UCAPAN MAMA YANG MEMBUAT LUKAS TERLUKA!
Nyonya Lily memandang Mereka bergantian dengan penuh arti. Kemudian Sean mencari cara untuk kabur agar dia tidak terlibat dan tidak mendapat amukan Lukas. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ada apa?" tanya Nyonya Lily. "Tanya saja kepada Lukas, Ma. Em, anu sepertinya sekarang ya! Ah, sudah jam delapan malam. Sepertinya aku harus pergi sekarang," kata Sean salah tingkah. "Aku seharusnya tidak mengatakan itu. Aku lupa jika ada Mama di sini, tetapi bagaimana lagi mulutku sangat penasaran sekali untuk menanyakan itu," batin Sean merutuki kebodohannya sendiri sambil langsung berdiri meninggalkan meja makan. Lukas hanya mendelik marah melihat Kakak nya itu. Dia mengela nafasnya panjang, mereka terdiam dengan makanan masing-masing. Di ruang tamu hanya menyisakan luka dan mamanya. "Lukas," Panggil Nyonya Lily. "Ya, Ma," jawab Lukas. "Tolong, jangan terlalu menyalaTANGIS IBU DAN ANAK, MENYIMPAN SEJUTA RAHASIA"Mama, pernahkah Mama melihatku sebagai anakmu? Bukan sebagai boneka Kak Sean, meskipun hanya sesaat," tanya Sean."Apa? Mengapa kau menanyakan hal seperti itu?" tanya Nyonya Lily."Apa mungkin karena kau tidak pernah menganggapku sebagai ibumu sampai kau harus menanyakan itu padaku, Lukas? Dimana perasaanmu sampai kau tega menanyakan seperti itu kepada Mama? Bukankah harusnya kau menyadari bahwa selama ini aku benar-benar sayang padamu atau selama ini kau tidak pernah menyadari bahwa sebagai seorang Ibu, Mama juga sangat memikirkanmu? Hah?" tanya Nyonya Lily dengan nada suara bergetar. Lukas terdiam."Jawab Lukas! Jawab! Tega kau mengatakan seperti itu Mama merasa kau tidak pernah menganggap Mama. Bahkan Mama merasa selama ini kau hanya menganggap Mama sebagai istri Tuan Liem, Papamu. APakah begitu? Apa kau pikir Mama ini sosok wanita yang berlindung di balik Papamu? Kau salah Lukas," lanjutnya.Mendengar semua pernyataan dari sang Ibu i
PERTEMUAN NYONYA RITA DAN TUAN LUKAS "Jadi ada alasan apa kau ingin bertemu dengan ku?" tanya Nyonya Rita. Ternyata wanita itu sudah menunggu dengan gayanya yang sangat berkelas. Dia mengenakan dress hitam dengan kemeja berwarna putih agar tak begitu terbuka, elegan namun meninggalkan kesan seksi. Wajahnya benar-benar mirip dengan Davina saat berdandan seperti ini. "Selamat malam Nyonya Rita," sapa Lukas. "Selamat malam, bagaimana? Aku tak suka basa basi," kata Nyonya Rita. "Maafkan aku, Nyonya Rita. Maaf jika kedatanganku di sini akan mengganggumu dan mungkin ini akan membahas masalah pribadi, atau sedikit menyinggungmu," kata Lukas. "Hmm, sudah ku duga. Tak mungkin masalah bisnis. Aneh rasanya, sekarang masalah pribadi apa maksudmu? Kenapa kau ingin membahas masalah pribadi?" tanya Nyonya Rita. "Bukankah kita bertemu untuk pekerjaan?" sambung Nyonya Rita lagi dengan tersenyum sinis. Lukas menggelengkan kepalanya. "Maaf jika saya berbohong, Nyonya. Tetapi saya sungguh tidak
Tebakan Lukas dan insting Nyonya Rita "Saya akan menjelaskan kronologinya Nyonya Rita, pertama perusahaan jasa konstruks itu sekarang bangkit lagi. Memang sekarang dikelola oleh istri almarhum yang sekarang menjabat sebagai presiden direktur, perusahaan itu mulai dihidupkan lagi baru beberapa bulan belakangan ini dan yang lebih mengejutkan adalah perusahaan itu meminta dukungan dari keluargaku," ujar Lukas kemudian terdiam sebentar dia ingin melihat ekspresi yang ditampilkan oleh Nyonya Rita. Nampak wanita itu terlihat tenang saja dan tidak terlihat wajah terkejut darinya. Kulkas langsung berpikir kemungkinan ini ada dua hal yang mempengaruhi, pertama Memang karena nyonya Rita sendiri tidak memiliki ekspresi berlebihan dan mimik muka yang datar atau kedua Nyonya Rita kemungkinan sudah tahu apa yang terjadi semua dari Davina. "Dia meminta untuk mensponsorinya dan Davina melarangnya. Davina tak ingin perusahaan milik Eyang maupun Papa melakukan itu, dia sendiri yang mengatakan dan
Kisah masa lalu Nyonya Rita"Bahkan aku bisa menjamin jikalaupun Davina saat ini kembali kepadamu dan masih dengan statusnya sebagai keluarga dari golongan orang yang biasa saja, pastilah ayahmu tidak akan tinggal diam. Aku sangat tahu itu, benar kan? Dia tidak akan membiarkan wanita seperti itu terus menjadi menantunya. Bukan begitu, Lukas? Kau jangan terlalu polos untuk itu," sambung Nyonya Rita. Lukas menatap wajah Nyonya Rita dalam dalam dia pun tersenyum penuh arti dan mengucapkan satu kalimat dengan sangat percaya diri."Tidak masalah Nyonya, jika aku bisa hidup dengan Davina maka aku tidak peduli dengan masalah penerus perusahaan lagi. Untuk apa aku menjabat dengan jabatan yang tinggi tetapi aku tidak bisa merasakan hidupku yang sebenarnya, aku tidak bisa menjadi diriku sendiri. Aku selalu menjadi boneka dalam keluarga. Aku sudah lelah jadi aku sudah membuat keputusan, bahkan jika tidak menjadi CEO pun aku tidak peduli lagi," kata Lukas dengan tegas. "Sekarang aku tahu artinya
TENTANG MASA LALU NYONYA RITA"Asal kau tahu saja Lukas, selama ini aku memfasilitasi perusahaannya. Kau pikir lelaki jahanam macam itu bisa mengelola perusahaan dengan baik? Tidak. Otaknya hanya ada selakangan dan wanita. Tapi Hal yang membuatku sangat terkejut adalah dia menyiksa anak kandungnya sendiri. Dia itu Davina, aku tidak menyangka dia berbuat tegas seperti itu. Padahal dia benar-benar anak kandung dari CEO sialan itu," jelas Nyonya Rita Jangan ada suara bergetar sepertinya sedang menahan tangis. Dengan sikap Lukas melirik tisu yang ada di samping Nyonya Rita. Kemudian mengulurkannya. Nyonya Rita menganggukkan Kepala dia mengambil satu tisu itu dan mengelap ujung matanya. Sama seperti Davina wanita itu terlihat sangat kuat dan tak ingin menunjukkan kelemahannya di hadapan siapapun. "Entah mengapa tiba-tiba lelaki itu tiba-tiba bisa berubah, emang waktu bisa mengubah seseorang tapi aku sangat mengenalnya dulu sebelum menikah dengan wanita laknat itu. Tapi aku tidak menyang
Merayu Nyonya Rita agar menunjukkan keberadaan Davina"Dia selalu beralasan tidak tahu kalau hasil tes DNA itu adalah palsu. Dan dia menganiayanya dengan alasan balas dendam padaku. Bukankah itu suatu alasan yang konyol? Padahal Davina benar-benar anaknya. Sepertinya dia itu menyelidikannya lagi setelah aku membuat keributan lalu wanita itu baru mengaku dialah yang diam-diam mengubah rambut yang dites DNA. Pada akhirnya dengan dalih balas dendam padaku, membuatnya menyiksa anaknya kandungnya sendiri. Bahkan dia tidak tahu kalau yang dia besarkan itu adalah Putri kandungnya," papar Nyonya Rita."Tapi semua itu terlambat aku terlalu murka padanya sampai membuatnya mati di tanganku sendiri karena syok terkena penyakit jantung," tegas wanita itu. Lukas diam menyimak semua penjelasan dari Nyonya Rita itu. Sungguh hatinya sekarang bagai teriris-iris sembilu, dia juga tidak membayangkan bagaimana keberadaan Davina saat itu. Devina adalah wanita yang lemah lembut yaitu sangat pemurah bahkan
Pesan Lukas untuk istri kontraknya"Benarkah itu?""Terserah, apakah Nyonya Rita hendak percaya atau tidak. Saya hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi saja, memang itu yang sudah terjadi dan saya rasakan. Sungguh saya sudah berencana sebenarnya untuk meminta Davina resign dari kantor. Saya ingin dia konsentrasi kepada perusahaan yang sedang dia kelola bersama dengan Dea, namun bukan Davina namanya Jika dia tak bersemangat bekerja keras. Dia selalu menolak dengan alasan uang gajinya bisa digunakan untuk tambahan modal perusahaan yang dia kelola," terang terang Lukas bersungguh-sungguh. "Nyonya Rita, izinkan saya menemui Davina," sambungnya. Dia sekarang tak tahu lagi ingin meminta tolong kepada siapa, hanya Nyonya Rita lah yang kemungkinan tahu di mana keberadaan Davina saat ini. Tak mungkin jika Nyonya Rita tidak tahu, bahkan Lukas berpikir kemungkinan besar Davina sedang dirawat oleh Nyonya Rita dan keberadaannya disembunyikan. Mengingat Davina sama sekali tidak menggunakan
APAKAH KAU MENCINTAINYA SEDALAM INI DAVINA"Baiklah kalau begitu, aku rasa pembicaraan kita kali ini sudah cukup. Makanlah dengan baik, meskipun Davina tak di sampingmu kau harus menjaga kesehatan. Kalau kau tidak becus menjaga kesehatanmu sendiri lalu bagaimana kau bisa menjaga Putri tunggal ku itu," perintah Nyonya Rita. Tersenyum senang mendengarnya seperti mendapatkan lampu hijau dari Nyonya Rita."Setelah makan malam ini selesai, lalu kita akhiri semuanya. Kita bisa bertemu lain kali,"gasnya lagi. Lukas pun menganggukkan kepalanya. Dia merasa lega setidaknya sekarang, karena setidaknya dia tahu jika Davina benar-benar aman saja, Bahkan berada di tangan orang yang tepat. Davina bersama Nyonya Rita adalah jalan terbaiknya. Setelah makanan itu habis maka seperti janjinya, Nyonya Rita pun kembali menuju salah satu bungalow miliknya.Setelah berpisah dengan papa Davina, wanita itu memang menikah dengan seorang yang kaya raya. Namun sekarang suaminya udah meninggal dunia. Dia adala
EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se
KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya
Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa
KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.
ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina
AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe
PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas
DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi
PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku