"Kamu ingin berterima kasih karena aku sudah membantumu? Hanya masalah sepele saja. Nggak perlu segan begitu," jawab Tobi."Bukan sekadar berterima kasih saja, tapi masih ada hal lain yang ingin kukatakan padamu.""Oh? Kalian ada di kantor siang ini, 'kan?" Tobi teringat dirinya berniat pergi ke perusahaan untuk menyelesaikan masalah Zuvian."Ya, kenapa?" tanya Shinta."Bukan apa-apa. Kebetulan aku juga mau pergi ke kantor kalian hari ini. Kita bicarakan di sana saja nanti."Tobi pun mengakhiri pembicaraan itu.Shinta tertegun. Untuk apa Kak Tobi datang ke kantor mereka? Namun, dia teringat preman kemarin mengatakan Keluarga Bustan takut pada Kak Tobi. Apalagi, setelah mereka berdua kembali ke perusahaan, Pak Zuvian juga begitu sopan kepada mereka.Kak Tobi pasti kenal dengan Pak Zuvian. Apalagi, Pak Zuvian juga takut pada Kak Tobi.Setelah menutup telepon, Tobi langsung berangkat menuju Grup Bustan. Sesampainya di lantai bawah perusahaan, ponselnya berdering. Riko dari Sekte Bawika me
Keduanya masih tidak memahaminya. Jadi, mereka pun tidak lagi memikirkannya. Lagi pula, Kak Tobi sudah bilang, mereka akan tahu dengan sendirinya nanti.Namun, Shinta masih terlihat cemas. Entah Kak Tobi bisa membantunya atau tidak. Hanya saja, dia juga tidak punya waktu memikirkan solusi lain.Setelah Shinta berlalu dari sana, Tobi pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Tak disangka, seorang wanita berpenampilan centil sedang duduk di pangkuan Zuvian.Keduanya tengah bergumul.Tobi mengerutkan kening.Wajah Zuvian tampak emosi. Sebelum sempat menoleh, dia telah mengumpat dengan marah, "Siapa itu? Apa kamu nggak tahu cara mengetuk pintu sebelum masuk?"Dia tidak menyangka ada orang yang berani menerobos ke ruangannya. Lantaran sekretaris ini terlalu menggoda, jadi dia bahkan tidak sempat mengunci pintu.Lagi pula, tidak ada yang berani menerobos masuk. Tak disangka, malah ada yang bernyali besar."Hehe. Baru berapa lama kita nggak bertemu, Pak Zuvian sudah begitu sombong," u
Tepat di saat itu, Zuvian memanggil semua orang untuk menghadiri rapat di aula utama. Apalagi, semua karyawan wajib hadir.Keduanya tertegun sejenak. Apa yang terjadi?Intuisi mereka memberi tahu mereka bahwa masalah ini pasti ada hubungannya dengan Kak Tobi. Entah kerja sama seperti apa yang dibahas Kak Tobi dengan Pak Zuvian. Sampai-sampai harus mengumpulkan semua karyawan untuk rapat.Pemberitahuan rapat dikirim ke grup perusahaan. Semua orang saling mengingatkan. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semua orang telah berkumpul di aula utama.Setelah semua orang berkumpul, barulah Tobi dan Zuvian berjalan keluar.Namun, karyawan-karyawan yang punya penglihatan tajam bisa menyadari raut wajah Pak Zuvian dan Pak David yang berbeda. Wajah keduanya memucat. Langkah mereka juga tidak stabil. Pokoknya, kondisi mereka terlihat sangat buruk.Mungkinkah telah terjadi masalah besar?Semua orang masih sibuk berspekulasi. Setelah mengucapkan salam pembuka singkat, Zuvian pun berkata, "Saya ak
Mendengar itu, semua orang langsung tercengang.Banyak karyawan yang bahkan tidak tahu Shinta itu siapa.Jangankan mereka, Shinta dan Susan juga terkejut bukan main.Mereka sama sekali tidak berani membayangkan untuk mengambil posisi manajer umum. Bukankah itu hal yang mustahil terjadi?Shinta teringat lagi dengan apa yang dikatakan Tobi barusan. Pria itu bilang dia datang ke sini untuk menangani masalah kecil, apalagi ada hubungannya dengan dirinya. Ternyata yang dimaksud pria itu adalah masalah ini.Walau Shinta sempat menebak mungkin itu berkaitan dengan masalah promosi, tetapi pada akhirnya dia juga membuang jauh-jauh pemikiran itu.Siapa sangka, memang benar masalah promosi!Apalagi, hal seperti ini disebut masalah kecil?Kak Tobi, kamu menyebut hal mengejutkan seperti itu sebagai masalah kecil?Susan juga kebingungan. Dia juga punya pemikiran yang sama persis dengan Shinta.Keduanya saling berpandangan.Kak Tobi benar-benar memperlakukan mereka berdua dengan baik!Namun, ada bebe
"Mendadak sekali!"Sampai sekarang, kedua wanita itu masih belum memahami situasi sepenuhnya."Lihatlah betapa gugupnya kalian. Jangan khawatir. Adanya dukunganku, kalian hanya perlu lakukan pekerjaan kalian dengan berani."Tobi tersenyum dan berkata, "Shinta, kamu percaya sama kemampuanmu sendiri, 'kan?""Nggak, nggak!""....""Benaran nggak!" Shinta berkata sambil tersenyum pahit, "Bukannya aku nggak tahu bagaimana mengelola. Hanya saja, ini semua terlalu mendadak. Untuk sesaat, aku jadi nggak tahu harus mulai dari mana.""Tenang saja. Zuvian akan membantumu selama seminggu," kata Tobi dengan santai."Hah? Pak Zuvian memang berkemampuan, tapi kepribadiannya agak ....""Kamu nggak perlu khawatir. Aku sudah memperingatkannya. Sekalipun diberi nyali, dia juga nggak berani menggodamu. Dia hanya akan membantumu dan membimbingmu dari belakang.""Selain itu, aku juga telah memberinya tenggat waktu. Kalau dia nggak bisa menjadikanmu manajer umum yang memenuhi syarat dalam waktu seminggu, aku
"Ya!"Tobi mengangguk. Hanya saja, Hasbi sudah meninggal. Dia tentunya tidak akan memberi tahu kedua wanita itu mengenai masalah sepele seperti itu."Kak Tobi, kamu benar-benar keren sekali. Hebat banget!"Keduanya sangat terkejut. Mereka memandang Tobi dengan tatapan kagum.Tatapan mata dua wanita itu jelas membuat Tobi merasa canggung. Pria itu buru-buru berkata, "Bukankah hanya Keluarga Bustan saja? Kalian nggak perlu seperti ini.""Hanya Keluarga Bustan saja?""Kak Tobi, apa kamu nggak tahu betapa menakutkannya Keluarga Bustan di mata semua orang?"Shinta dan Susan diam-diam tersenyum pahit."Itu karena mereka belum pernah bertemu dengan orang hebat yang sesungguhnya. Sekarang kalian sudah tahu kalau aku mendapatkan perusahaan ini secara gratis. Jadi, lakukan semuanya dengan berani. Kalian nggak perlu khawatir tentang masalah rugi."Berbicara sampai di sini, Tobi kembali menambahkan, "Lagi pula, masih banyak karyawan berkemampuan di perusahaan ini, jadi kalian harus kompak dan beke
Kali ini, Susan juga ikut menimpali, "Tapi ....""Jangan tapi-tapian lagi. Mereka hanya memberikan sedikit kompensasi seperti ini. Mereka seharusnya bersyukur karena kalian nggak perhitungan sama mereka lagi.""...."Kedua wanita itu tersenyum pahit. Lantaran Tobi bersikeras, mereka hanya bisa mengangguk."Hal kedua itu tentang apa?" tanya Tobi."Ini ...." Shinta terlihat malu, tetapi dia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku ingin Kak Tobi berpura-pura menjadi pacarku."Tobi tertegun sejenak. Dia tidak bisa menyetujui permintaan Shinta. Dia sudah harus berangkat besok pagi dan tidak punya waktu untuk berlama-lama di sini.Begitu melihat ekspresi Tobi, Shinta takut pria itu akan menolaknya, jadi dia segera berkata, "Aku juga nggak punya solusi yang lebih baik lagi. Orang tuaku datang jauh-jauh ke Kota Doma. Bahkan, mengajak pria yang ingin mereka jodohkan kepadaku.""Kalau aku nggak punya pacar, mereka akan menarikku kembali dan bertunangan dengan pria itu."Tobi mengerutkan kening d
Untungnya, kereta cepat tiba tepat waktu. Tak lama kemudian, orang tua Shinta pun berjalan keluar.Dilihat dari penampilan dan gaya berpakaian orang tuanya Shinta, sepertinya mereka berasal dari keluarga biasa-biasa. Apalagi, mereka juga menenteng banyak barang bawaan.Di samping mereka, masih ada dua pemuda.Salah satu di antaranya datang dengan tangan kosong. Pria itu mengenakan pakaian bermerek. Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan melihat sekelilingnya dengan tatapan arogan.Pemuda yang satunya lagi lebih sopan dan patuh. Keningnya tampak berkerut, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu atau terjebak dalam masalah.Tangannya juga menenteng barang.Melihat orang tuanya keluar, Shinta segera melepaskan tangannya dan berjalan mendekati mereka.Tobi menggelengkan kepalanya tanpa daya. Saat orang tuanya belum datang, Shinta merangkulnya dengan erat, tetapi langsung melepaskannya begitu orang tuanya muncul.Namun, perasaan seperti itu lumayan juga.Shinta maju ke depan dan berteriak
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K