Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 1381 - Chapter 1390

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 1381 - Chapter 1390

1670 Chapters

Bab 1381

Begitu mendengar kata-kata itu, Yaldora langsung tercengang.Selama ini, gurunya selalu mengatakan kepadanya bahwa semua laki-laki tidak baik. Mereka hanya akan menyakitinya. Itu sebabnya, dia harus menjauhkan diri dari laki-laki. Mengapa sekarang gurunya malah memintanya untuk berinisiatif mendekati laki-laki?Meski ada motif tersembunyi di balik semua ini, bukankah dia tetap saja harus mendekati laki-laki?"Kamu jangan berpikir terlalu banyak. Aku hanya ingin kamu memanfaatkan kecantikanmu, tapi jangan sampai hatimu tergerak. Kalau nggak, semua keterampilan yang kamu miliki akan terbuang sia-sia. Kamu akan menyesal seumur hidup," kata Master Melani mengingatkan.Godaan dari liontin giok sungguh terlalu besar. Jika Melani bisa memperolehnya, kekuatannya pasti akan meningkat pesat. Dia bahkan bisa menjadi orang nomor satu di dunia.Saat itu, dia akan membuat pria-pria berengsek tahu bahwa wanitalah yang seharusnya menjadi penguasa dunia ini.Walau kekuatannya cukup tinggi sekarang, tet
Read more

Bab 1382

"Kamu ingin berterima kasih karena aku sudah membantumu? Hanya masalah sepele saja. Nggak perlu segan begitu," jawab Tobi."Bukan sekadar berterima kasih saja, tapi masih ada hal lain yang ingin kukatakan padamu.""Oh? Kalian ada di kantor siang ini, 'kan?" Tobi teringat dirinya berniat pergi ke perusahaan untuk menyelesaikan masalah Zuvian."Ya, kenapa?" tanya Shinta."Bukan apa-apa. Kebetulan aku juga mau pergi ke kantor kalian hari ini. Kita bicarakan di sana saja nanti."Tobi pun mengakhiri pembicaraan itu.Shinta tertegun. Untuk apa Kak Tobi datang ke kantor mereka? Namun, dia teringat preman kemarin mengatakan Keluarga Bustan takut pada Kak Tobi. Apalagi, setelah mereka berdua kembali ke perusahaan, Pak Zuvian juga begitu sopan kepada mereka.Kak Tobi pasti kenal dengan Pak Zuvian. Apalagi, Pak Zuvian juga takut pada Kak Tobi.Setelah menutup telepon, Tobi langsung berangkat menuju Grup Bustan. Sesampainya di lantai bawah perusahaan, ponselnya berdering. Riko dari Sekte Bawika me
Read more

Bab 1383

Keduanya masih tidak memahaminya. Jadi, mereka pun tidak lagi memikirkannya. Lagi pula, Kak Tobi sudah bilang, mereka akan tahu dengan sendirinya nanti.Namun, Shinta masih terlihat cemas. Entah Kak Tobi bisa membantunya atau tidak. Hanya saja, dia juga tidak punya waktu memikirkan solusi lain.Setelah Shinta berlalu dari sana, Tobi pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Tak disangka, seorang wanita berpenampilan centil sedang duduk di pangkuan Zuvian.Keduanya tengah bergumul.Tobi mengerutkan kening.Wajah Zuvian tampak emosi. Sebelum sempat menoleh, dia telah mengumpat dengan marah, "Siapa itu? Apa kamu nggak tahu cara mengetuk pintu sebelum masuk?"Dia tidak menyangka ada orang yang berani menerobos ke ruangannya. Lantaran sekretaris ini terlalu menggoda, jadi dia bahkan tidak sempat mengunci pintu.Lagi pula, tidak ada yang berani menerobos masuk. Tak disangka, malah ada yang bernyali besar."Hehe. Baru berapa lama kita nggak bertemu, Pak Zuvian sudah begitu sombong," u
Read more

Bab 1384

Tepat di saat itu, Zuvian memanggil semua orang untuk menghadiri rapat di aula utama. Apalagi, semua karyawan wajib hadir.Keduanya tertegun sejenak. Apa yang terjadi?Intuisi mereka memberi tahu mereka bahwa masalah ini pasti ada hubungannya dengan Kak Tobi. Entah kerja sama seperti apa yang dibahas Kak Tobi dengan Pak Zuvian. Sampai-sampai harus mengumpulkan semua karyawan untuk rapat.Pemberitahuan rapat dikirim ke grup perusahaan. Semua orang saling mengingatkan. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semua orang telah berkumpul di aula utama.Setelah semua orang berkumpul, barulah Tobi dan Zuvian berjalan keluar.Namun, karyawan-karyawan yang punya penglihatan tajam bisa menyadari raut wajah Pak Zuvian dan Pak David yang berbeda. Wajah keduanya memucat. Langkah mereka juga tidak stabil. Pokoknya, kondisi mereka terlihat sangat buruk.Mungkinkah telah terjadi masalah besar?Semua orang masih sibuk berspekulasi. Setelah mengucapkan salam pembuka singkat, Zuvian pun berkata, "Saya ak
Read more

Bab 1385

Mendengar itu, semua orang langsung tercengang.Banyak karyawan yang bahkan tidak tahu Shinta itu siapa.Jangankan mereka, Shinta dan Susan juga terkejut bukan main.Mereka sama sekali tidak berani membayangkan untuk mengambil posisi manajer umum. Bukankah itu hal yang mustahil terjadi?Shinta teringat lagi dengan apa yang dikatakan Tobi barusan. Pria itu bilang dia datang ke sini untuk menangani masalah kecil, apalagi ada hubungannya dengan dirinya. Ternyata yang dimaksud pria itu adalah masalah ini.Walau Shinta sempat menebak mungkin itu berkaitan dengan masalah promosi, tetapi pada akhirnya dia juga membuang jauh-jauh pemikiran itu.Siapa sangka, memang benar masalah promosi!Apalagi, hal seperti ini disebut masalah kecil?Kak Tobi, kamu menyebut hal mengejutkan seperti itu sebagai masalah kecil?Susan juga kebingungan. Dia juga punya pemikiran yang sama persis dengan Shinta.Keduanya saling berpandangan.Kak Tobi benar-benar memperlakukan mereka berdua dengan baik!Namun, ada bebe
Read more

Bab 1386

"Mendadak sekali!"Sampai sekarang, kedua wanita itu masih belum memahami situasi sepenuhnya."Lihatlah betapa gugupnya kalian. Jangan khawatir. Adanya dukunganku, kalian hanya perlu lakukan pekerjaan kalian dengan berani."Tobi tersenyum dan berkata, "Shinta, kamu percaya sama kemampuanmu sendiri, 'kan?""Nggak, nggak!""....""Benaran nggak!" Shinta berkata sambil tersenyum pahit, "Bukannya aku nggak tahu bagaimana mengelola. Hanya saja, ini semua terlalu mendadak. Untuk sesaat, aku jadi nggak tahu harus mulai dari mana.""Tenang saja. Zuvian akan membantumu selama seminggu," kata Tobi dengan santai."Hah? Pak Zuvian memang berkemampuan, tapi kepribadiannya agak ....""Kamu nggak perlu khawatir. Aku sudah memperingatkannya. Sekalipun diberi nyali, dia juga nggak berani menggodamu. Dia hanya akan membantumu dan membimbingmu dari belakang.""Selain itu, aku juga telah memberinya tenggat waktu. Kalau dia nggak bisa menjadikanmu manajer umum yang memenuhi syarat dalam waktu seminggu, aku
Read more

Bab 1387

"Ya!"Tobi mengangguk. Hanya saja, Hasbi sudah meninggal. Dia tentunya tidak akan memberi tahu kedua wanita itu mengenai masalah sepele seperti itu."Kak Tobi, kamu benar-benar keren sekali. Hebat banget!"Keduanya sangat terkejut. Mereka memandang Tobi dengan tatapan kagum.Tatapan mata dua wanita itu jelas membuat Tobi merasa canggung. Pria itu buru-buru berkata, "Bukankah hanya Keluarga Bustan saja? Kalian nggak perlu seperti ini.""Hanya Keluarga Bustan saja?""Kak Tobi, apa kamu nggak tahu betapa menakutkannya Keluarga Bustan di mata semua orang?"Shinta dan Susan diam-diam tersenyum pahit."Itu karena mereka belum pernah bertemu dengan orang hebat yang sesungguhnya. Sekarang kalian sudah tahu kalau aku mendapatkan perusahaan ini secara gratis. Jadi, lakukan semuanya dengan berani. Kalian nggak perlu khawatir tentang masalah rugi."Berbicara sampai di sini, Tobi kembali menambahkan, "Lagi pula, masih banyak karyawan berkemampuan di perusahaan ini, jadi kalian harus kompak dan beke
Read more

Bab 1388

Kali ini, Susan juga ikut menimpali, "Tapi ....""Jangan tapi-tapian lagi. Mereka hanya memberikan sedikit kompensasi seperti ini. Mereka seharusnya bersyukur karena kalian nggak perhitungan sama mereka lagi.""...."Kedua wanita itu tersenyum pahit. Lantaran Tobi bersikeras, mereka hanya bisa mengangguk."Hal kedua itu tentang apa?" tanya Tobi."Ini ...." Shinta terlihat malu, tetapi dia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku ingin Kak Tobi berpura-pura menjadi pacarku."Tobi tertegun sejenak. Dia tidak bisa menyetujui permintaan Shinta. Dia sudah harus berangkat besok pagi dan tidak punya waktu untuk berlama-lama di sini.Begitu melihat ekspresi Tobi, Shinta takut pria itu akan menolaknya, jadi dia segera berkata, "Aku juga nggak punya solusi yang lebih baik lagi. Orang tuaku datang jauh-jauh ke Kota Doma. Bahkan, mengajak pria yang ingin mereka jodohkan kepadaku.""Kalau aku nggak punya pacar, mereka akan menarikku kembali dan bertunangan dengan pria itu."Tobi mengerutkan kening d
Read more

Bab 1389

Untungnya, kereta cepat tiba tepat waktu. Tak lama kemudian, orang tua Shinta pun berjalan keluar.Dilihat dari penampilan dan gaya berpakaian orang tuanya Shinta, sepertinya mereka berasal dari keluarga biasa-biasa. Apalagi, mereka juga menenteng banyak barang bawaan.Di samping mereka, masih ada dua pemuda.Salah satu di antaranya datang dengan tangan kosong. Pria itu mengenakan pakaian bermerek. Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan melihat sekelilingnya dengan tatapan arogan.Pemuda yang satunya lagi lebih sopan dan patuh. Keningnya tampak berkerut, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu atau terjebak dalam masalah.Tangannya juga menenteng barang.Melihat orang tuanya keluar, Shinta segera melepaskan tangannya dan berjalan mendekati mereka.Tobi menggelengkan kepalanya tanpa daya. Saat orang tuanya belum datang, Shinta merangkulnya dengan erat, tetapi langsung melepaskannya begitu orang tuanya muncul.Namun, perasaan seperti itu lumayan juga.Shinta maju ke depan dan berteriak
Read more

Bab 1390

Dengan begitu, Tobi juga tidak perlu terlibat dalam masalah ini lebih lama lagi."Kalau ya, bilang ya. Kalau bukan, tinggal jujur saja. 'Bisa dibilang begitu' maksudnya apa?" Steven tersenyum sinis dan berkata, "Kenapa? Kalau memang nggak punya bisnis, buat apa membual di sini?"Mendengar itu, Shinta menjadi cemas dan berkata dengan kesal, "Tuan Steven, yang membual itu kamu. Jelas-jelas Kak Tobi lebih hebat dari yang kamu bayangkan.""Benarkah? Kalau begitu, katakan bisnis apa yang dia punya. Aku mau tahu, apa bisnis yang dia punya bisa menandingiku?" Steven kesal melihat Shinta membantu Tobi berbicara.Sejak pertemuan pertamanya dengan Shinta, Steven sudah jatuh cinta kepadanya. Jangan harap ada pria yang berani merebut wanita cantik ini darinya.Begitu melihat situasi itu, ayahnya Shinta buru-buru mencairkan ketegangan. "Sudahlah, semuanya orang sendiri. Kalian pasti sudah kelaparan, 'kan? Ayo kita cari tempat makan dulu."Mendengar itu, Steven memutuskan untuk tidak terburu-buru. D
Read more
PREV
1
...
137138139140141
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status