Semua Bab Ranjang Panas Milik Tuan Lukas: Bab 151 - Bab 160

LUKAS DAN SEAN!"Bodoh! Apa kau pikir aku juga tak sayang padamu. Aku sangat peduli padamu, kau tahu itu. Kau pikir siapa yang membujuk Mama dan Papa agar kau bisa menikah dengan Davina, tapi aku tidak pernah mengungkapkannya," sahut Sean."Aku ingin minta maaf kepadamu," kata Sean."Minta maaf padaku?" tanya Lukas sambil mengerutkan keningnya heran."Yya maaf karena aku salah menilaimu. Aku kira kau orang yang sangat beracun jadi orang tuaku mendorongmu seperti itu dan aku jadi heran kenapa Papa selalu melakukan itu," jawab Sean. "Beracun? Kau salah. Aku memang di ciptakan untuk menjadi sainganmu, sadarlah Itu semua dilakukan oleh Papa demi dirimu, kasihan dia. Dia hanya ingin kaulah yang menjadi penerus perusahaan ini. Meski kau tak suka, namun itu sudah menjadi keputusannya," jelas Lukas."Jika itu karena aku, maka sudah aku pastikan kau sudah berhenti dari dulu. Kau kan begitu payah sekali dalam hal mengambil keputusan. Kau payah membidik investor dan sa

KAKAK ADIK YANG SALING MENGASIHI DALAM DIAM."Lukas, kau memang anak termuda dalam generasi kita. Tetapi aku juga sadar bahwa kau lebih bisa bijak dan adil dalam mengelola perusahaan. Aku mengakuinya dan aku tak keberatan akan hal itu, selama ini kau juga menyayangiku. Aku tahu itu Lukas," ucap Sean."Adik gila mana yang rela dipukul Papanya setiap hari karena melindungiku saat konser? Hanya kau yang melakukannya untukku. Aku bisa merasakan ketulusan hatimu itu. Lukas aku tak pernah bisa membalas semua kebaikanmu dan mungkin saat ini aku bisa membalas dia. Aku mengatakan semua kepada Papa dan Eyang," jelas Sean."Mereka semua mendengarkanku, meskipun Papa belum memutuskan. Lagi pula aku hanya memberitahumu apa yang aku pikirkan," sambungnya."Glek' Lukas langsung menekuk ludahnya dengan kasar dia tak menyangka Sean akan mengatakan ini bahwa Bahkan dia tak mengira jika Sean akan mengatakan semua kepada yang tetap Tuan Lim. Dia merasa jika selama ini Sean juga menginginkan posisi sebag

SEDIKIT TITIK TENTANG KEBERADAAN DAVINA"Mengapa kau pergi, Davina. Di saat seperti ini aku fokus pada pekerjaanku dan berpikir bahwa aku harus bekerja lebih keras untuk membuatmu bisa kembali padaku, dan Tuan Liem yakin kepadaku. Mengapa kau menghilang, segeralah kembali," batin Lukas.Dan begitulah hari-hari berlalu hingga tak terasa sudah seminggu Lukas mencari keebradaan Davina yang tak kunjung ketemu dimana dia berada, Malam ini Lukas berniat pulang ke rumah Nyonya Lily, mereka akan mengadakan makan malam bersama. Sudah lama sekali mereka tak melakukan itu.Saat berada di rumah kembali, dia merasa kepalanya sedikit sakit. Kelelahan mungkin. Karena beberapa hari setelah pulang bekerja dia selalu mencari keberadaan Davina. "Aku pulang," kata Lukas sambil membuka pintunya masuk ke belakang teriak.Dia mencari keberadaan Ibunya, Nyonya Lily. dia pun lalu masuk ke belakang. Ternyata di sana sudah ada satu tamu kehormatan yaitu Nyonya Rita yang hendak berpamitan pulang. Lukas mendu

DAVINA YANG MALANG!Nyonya Lily langsung terdiam dan berpikir keras sekarang ini. Sebenarnya sudah menjadi rahasia terbesarnya dan sang suami, ada kenyatan yang sedang mereka sembunyikan. Karena sebenarnya dibalik kepergian Davina justru Nyonya Lily lah dalangnya. Lukas dan Sean pasti tidak akan pernah menyadarinya bahkan tak akan menyangka.Tapi semua ini dilakukan Nyonya lili Karena rasa sayangnya kepada Sang putra. Dia seringkali berpikir bahwa putranya tidak pernah bahagia menikah dengan Davina. Dia melakukannya hanya karena dirinya tak mau Lukas anaknya tertekan dengan pernikahan itu. Mengingat semua itu terjadi begitu mendadak dan tak pernah didaftarkan di negara, sehingga membuat nyonya Lily berpikir seperti itu."Sepertinya tidak, karena Davina tidak pernah tahu kenyataan besar ini. Davina itu anak rumahan, dia jarang bergaul, dan lumayan sangat polos. Davina itu bukanlah tipikal orang yang suka memanfaatkan keadaan juga, dia tak suka bertingkah seperti itu, dia itu tak bany

TANGIS IBU DAN ANAK, MENYIMPAN SEJUTA RAHASIA"Mama, pernahkah Mama melihatku sebagai anakmu? Bukan sebagai boneka Kak Sean, meskipun hanya sesaat," tanya Sean."Apa? Mengapa kau menanyakan hal seperti itu?" tanya Nyonya Lily."Apa mungkin karena kau tidak pernah menganggapku sebagai ibumu sampai kau harus menanyakan itu padaku, Lukas? Dimana perasaanmu sampai kau tega menanyakan seperti itu kepada Mama? Bukankah harusnya kau menyadari bahwa selama ini aku benar-benar sayang padamu atau selama ini kau tidak pernah menyadari bahwa sebagai seorang Ibu, Mama juga sangat memikirkanmu? Hah?" tanya Nyonya Lily dengan nada suara bergetar. Lukas terdiam."Jawab Lukas! Jawab! Tega kau mengatakan seperti itu Mama merasa kau tidak pernah menganggap Mama. Bahkan Mama merasa selama ini kau hanya menganggap Mama sebagai istri Tuan Liem, Papamu. APakah begitu? Apa kau pikir Mama ini sosok wanita yang berlindung di balik Papamu? Kau salah Lukas," lanjutnya.Mendengar semua pernyataan dari sang Ibu i