Lahat ng Kabanata ng PESONA SI BRONDONG TENGIL: Kabanata 161 - Kabanata 170

311 Kabanata

TAMU TAK DIUNDANG!

Jee tidak merespon apa yang diucapkan oleh Andy, ia kembali menghubungi Moreno hingga Moreno yang sekarang berada di kawasan hutan menuju rumah Mitha, hanya memandang layar ponselnya saja tapi pria itu tetap tidak menerima panggilan tersebut. Dalam pikiran Moreno hanya satu, ia harus membawa kembali Mitha ke rumahnya meskipun nanti ia kembali bertarung dengan Roger jika pria itu melarang apa yang akan diperbuatnya.Jee mengomel karena lagi-lagi panggilannya tidak dihiraukan oleh Moreno. Sehingga ia langsung mengalihkan pandangannya pada Andy meminta penjelasan Andy apakah upayanya untuk menanyakan tentang surat itu pada Mitha berhasil?"Gimana?" tanya Jee ketika Andy menyudahi panggilan."Mitha bilang belum nanya ke Roger, lagi ditanyakan.""Moreno juga kagak bisa dihubungi, heran gue lagi ngapain juga itu anak angkat hp aja kagak bisa!""Dia sekarang pebisnis, repot banget pasti!""Udah malam ini, masa iya tetap di kantor?""Lembur mungkin!"Jee mengedikkan bahunya, dan keduanya mas
Magbasa pa

TERPAKSA IKUT MORENO

"Kamu-""Diamlah, jangan banyak membantah, aku periksa dulu ke belakang, kamu di sini aja sama Nami, ya?" Moreno masih membujuk Mitha agar Mitha patuh saja dengan apa yang diucapkannya."Aku ikut!""Mith, kita tidak tahu apa yang ada di belakang sana, kalau ada apa apa, kamu bisa lari keluar, bawa mobil aku, kamu masih hafal cara mengendarai mobil, kan?"Moreno bicara demikian pada Mitha sambil memberikan kunci mobilnya pada wanita tersebut. "Om, peldi tama-tama...."Nami yang lebih dulu merespon perkataan Moreno dengan mengatakan pada Moreno mereka harus pergi sama-sama.Moreno mengarahkan pandangannya pada Nami, dan mengusap puncak kepala bocah tersebut."Nanti Om menyusul, Nami ajak Mama ke mobil lebih dulu."Setelah bicara seperti itu pada Nami, Moreno berbalik sambil mengingatkan Mitha untuk melakukan apa yang diperintahkannya pada perempuan tersebut. Akan tetapi, Mitha tidak beranjak ke manapun, meski di tangannya kunci mobil Moreno ia genggam.Moreno sampai ke belakang dan la
Magbasa pa

DIHADANG PARA PRIA MISTERIUS!

"Maaf.""Lagian, bisa-bisanya kamu percaya isu kayak gitu segala, terus gimana dengan aku, kamu diisukan aja aku masih percaya sama kamu!""Iya, terus cerita sebenarnya gimana? Aku benar-benar enggak pernah dengar tentang hal yang sebenarnya dari kamu.""Waktu kita jadian dulu, orang-orang yang pernah balapan sama kamu itu berusaha mencari tahu keberadaan aku, awalnya aku enggak tahu, ternyata bagi mereka pacaran sama pembalap liar itu harus melakukan prosesi ritual kalian, aku enggak suka melakukan hal demikian, terus-""Kenapa kamu enggak ngomong soal itu sama aku?""Aku pernah ngomong, tapi kamu salah paham, kamu ngira aku enggak suka kamu yang pernah balapan liar!""Oh, yang itu, terus?""Red One kayaknya marah, waktu itu dia selalu bilang dia king of the king di arena balap, dan aku kira juga dia itu pemimpin di lingkaran kalian, dia datang terus bilang, enggak ada gunanya aku pacaran sama kamu karena kamu itu orangnya enggak pernah serius, terus dia ngajakin main gitu, aku ters
Magbasa pa

PERTARUNGAN DI TENGAH MALAM!

Situasi menjadi tegang, dan Mitha semakin khawatir jika Moreno nekat keluar, apakah pemuda itu yakin akan mampu mengalahkan orang-orang yang sekarang menghadang mereka seperti itu? "Kamu mau keluar?" tanya Mitha pada Moreno. "Belum, belum juga pemanasan.""Apa?""Ya, kalo pengen aku keluar, ya harus pemanasan dulu, disentuh dulu, cium dulu, aduh!!"Moreno mengaduh saat Mitha memukulnya dengan wajah yang terlihat kesal."Kamu tuh, ya! Kalau Nami dengar ucapan kamu gimana? Situasi lagi kayak gini, kamu masih bisa bercanda!"Moreno terkekeh. "Tenang. Jangan khawatir, cuma segitu, aku bisa kok menghajar mereka semua, jadi kamu tidak perlu khawatir, kamu bawa mobil ini kalau mereka sulit untuk diatasi, janji?""Enggak!""Kenapa?""Aku enggak bisa ninggalin kamu sendiri, Reno!""Dulu, kamu bisa melakukannya, kenapa sekarang enggak?""Aku serius, Reno!""Ssst, baiklah, tenang, aku paham maksud kamu, terima kasih kamu khawatir padaku, tapi percayalah, cuma mereka aja aku bisa mengatasi."S
Magbasa pa

MITHA TERLUKA!

"Tanda tangan!" perintah pria itu pada Mitha, namun Mitha hanya diam hingga pria tersebut terlihat kesal."Apa gue harus maksa lu baru lu mau tanda tangan?" tanya laki-laki itu sambil memberikan isyarat pada teman-temannya untuk memaksa Mitha untuk tanda tangan namun Moreno langsung berteriak agar mereka tidak menyentuh Mitha hingga pria yang memegang kertas dan pulpen itu berbalik dan menatap Moreno dengan tatapan mata tidak suka."Gue kagak ngomong sama lu, jadi lu diem aja, Brengsek!!" bentaknya pada Moreno. Tetapi, bukannya takut meskipun dibentak sedemikian rupa, Moreno yang tidak mau para pria itu memaksa Mitha berusaha untuk menghajar para pria yang lain yang menghalanginya untuk mendekat ke arah posisi di mana Mitha dan laki-laki yang memegang kertas tersebut.Moreno berhasil menghajar para teman pria yang memaksa Mitha untuk tanda tangan. Lalu, pria itu langsung menghampiri Mitha namun gerakannya terhenti karena pria yang menodongkan pisau pada Mitha mengancamnya. "Kalau lu
Magbasa pa

MORENO SEPERTI ORANG GILA?

Danu melontarkan pertanyaan, dan Moreno sontak terdiam untuk sesaat. Lalu akhirnya.... "Dengan setan!" katanya sambil menatap ke arah Miko yang mendelik ke arahnya karena kesal dikatakan setan oleh Moreno. "Sejak tadi, Tuan bicara tapi seperti bukan bicara dengan Nona Mitha, saya jadi khawatir." "Lu nyetir aja yang cepet, kita harus sampai ke rumah sakit terdekat biar Mitha bisa diperiksa!" Tidak mau terlalu menanggapi apa yang diucapkan oleh Danu, Moreno hanya mengatakan kalimat tersebut. Terpaksa, Danu tidak lagi banyak bicara karena sepertinya Moreno juga enggan menjawab dengan baik pertanyaan darinya. Mobil terus melaju membelah jalanan yang diselimuti kabut tipis. Hawa dingin semakin menusuk sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit terdekat. Mitha dibawa oleh Moreno ke IGD dibantu oleh beberapa petugas kesehatan yang berjaga malam. Sedangkan Danu menjaga Nami tanpa menyadari ada Miko yang mengawasi dirinya yang melakukan hal tersebut. Beberapa saat kemudian, Mi
Magbasa pa

KEKHAWATIRAN MAIRA DAN DANU

"Enggak!""Kenapa tidak mau Tuan? Tuan tidak boleh terus menerus melakukan kontrak pernikahan dengan Nona Mitha, itu akan membuat Tuan semakin dalam terbuai perasaan Tuan sendiri!""Tutup mulut lu, Danu! Gue tau apa yang gue lakukan dan lu enggak usah ikut campur dalam masalah ini karena lu enggak berhak! Urus aja hal yang seharusnya lu urus, masalah gue sama Mitha itu masalah gue, bukan urusan lu!"Setelah bicara demikian, Moreno berbalik dan melangkah meninggalkan Danu yang hanya geleng-geleng kepala mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno tadi padanya. "Tuan, apa yang harus saya lakukan agar bisa menyelamatkan tuan dari harapan semu tuan itu. Saya khawatir, tuan semakin jauh melangkah hingga akhirnya terhempas semakin parah daripada yang dahulu...."Danu bicara sendiri sambil ikut keluar dari ruangan itu untuk segera ke kamarnya guna beristirahat karena hari sudah terlalu larut dan ia juga sudah sangat lelah.***"Gue pikir lu enggak balik lagi ke kota, udah di desa doang engga
Magbasa pa

JEE MENGAMUK!

"Tapi, apa yang harus kita lakukan? Saya sudah berusaha untuk membuat Tuan Moreno berubah pikiran, tapi tetap saja tidak berhasil, Tuan Moreno tetap kukuh untuk tetap mempertahankan kontrak.""Apa kondisi ayahnya sudah membaik?""Kondisi Tuan Marvel turun naik, Maira. Itu sebabnya ibunya Tuan Moreno tetap di Jakarta untuk mendampingi.""Beberapa pekan lalu aku dengar sudah mengalami kemajuan, kenapa jadi buruk lagi?""Mungkin mendengar di sini Tuan Moreno sedang menyelesaikan masalah perusahaan seorang diri.""Kenapa tidak dirahasiakan, bukankah pikiran itu hal yang paling utama bagi seseorang agar ia bisa segera sembuh?""Kami sudah merahasiakan, masalah di sini hanya diketahui oleh nyonya besar, tapi saya tidak tahu jika tuan tahu dari orang lain.""Begitu, jadi apa rencanamu? Kau benar-benar tidak mau bertindak untuk memisahkan Moreno dengan Mitha?""Saya ingin, tapi saya tidak tahu caranya.""Apakah kau sudah bicara dengan Mitha.""Sudah.""Apa katanya?""Dia tidak bisa berbuat a
Magbasa pa

PUKULAN DARI JEE!

Sebenarnya, mendengar apa yang diucapkan oleh Jee, Moreno kesal, tapi pemuda itu berusaha untuk menahan diri karena ia sadar sekarang sedang ada di kantor. "Lu bisa enggak sih bicara tanpa urat? Ini kantor, kalo lu sampai bikin kacau kantor bokap gue, gue akan gebuk lu juga Jee, jadi jaga sikap lu, ikut gue sekarang!" Setelah bicara demikian, Moreno keluar dari ruangannya dan meminta Danu untuk di ruangannya saja menggantikan dirinya karena ia ingin bicara dahulu dengan Jee di tempat lain. Jee mengikuti dengan wajah yang terlihat tidak sabar. Mereka sampai di atap bangunan kantor, dan di sana, Moreno membebaskan Jee untuk bicara semaunya tanpa khawatir karyawan lain mendengar pembicaraan mereka. "Jawab pertanyaan gue! Apa yang sedang lu sembunyikan dari gue? Kenapa sampai lu melibatkan Mitha segala? Udah bosen hidup lu?" Jee mengulang pertanyaannya yang belum sempat dijawab oleh Moreno. Moreno menghela napas sesaat, untuk mencari kalimat yang tepat agar Jee tetap tidak tah
Magbasa pa

KAKEK MINTA CUCU

"Apa?" Moreno terlihat sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Jee."Lu kagak menyelidiki masalah itu emangnya?""Orang-orang bokap gue belum punya kesimpulan apapun tentang hal itu, karena masih menyelidiki masalah siapa yang memberikan perintah pria misterius yang ingin membunuh gue.""Mereka diminta oleh seseorang yang berasal dari desa Maira, apa lu kagak curiga biangnya itu mantan bini kontrak lu?""Enggak usah bilang mantan bini kali, cuma kontrak juga, bilang aja namanya, malas banget gue dengerinnya," sungut Moreno, dan Jee hanya mencibir mendengar aksi protes yang dilakukan Moreno."Jadi, apa lu bisa menyimpulkan informasi yang gue sampaikan ini? Kalau sampai terbukti si Maira itu pelakunya, gue kagak akan main-main ngasih dia pelajaran, Reno, kagak peduli dia itu perempuan, banci atau laki!""Gue akan mengusut ini sampai tuntas.""Kalau sampai terbukti dia otaknya, lu harus mengakhiri permainan lu ini, apapun alasannya gue kagak mau peduli!"Setelah bicara demikia
Magbasa pa
PREV
1
...
1516171819
...
32
DMCA.com Protection Status