All Chapters of Antara Dendam dan Penyesalan: Chapter 121 - Chapter 130
1604 Chapters
Bab 121
Isaac tidak tahu bagaimana harus meresponnya. Dia jelas sedang merencanakan sesuatu untuk kucing itu, tetapi kehampaan di wajahnya membuat Isaac merasa bahwa Selena sedang merencanakan hal itu untuk dirinya sendiri."Kak Selena, aku mengerti.""Aku mau pohon terbesar yang ada di halaman. Setiap musim salju, bunga plum akan mekar di ranting dan daunnya dengan aroma yang sangat wangi. Aku akan menunggunya di sana."Tidak akan ada yang berpikir bahwa itu adalah untuk orang mati."Baiklah, Kak Selena juga bisa datang untuk melihatnya kalau sedang enggak sibuk."Selena meraih anting-anting berliannya dan memberikannya kepada Isaac. "Aku enggak membawa apa pun ketika keluar hari ini. Tolong berikan anting-anting ini padanya. Ia menyukai mainan kecil yang berkilauan sejak kecil.""... Baiklah, kalau Kakak enggak bisa datang, berikan saja alamat Kakak, aku bisa membawa Bonbon datang untuk menemuimu. Kalau ia melihatmu, ia pasti senang.""Enggak usah."Ketika Harvey mengikuti, secara tidak seng
Read more
Bab 122
Pelukan pemuda ini memang tidak sekuat pria dewasa, karena tubuhnya juga sedikit kurus.Begitu memikirkan sifat Harvey yang posesif, seusai dapat berdiri tegak, dia langsung menjauh dari Isaac."Terima kasih, di luar sedikit dingin, ayo masuk.Selena masuk ke restoran, Harvey sudah tidak ada di tempat tadi dia berdiri.Dia baru saja duduk ketika Isaac pergi untuk mengambilkan makanan untuknya. Selena mengangguk ketika melihat Darren masuk.Darren duduk di seberangnya dengan segelas anggur merah di tangan, tampaknya dia sedang berbincang-bincang dengan teman sekelas.Selena memelankan suaranya dan bertanya, "Darren, sudah ketemu?""Hmm, itu sudah dikirim sebelum kita naik ke kapal, tetapi aku belum sempat memberitahumu. Seperti yang kita duga sebelumnya, ada seseorang yang mengganti laporan pemeriksaan kesehatanmu. Meskipun dia terus menundukkan kepala, aku masih berhasil mengambil beberapa foto. Lihatlah, siapa tahu kamu mengenalnya."Darren mengirimkan foto yang telah diambil, diperba
Read more
Bab 123
Selena tampak bingung, padahal anak ini tadi masih tersenyum dan bilang ingin mengambilkannya makanan laut, ada apa dengannya?Dia segera menanyai keberadaan Isaac dan pergi dengan tergesa-gesa.Isaac sedang terbaring lemah di sofa, wajahnya memerah, dan bahkan suaranya seperti kucing kecil yang merintih dengan sepasang mata yang memohon pada Selena."Kak Selena, aku kepanasan."Selena meletakkan tangan ke keningnya dan merasakan panas."Selain demam, apakah ada lagi yang sakit?"Bahkan dengan angin sekencang tadi, seharusnya dia tidak langsung terkena pilek, kecuali dia memang dasarnya sudah sakit.Sebagai mahasiswa kedokteran, dia segera berpikir dan mencari kemungkinan penyakit yang dapat menyebabkan demam akut.Isaac melepaskan dasinya dan menarik kancing baju di lehernya, menampakkan jakun pemuda itu.Dia menggenggam punggung tangan Selena dan menarik tangannya."Kak Selena, rasanya seperti terbakar."Selena baru saja menyadari apa yang terjadi.Dia langsung menarik tangannya dari
Read more
Bab 124
Harvey melirik Isaac yang mengganggunya, kemudian menyeretnya ke samping dan menendangnya. Setelah itu mengibaskan tangannya sambil memerintah, "Seret dia."Chandra yang melihat situasinya tak beres, segera menyeret Isaac terlebih dahulu dan menutup pintu untuk mereka berdua.Harvey mendekatinya secara perlahan, seiring dia mendekati Selena, aura dingin yang mematikan juga menyeruak.Dia menggertakkan giginya dan menyentuh wajah Selena, kemudian berbicara tanpa kelembutan sedikit pun, "Kamu tahu apa yang paling kubenci?"Selena menatapnya yang sedang marah dan berkata, "Pengkhianatan dan perhitungan."Harvey meraih dagu Selena. "Selena, aku sudah pernah bilang untuk jangan pernah coba membuatku marah."Selena sebenarnya ingin memberitahunya tentang penemuannya, tetapi bukti yang ada sekarang hanya dapat membuktikan bahwa laporannya telah diganti oleh seseorang dan tidak dapat menyediakan bukti yang kuat.Pada akhirnya Harvey akan menyalahkannya dan menganggapnya mengarang cerita, makan
Read more
Bab 125
Meskipun selama bertahun-tahun ini Maisha telah memperlakukannya setulus hati, tetap saja Agatha tidak pernah sekali pun menganggapnya sebagai seorang ibu.Calvin dan Erna menikah karena perjodohan, setelah menikah dia sangat dingin terhadap Erna. Ernah selalu murung dan pada akhirnya meninggal saat Agatha masih kecil.Begitu meninggal, dia memberi Calvin kesempatan untuk menikah lagi, maka dari itu Agatha menyalahkan Maisha atas ini semua.Oleh karena itu, Maisha sering kali disiksa secara terang-terangan maupun secara diam-diam, bahkan dia juga merencakan sesuatu agar Maisha keguguran dan tidak bisa melahirkan lagi.Di depan, dia dan Maisha tampak baik-baik saja, hanya dirinya saja yang tahu betapa bencinya dia pada Maisha, apalagi dia adalah ibunya Selena.Bahkan Agatha juga melampiaskan amarahnya pada Selena ke Maisha.Kalau dulu dia tidak akan peduli dengan Maisha, tetapi hari ini dia bahkan meletakkan tangannya di tangan Maisha dan membiarkannya memimpin.Mereka berdua tampak sep
Read more
Bab 126
Saat pintu terbuka, Agatha masih memegang tangan Maisha dan tersenyum bahagia, kemudian berkata dengan lembut, "Ibu, karena kita adalah satu keluarga, kelak suruhlah Selena untuk sering-sering main ke rumah kita.""Agatha, Ibu lega kamu bisa berpikir begitu, tadinya Ibu takut kalian adik kakak enggak cocok."Maisha sama sekali tidak tahu apa yang dia rencanakan, dan masih bermimpi untuk berbaikan dengan Selena.Tidak ada yang tahu betapa bersemangatnya Agatha saat ini, di perjalanan menuju ke sini dia sudah berulang kali membayangkan betapa menyedihkannya wajah Selena nanti.Pintu terbuka perlahan, dan saat melihat orang di dalamnya, semua orang terdiam.Senyuman Agatha juga terlihat kaku.Mereka berdua bergulat di atas sofa.Harvey melepaskan jasnya dan hanya mengenakan kemeja putih, beberapa kancing bajunya terbuka, menampakkan sebagian besar kulitnya.Dibandingkan dengan penampilannya yang biasa rapih dan teliti, dia yang terlihat kau dan tak berdaya seperti ini sangat jarang sekali
Read more
Bab 127
Agatha sebelumnya penuh semangat, sekarang dia basah kuyup dari kepala hingga kaki, tubuhnya dingin sekali, bahkan darahnya pun tak bisa mengalir.Dia menyadari tubuhnya gemetar tanpa bisa menahannya, dan jantungnya juga terasa sakit.Tak lama kemudian, suaranya baru kembali dan berkata, "Ka, kalian sedang apa?"Kalimat pembuka yang tidak asing, dengan suara gemetar yang menunjukkan kegelisahan di hatinya.Tadinya Selena ingin mendongakkan kepalanya untuk melihat raut wajah Agatha, apakah pucat seperti dirinya sebelumnya.Rasanya tidak enak 'kan setelah diangkat tinggi-tinggi tetapi malah dijatuhkan dengan keras.Sebentar lagi perselingkuhan Harvey di pesta ulang tahun anaknya akan menggempar di internet. Dia ingin membuat reputasi Harvey dan Agatha hancur!Tangan yang diletakkan di belakang kepalanya seperti lengan besi, tidak membiarkannya bergerak sedikit pun, hal ini membuat Selena sangat tidak puas.Harvey memeluk Selena, semua orang menunggu dia untuk memberikan penjelasan kepada
Read more
Bab 128
Agatha mengacaukan ruangan dengan gila, sangat berbeda dengan Selena yang sekarang berada dalam pelukan Harvey.Ketika tidak ada orang di sekitar, Selena baru mengeluarkan kepalanya dari pelukannya.Di atas geladak yang dipenuhi dengan salju terbang, terdengar suara dingin Harvey, "Apakah kamu senang melakukannya?"Harvey juga tidak bodoh, dengan sifat Selena, mana mungkin dia berhubungan seks di tempat seperti ini, 'kan?Sebelum kejadian dimulai, dia sudah merasakan sesuatu dan sebenarnya bisa menolak.Namun, dia tidak ingin menolaknya hari ini.Hanya saja dia tidak menyangka Agatha begitu bodoh, malah menggali lubang untuk menjatuhkan dirinya sendiri.Selena mengedipkan mata kepadanya. "Kenapa kamu tidak bahagia? Memang sejak awal Agatha yang merencanakan ini untukku, kamu khawatir, ya?"Bola mata Harvey yang hitam pekat menunjukkan kekesalannya, dia menyebut nama Selena dengan muram, "Selena, demi memberinya pelajaran padanya, kamu enggak harus sampai mempertaruhkan reputasimu. Sebe
Read more
Bab 129
Selena tersenyum tipis dan berkata, "Kukira dia hanyalah alat untukmu balas dendam padaku.""Kamu kenapa berpikir begitu?" Harvey mengernyitkan keningnya, merasa bahwa Selena malam ini agak aneh.Awalnya dia ingin mengatakan beberapa kata, tetapi karena Agatha mengacaukan semuanya, dia harus membersihkan kekacauan yang Agatha perbuat.Selain Agatha yang menangis, dia juga harus menghadapi Keluarga Wilson yang seperti neraka.Dia memberikan kartu kamar kepada Selena dan berkata, "Kembalilah ke kamar dulu untuk ganti baju."Selama dia mengganti baju, tidak akan ada yang tahu bahwa orang itu adalah dia. Terkait rumor Harvey yang bertebaran, itu semua bisa diatasi dengan mudah.Dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Selena, tetapi untuk mengatasi rasa canggung sebelumnya, kembang api dimulai 2 jam lebih awal.Di cuaca yang sangat dingin, kembang api yang meletus di langit menarik perhatian banyak tamu.Dek yang tertutup lapisan salju tebal dipenuhi orang, sangat ramai.Pertunjukan kemba
Read more
Bab 130
Harvest setiap malam selalu berharap bertemu dengan Selena lagi, dia terhuyung-huyung berjalan mendekati Selena.Selena tersenyum lebar dan mengulurkan tangan padanya sambil berkata, "Sayang, mau pergi dengan Bibi?"Harvest tidak tahu apa yang dia maksud, dia hanya meraih tangannya karena Selena mengulurkannya.Tanpa ragu meletakkan tangan gemuknya di telapak tangan Selena, membiarkan Selena mengendongnya sambil memeluk leher Selena.Pertama-tama, dia menggosok-gosok seperti anjing kecil, dan dengan sangat akrab dia berkata, "Ibu."Selena menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Anak bodoh, aku bukan ibumu, kamu harus memanggilku bibi."Pada saat ini, semua orang berkumpul di dek kapal pesiar untuk meyaksikan kembang api di atas air, sehingga Selena bisa menggendong Harvest tanpa hambatan.Selena membawa anaknya kembali ke kamarnya, di dalam kamar ada sebuah kue kecil, dia memasangkan topi ulang tahun pada anaknya, menyalakan lilin, dan dengan lembut menyanyikan lagu selamat ulang tahun
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
161
DMCA.com Protection Status