Seluruh asisten rumah tangga tak ada yang berani membantah. Mereka patuh terhadap perintah Ganendra dan keluar dari ruang kerja dengan tertib. Tinggallah Darni yang tampak ketakutan. Sejak tadi, wanita itu menundukkan kepala. Dia tak berani membalas tatapan tajam Ganendra yang terus terarah kepadanya. "Maaf, Tuan," ucap Darni kikuk. Ganendra paham benar, wanita di hadapannya itu tengah menyembunyikan sesuatu yang besar. Tinggal sedikit ancaman saja, dia yakin bahwa Darni pasti akan mengungkapkan semuanya. "Anda tahu siapa saya dan Papa kan, Bu? Bayangkan akibatnya jika anda berani berbohong kepada saya," ujar Ganendra penuh penekanan. "Saya tidak bermaksud untuk berbohong, Tuan." Raut wajah Darni memelas sambil menangkupkan kedua tangan ke dada. "Tidak bermaksud? Jadi, memang anda berbohong?" pancing Ganendra. "Saya ...." "Siapa yang menyuruh anda, Bu Darni?" desak Ganendra. Bukannya menjawab, Darni malah menangis dan bersimpuh di hadapan Ganendra. "Saya tidak punya pilihan, Tu
Baca selengkapnya