Beranda / Romansa / Istriku Teman Anakku / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Istriku Teman Anakku: Bab 241 - Bab 250

352 Bab

Bab 241: Jatidiri Tebongkar Tak Sengaja dan Sebuah Rahasia

“Kenapa kakek bisa menduga begitu..?” Aldi yang kaget, balik bertanya.“Karena wajah dan perawakanmu mirip besanku Tommy Harnady, tapi wajahmu justru bak pinang di belah dua dengan Gibran, menantuku tersebut!!” cetus kakek ini.Aldi langsung menggeleng dan bilang dia tak pernah bertemu ayah kandungnya.“Mungkin hanya mirip kek!” sahut Aldi pendek, sambil menghisap rokoknya, lalu tak sadar menerawang. Tak mengira hari ini bisa bertemu kakek-nya Dyani.“Masa sih, siapa nama ibu kamu?” Olly Bantano malah balik mendesaknya.“Ibuku bernama…Renita, beliau meninggal dunia tak lama setelah melahirkanku!” sahut Aldi getir.“Hmm…Renita…! Aahhh iyaa…aku baru ingat, Gibran saat berusia 14 tahun pernah menikah dengan seorang wanita yang lebih tua, namanya tante Renita, yang memeliharanya sejak berusia 6-7 tahuan. Ha-ha tak salah lagi, kamulah anaknya, sebab ku dengar sejak dulu Gibran mencari-cari anaknya itu, yang katanya bernama Aldi…anak muda, apakah namamu Aldi dan berasal dari Sulawesi dan pernah j
Baca selengkapnya

Bab 242: Bertemu Mantan Kekasih Masri

Setelah panjang lebar bicara dengan Dewi, Aldi mantap ke Makasar, tujuannya kini berbelok. Menunda cari Erwin dan suami ke 3 ibunya, serta 3 pembunuh ibu dan kakek angkatnya.Tapi akan menyusuri semua rumah sakit jiwa di Makasar, untuk cari nenek Rachel.“Tak kusangka….papaku ternyata Gibran Harnady…dan lebih tak kusangka lagi, kasus yang menggegerkan dulu adalah kakek dan neneku korbannya!” gumam Aldi, selama dalam pesawat tujuan Makasar, ia berkali-kali menarik nafas panjang.Orang yang selama ini tak disukainya, karena dianggap pemain wanita, justru ayah kandungnya sendiri.Walaupun ia juga harus jujur dalam hati, siapa yang tak bangga dirinya justru anak seorang yang sangat terpandang dan tajir tak ketulungan. “Jadi adik angkatku Dyani, adalah adik se ayahku sendiri…OMG, sempitnya dunia ini,” batin Aldi tak habis pikir.Aldi tak tahu, betapa gegernya ‘keluarganya’ di Jakarta. Dewi yang kaget dan bahagia akhirnya bisa bertemu adiknya, walaupun via vidcal. Langsung memberitahu suami
Baca selengkapnya

Bab 243: Dekat dengan dokter Athalia

“Beliau sejak 10 tahunan yang lalu sudah keluar dari rumah sakit ini, badan beliau sehat, tapi masih amnesia. Lalu pihak rumah sakit titipkan di sebuah panti sosial!” Athalia menjelaskan mantan pasien rumah sakit ini.“Apakah bu dokter tahu, di mana panti sosial itu berada?” desak Aldi yang tak sabaran ingin bertemu neneknya.“Sebentar…!” Athalia buka-buka lagi data yang diberikan asistennya.“Nah ini dia, alamatnya ada di Jalan Sisingamagaraja, nomor 5. Berada di pinggiran kota Makasar, hampir 30 kiloan dari sini, atau 1 jam an dari kota Makasar. Eeeh tunggu dulu, kok buru-buru amat?” dokter Athalia langsung menahan Aldi yang terlihat mau pamit. “Maaf dok, saya nggak sabaran ingin bertemu nenek,” aku Aldi.“Biar aku antar, kebetulan hari ini aku lagi santai, kita pakai mobilku saja,” lalu dokter Athalia ajak Aldi keluar ruangan ini dan mereka bersama-sama naik mobil si dokter cantik ini, tujuan rumah panti sosial tersebut.Athalia sebenarnya diam-diam penasaran, seingatnya Gibran ha
Baca selengkapnya

Bab 244: Mulai Move On Karena 'Godaan'

Aldi pun setuju menumpang di rumah Athalia, dia berpikir positif, dengan bersama dokter ini, lebih mudah berkomunikasi untuk mencari neneknya.Rumah dokter Athalia cukup mewah dan dua lantai. Ada 2 kamar kosong yang luas dan harum. Tempat tinggalnya berada di perumahan mewah di kota Makasar ini, tak jauh dari pantai.Sebagai pria normal, Aldi pun senang-senang saja tinggal di rumah Athalia. Selain cantik, Athalia juga sering mengingatkannya dengan Ameena.Bentuk body keduanya mirip. Tinggi langsing dan berkulit putih bersih, tapi Aldi bukan seorang flamboyan, macam ayah dan Om-nya Masri Harnadys.Dia hanya sebatas kagum dengan dokter yang ternyata berpenampilan fashionable dan pakaiannya bermerek semua.Nahh ini...di rumah Athalia suka pakai kaos transparan tanpa lengan dan celana pendek, hingga Aldi harus sering memalingkan wajah, agar tak melotot melihat pemandangan aduhai ini...!Sebaliknya Athalia justru diam-diam kagum melihat sosok pemuda yang alim ini.Ketika bermaksud ajak mak
Baca selengkapnya

Bab 245: Akhirnya Bertemu Nenek Rachel

Wanita yang sudah hampir 60 tahunan usianya ini kaget dan menatap Aldi dari ujung kaki sampai ke wajah pemuda ini.Wajah lembut Rachel tak berubah, walaupun sudah banyak keriput, karena usianya yang sudah hampir 60 tahun, sama dengan anak sambung sulungnya Gita.“Kamu…Tommy suamiku, ahh tak mungkin, kamu sangat muda, kamu mirip anakku, tapi aku lupa siapa namanya?” suara Rachel nyaris tak terdengar, Aldi sampai kagum melihat begitu lembut dan halus sikap neneknya ini.Aldi pun tak kuasa menahan terharu melihat sosok neneknya untuk pertama kalinya ini. Walaupun mulai keriput, tapi Aldi melihat bekas-bekas kecantikan nenek Rachel ini tetap terlihat jelas.Dengan langkah tak ragu, Aldi mendekat nenek Rachel.“Nek, aku Aldi, papaku Gibran Harnady, ibuku bernama Renita…!” sahut Gibran sambil mendekat dan langsung bersimpuh di depan Rachel yang berpakaian sangat sederhana.Bahkan rambu panjangnya yang disanggul seadanya sudah dwi warna. Namun anehnya tak ada keterkejutan dari Nenek Rachel,
Baca selengkapnya

Bab 246: Butuh Waktu Sembuhkan Rachel

Rara pun terpaksa mengulang pertanyaannya, hingga Aldi tanpa ragu langsung mengangguk.Kini giliran Rara yang kaget bukan main, tak dia sangka, orang yang selama 2 tahun di tampungnya adalah istri seorang yang tajir tak ketulungan dan istimewanya lagi, ibu mantan kekasihnya, Masri Harnady.Tanpa Rara sadari, wanita cantik yang bersama Aldi saat ini juga bekas cem-ceman sang flamboyan berwajah dingin, persis wajah Aldi saat ini.“Benar dokter Athalia, Aldi…aku sama sekali tak tahu, kalau beliau inilah Rachel Adriana, istri dari Tommy Harnady. Aku tahunya beliau dipanggil bunda Rachel dan selebihnya beliau bilang lupa segalanya,” cerita Rara apa adanya.Akhirnya Rara pun jelaskan, kenapa dia mau memelihara wanita tua yang dia panggil Bunda Rachel, walaupun lupa masalalunya. Tapi Bunda Rachel sangat piawai beri nasehat pada Rara dalam berbisnis.Ternyata di balik lupa masalalunya, Rachel tak lupa cara berbisnis yang baik. Rachel punya pengalaman lumayan lama sebagai CEO Harnady Group.S
Baca selengkapnya

Bab 247: Tak Sengaja Melihat Papa

Kini Aldi setiap hari jemput dan ajak neneknya jalan-jalan kemana saja. Dengan harapan neneknya bisa ingat siapa dirinya sendiri.Dan…inilah yang bikin Aldi penasaran, kenapa neneknya bisa hidup? Di mana kakeknya saat ini, apakah juga masih hidup..?Namun pikiran Rachel benar-benar blank, dia lupa semua masalalunya…tapi satu hal yang bikin Aldi makin senang, neneknya ini makin akrab dengannya dan tak sungkan panggil dirinya cucu ganteng yang berwajah muram.“Wajah kamu muram terus, sama nenek senyumlah, nenek ngeri dekat-dekat kamu,” ceplos Rachel sambil membelai wajah cucunya ini.Aldi pun mau tak mau tersenyum, dan Rachel langsung mencubit pipi sang cucu, yang memang sangat mirip wajah suaminya Tommy Harnady, saat seumuran Aldi ini.Namun ada satu yang membuat Aldi heran, setiap lewat di Bandara Sultan Hasanuddin dan melihat pesawat-pesawat di sana. Wajah Rachel mengeras dan matanya kadang melotot, tapi bibirnya terkatup rapat."Aneh...sepertinya nenek trauma melihat pesawat...?" ba
Baca selengkapnya

Bab 248: Godaan Itu Tak Bisa Dikalahkan

“Kamu nggak boleh gitu Aldi, bagaimanapun Gibran itu papa kandungmu, kamu wajib bertemu dan minta maaf!” nasehatpun diberikan Athalia.“Iya…tapi saat sekarang aku belum siap Lia!” sahut Aldi sambil duduk termenung. Athalia mendekati dan dia tanpa ragu memeluk tubuh kokoh pemuda ini, seakan beri kekuatan dan semangat.Aldi pun terbawa suasana, balas memeluk tubuh hangat dan denok ini, niat awalnya tentu dirinya butuh sandaran.Namun, ‘setan burik’ yang selama ini mengintai hatinya mulai lancarkan godaan. Athalia yang sejak pemuda ini tinggal di rumahnya sudah sangat gemas dan penasaran, lalu menarik dagu Aldi dan tanpa ragu melumat bibirnya.Aldi awalnya kaget, tapi lama-kelamaan mulai terlena dan meledani permainan ini, saling belit lidah pun terjadi.Athalia seorang janda, masih muda, cantik dan memiliki tubuh terawat dan berbau harum. Aldi seorang duda, juga masih sangat muda dan aslinya gampang terbakar libidonya…!Kini keduanya makin larut dalam permainan mesum, yang makin naik vo
Baca selengkapnya

Bab 249: Erwin Sang Pembunuh Nenek Sukawati

“Bang Erwin sudah bang, kita urus baik-baik saja, lihat orang rame nonton!” seorang wanita cantik yang berada di mobil yang ditabrak buru-buru keluar, lalu melerai dengan menarik lengan pria ini dari krah baju Aldi.Tapi mata Aldi mendadak berubah tajam…Erwin…!“Saya akan bertanggung jawab, tolong lepaskan tangan anda dari krah baju saya,” Aldi bersuara kalem, dia melirik ke wanita ini yang berusaha menyabarkan lelaki yang dia panggil Erwin ini.Orang ini terlihat masih emosi, dia melepaskan tangannya, sambil mendorong dada Aldi, tapi bukan Aldi yang terdorong mundur, tapi pria inilah. Aldi saat krahnya di tarik sudah siaga dan kakinya kokoh berdiri, antisipasi segala kemungkinan.Aldi tak mau jadi sansak hidup, walaupun dia salah, tuh dia niat akan bertanggung jawab, bukan berniat kabur.“Bangsat, nantang kamu yaa?” bentaknya langsung emosi.“Saya tak bicara nantang, sebaiknya kita bicara baik-baik saja, seperti kata teman wanita bapak itu. Ayoo kita kepinggir jalan!” ajak Aldi tet
Baca selengkapnya

Bab 250: Teguran Masri

Erwin bergegas bangkit, tapi tendangan keras Aldi di badannya, membuatnya kembali terjungkal di lantai kamar apartemen ini.Wanita yang tadi bersamanya sampai berteriak ngeri. “Kamu diam saja, kalau bawel, mulutmu aku tampar!” ancam Aldi, hingga wanita ini langsung mingkem, dengan wajah pucat pasi.Lalu tendangan berkali-kali Aldi arahkan ke tubuh Erwin. Dia sengaja tidak mengarahkan ke tubuh vital yang berbahaya, Aldi ingin lampiaskan kekesalannya saja.Erwin pun bak anjing kena pukul, terkaing-kaing minta ampun dan akhirnya Aldi menghentikan tendangannya.“A-aku tak se-sengaja membunuhnya, niatku hanya rampas surat-surat tanah dan rumah, itu saja!” Erwin yang sudah terbang nyalinya langsung menghiba.“Hmm bohong, kamu juga merampas simpanan nenek, uangnya 150 juta kamu rampok, hingga ka Dewi hampir DO kuliah. Dasar paman bangsat kamu ini!” bentak Aldi, seakan ingin balas bentakan pria ini di jalan tadi.Dengan hidung dan bibir berdarah dan tubuh babak bundas, Erwin hanya bisa bilang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
36
DMCA.com Protection Status