saya sangat dihargai, dan selama ini, Ayah anda sangat menganggap keberadaan serta pengabdian saya selama ini. Bahkan sampai saat ini, saya tidak berpikir untuk menikah, jadi bagaimana bisa anda melabeli saya tidak setia, dan mencoba untuk membelot?" "Obsesi mungkin. Ada satu atau entah berapa keinginan terpendam, yang belum kesampaian." "Tuan Muda, please. Saya tidak bisa melanjut

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Usaha Lea Menghubungi Vin

    Sedangkan Lea yang masih dalam kebingungan, kemudian kembali membuat posisi duduknya agar lebih nyaman untuk memulai bicara, setelah Sarah memintanya naik ke tempat tidur di rumah sakit yang belum sepenuhnya dia ketahui ini. "Jahat bagaimana maksud Mama?" Lea gulung bagian ujung selimut yang sudah ia naikkan, lalu ditutupkan pada sebatas kakinya saja. "Katanya, Pak Vin akan tinggalkan perusahaan, dan juga kemungkinan mau tinggalin kamu juga." "Kata siapa? Dani?" simpul Lea. "Iya, dan Dani dapatkan informasi ini valid, bisa dipastikan kebenarannya." "Apa lagi yang Dani ceritakan ke Mama?" selidik Lea, jadi semakin penasaran. "Pak Vin akan kembali ke negara ibunya, terus buka perusahaan disana. Beliau juga sebenarnya sudah punya calon istri disana. Katanya, gadis itu memang sudah lama dia pacari, tapi putus nyambung. Mama takut, kalau sekarang memang Pak Vin lagi nyambung sama mantannya itu, jadi sudah lupa sama kamu." "Tapi aku istrinya, Ma. Kalaupun Pak Vin seperti itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27

Bab terbaru

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan Gagal Berbuah Manis

    Pada hari jumat malam seminggu kemudian. Lea berada sendirian di dalam kondominium Vin tanpa pemiliknya. Vin harus terbang ke Italia tanpanya selasa lalu bersama dua teman prianya, karena ada keinginan dari salah satu calon investor untuk segera menandatangani perjanjian kerjasama, selain masa pengalihan dan pengucuran dana warisan dari Anthony juga sedang dalam proses, larena Vin telah selesaikan masalah dengan Helena sesuai amanat ayahnya tersebut, selain telah menikah dan akan memiliki anak. Lea meninggalkan kantor, dan menemui ibunya sebentar, sebelum akhirnya kini di depan deretan koper yang telah siap menemaninya menempuh perjalanan jauh. Morgan belum menjemput totak waktu yang di butuhkan lima belas menit untuk mengulur-ulur waktu sedikit, Lea membuka ponsel di bagian note dan memeriksa lagi. 1. Tiket pesawat ( Aku sudah melakukannya sekaligus mengkonfirmasinya. Dua kali ) 2. Memesan executive lounge bandara ( Juga sudah mengkonfirmasi dua kali ) 3. Berkemas ( Baru se

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cinta Tanah Air

    Pagi tidak lebih baik. Lea berguling turun dari ranjang pagi-pagi. Seminggu sudah telah berlalu dari kejadian yang penuh dramatis. Matahari bersinar melewati jarak antara dua gorden jendela kaca berukuran lumayan besar di kondominium milik Vin. Lea beralih ke dapur membuat susu coklat hangat. Vin masih tidur, dan kemungkinan tidak akan bangun untuk sejam dua jam ke depan. Lea melirik meja ruang tamu, botol kosong minuman kaleng beraneka macam masih di sana, sebagian adalah beralkohol. Dua teman pria kebangsaan Italia Vin semalam jadi penghisap hampir semuanya. Entah mereka berjalan kaki dari Italia ke Indonesia atau apa. yang pasti di atas meja ruang tamu sana benar-benar kacau dengan berbagai bekas makanan dan minuman berserakan. Mereka bertiga nampaknya sudah tak kuat bahkan untuk membuangnya ke dalam sampah karena sibuk bercanda berlanjut rasa kantuk di sertai setengah mabuk. Lea kemudian meringis membayangkan percakapan yang akan mereka lakukan. Secangkir susu coklat hanga

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Akhir Kejahatan Helena

    "Natalie?" Lea terkejut. Gadis muda berusia tak jauh dari dirinya itu tampak berpenampilan kusut tidak seperti biasanya, bahkan tidak ada pulasan kosmetik apapun sebagai make up semakin mempercantik diri. "Ngapain dia ke sini? Dia nggak lagi bangun tidur, kan?" pertanyaan canda Lea menatap bergantian antara Vin dan Natalie. Beberapa detik lalu Lea berada agak menjauh dari Vin untuk menghindari berinteraksi dengan Helena, tapi karena kehadiran tak terduga dari Natalie ini, membuatnya mendekati Vin dan berbicara berbisik untuk mencari tahu. Tatapan sembab dari bawah mata yang bengkak, membuat Vin spontan jadi bersikap awas. Di dorong Lea agar lebih mundur dan di posisikan tepat di belakang punggungnya, karena Vin menyadari tatapan Natalie menyorot di sekitar dia berdiri. "Tante Helena!" Mendengar nama ini di sebut dan di ketahui keberadaan posisinya, beberapa baris kerumunan tamu bergerak menyisir memberi jalan buat Natalie agar bisa melihat apa yang akan dia lakukan juga. "Na

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Mengkuliti Kejahatan Helena

    "Kamu nggak apa-apa, kan Sayang?" Kedua mata Lea terbelalak. Di hadapannya adalah pria tampan mengenakan seragam bodyguard serba hitam berikut kacamata berwarna senada juga. Memang seperti orang lain, tapi sebagai istri yang selalu bersama dari pagi sampai malam, Lea yakin pria penyelamat di hadapannya ini adalah Vin. "Ka kamu ngapain dandan begini?" Lea masih sempatnya bertanya di saat suasana jadi riuh, bahkan terdengar teriakan-teriakan agar ruangan hall segera di amankan. Pria tersebut perlahan membawa Lea bangkit dengan di dudukkan, perut Lea di elus-elus. Kekhawatiran merambat pada bagian tubuh Lea dimana sempat di rasakannya ada gerakan. "Demi anak kita ini. Maaf kalau buatmu kaget, tapi berhasilkan. Dugaanmu benar, keamanan buatmu tidak cukup mengandalkan Morgan saja." "Pak Presdir .... Pak Presdir Vin .... anda tidak apa-apa?!" pekikan berganti terdengar dari pria lain. Dia adalah Sekretaris Li, yang berdiri tak jauh dari keduanya berada. Vin berganti ulurkaj t

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Dia Pembohong!

    Kasak-kusuk terjadi lebih ramai dari sebelumnya. Ucapan santai Lea jadi pemicu rasa ingin tahu dari tamu undangan yang merupakan para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan dari pengelolaan keluarga Dharmawan. Helena kembali berdiri. Berbeda dari aksi sebelumnya, kali ini Helena tampak lebih kusut, wajahnya merah karena amarahnya lebih memuncak. "Ini acara pengambilan voting, bukannya cari panggung buat hal yang nggak ada bukti dan dasarnya apa kayak begini. Kamu jangan sok ya. Kamu itu orang baru. Nggak ngerti apa-apa!" Lea tak menggubris. Seperti apa yang di instruksikan oleh Vin, agar dirinya tetap tenang dalam menanggapi tiap kelakuan Helena, tidak mudah terprovokasi dengan setiap nada tinggi Helena yang berkesan memojokkan. "Slide-slide selanjutnya memang berkesan tidak ada hubungannya dengan acara ini, tapi di sini kami inginkan siapa saja jadi terbuka matanya, tentang siapa yang sebenarnya bersalah dan siapa yang sering di jadikan kambing hitam. Sekali lagi ini semua

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Show Time

    Di sebuah hall terletak di dalam hotel bintang lima, tamu undangan sudah mulai memadati tempat acara. Perhelatan yang sebenarnya akan di laksanakan bulan depan itu, nyatanya di majukan secara mendadak dengan alasan karena keperluan mendesak. Acara awal protokoler tengah di laksanakan. Seirang wanita jadi pusat perhatian di saat sesi sambutan sedang di jadikan awal dari pembicaraan mengenai Vin, sang presdir utama. "Kubu pertama yaitu mosi tidak percaya dan minta agar jabatan presdir di copot untuk di berikan pada saya, sudah dapat banyak dukungan meskipun perolehan suara belum di laksanakan, jadi saya harapkan rekan sekalian bisa menentukan pilihan sesuai dengan logika. Perusahaan ini butuh orang-orang berpengaruh kuat. Bukannya hanya mengandalkan cara kepemimpinan yang katanya revolusioner tapi ternyata bangak pihak yang tidak senang." Helena ungkapkan sesuatu dengan kesan menyindir lawan pemilihannya, yaitu Vin. Tepuk tangan bergema setelahnya, bahkan ada yang dengan berdiri,

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan

    Sampai semalaman Lea berusaha mengorek apa rencana yang sedang Vin simpan, tetap saja Lea tak mendapatkan jawaban. Walaupun sudah melayani bercinta dengan gegap gempita, berharap Vin akan lengah lalu bercerita, namun tetap saja tak temukan hasil. Vin masih saja bungkam. Di waktu weekend, Lea membantu Vin untuk keberangkatan ke Italia. Sampai itupun, Vin belumjuga berikan jawaban akan rencananya. Vin selalu menggadang-gadang kalau yang mengetahu isi rencananya itu hanya otaknya saja. Leapun akhirnya menyerah, sudah tak bertanya lagi bila sudah tahu akan jawabannya apa. "Lama banget ke Italianya?" protesan Lea setelah selesai membantu Vin menyiapkan packing segala keperluan di dalam satu koper besar dengan sistem penutup memakai kode tertentu. "Kan ada Mama. Kamu ada temennya. Bukannya kemarin-kemarin ribut minta di temeni Mamamu?" pengingat Vin dan di jawab anggukan oleh Lea. "Tapikan tetep aja beda kalau nggak ada kamu," sedihnya Lea. Di letakkan sebuah buku bertuliskan logo d

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Rahasia!

    "Aku bertemu sama pengacaraku." Morgan sudah mengatakannya, tapi bila alasannya itu keluar dari mulut Vin sendiri, maka jadi perbedaan tersendiri bagi seorang wanita termasuk Lea. "Beneran ketemu pengacara? Kamu nggak sedang main samdiwara sama Morgan, kan? Takutnya sudah kasih perintah biar bilang sama akunya temui pengacara, tapi ternyata temui wanita lain," omel Lea seperti telah mendapat peringatan secara naluri. "Hmm ... menemui pengacaraku dan juga seorang wanita." Lea menoleh dan menatap Vin sambil melotot. Rasanya akan sulit bagi Vin, bila naluri kuat Lea seperti yang di miliki para wanita pada umumnya untuk di jadikan awal dari sebuah kebohongan. "Tuh kan sama cewek, sudah ku duga!" bentak Lea. "Siapa dia? Awas kalau memang sama cewek bilangnya ke aku cuma temen atau kolega bisnis, tapi diem-diem main api di belakang. Sudah biasa itu kayak di medsos-medsos!" tak terimanya Lea. Vin semakin tertawa kencang. Tak menyangka kalau lea cemburu lebih galak daripada singa

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cemburu Nih Ye

    "Hai Sayang." Sapaan dari Vin yang segera di tanggapi Lea dengan pelukan. "Kamu kemana saja? Nggak tahu apa, aku khawatir banget!" omelan Lea setelah melepaskan rengkuhan hangat namun singkatnya. "Banyak orang mencarimu, habis kamu nggak aktifin ponselmu," imbuh Lea mencari tahu. "Aku sedang jalan-jalan," jawab Vin santai. Bersama kawalan dari Morgan dan beberapa pengawal anak buah Morgan, Vin membawa Lea ke ruangan pertemuan utama gedung dengan merubah ekspresinya jadi dingin dan kaku, berbeda jauh saat bertemu Lea tadi. Tatapan Vin lurus ke depan, selain belum ada yang berani menyapa atau mengajaknya bicara, Vin juga nggak berminat di ajak bicara sampai ada yang memulai. Ini adalah bentuk aksi kekecewaan Vin ketika loyalitas bawahannya telah membuatnya jadi turunkan rasa kepercayaannya. Setelah Vin duduk di kursi utama ruanga pertemuan, dalam beberapa menit suasana hening, dengan sikap tenang, Vin menunggu dengan sabar tiap orang di ruangan tersebut mencari tempat duduk, k

DMCA.com Protection Status