Ela duduk di samping papanya di kursi belakang. Dipta berada di kursi penumpang bagian depan samping supir. “Kumpul kebo, hah? Semakin lama semakin kamu tunjukkan sikap aslimu, Ela. Wanita liar yang mencoreng nama keluarga!” bentak papanya dengan suara menggelegar. “Itu karena sejak awal Papa nggak pernah mau mendengarkan dan membelaku! Ini semua hasil penjebakan, aku dan Dipta sebagai korban di sini.” Entah sudah berapa lama dia mengulang kaset rusak ini. Menceritakan duduk perkara sebenarnya yang tak pernah divalidasi oleh orang tuanya sendiri. Mengakui bahwa yang mereka katakan saja tidak, apalagi menyetujui permintaan mereka untuk merestui pernikahan! Sungguh jauh panggang dari api! “Tapi kamu yang paling rugi, tahu nggak, Ela!” Papa masih bersikeras dengan argumennya yang penuh penghakiman. “Kamu sudah papa siapkan untuk dijodohkan dengan putra calon presiden, justru bertingkah dan melepaskan Dhanu. Okelah kalau itu hasil penjebakan, tapi pada akhirnya kamu nggak jadi menika
Last Updated : 2024-02-24 Read more