Setelah memarahi Riko, Tetua Duman langsung menoleh. Dia menatap Tobi sambil berkata dengan nada mengejek, "Nak, tak disangka, di usiamu yang masih muda, kekuatannya sudah begitu hebat. Sayangnya, kamu malah bertemu denganku hari ini. Kamu ditakdirkan untuk mati.""Nggak tahu diri!""Jangan harap kamu bisa menyentuh tuanku. Kalahkan aku lebih dulu!"Tepat di saat itu, Pandu tiba-tiba melompat ke lapangan dan menghadapi Tetua Duman yang melayang di udara itu.Tidak peduli apa kekuatan lawannya, Pandu tidak akan membiarkannya menyakiti Tobi.Lelaki tua di depannya memang sangat menakutkan. Pandu juga merasakan bahaya. Namun, makin begitu, dia makin harus bertarung dengannya agar Tobi bisa memahami kekuatan lawan dan punya persiapan.Pandu juga terlihat gugup kali ini. Apalagi, jika dilihat dari serangan barusan, lelaki tua ini pasti lebih kuat darinya.Benar saja. Tetua Duman langsung memasang ekspresi menghina. "Kamu masih belum bisa menandingiku.""Sebaliknya, tuanmu mungkin bisa membl
Baca selengkapnya