Home / Romansa / Istriku Teman Anakku / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Istriku Teman Anakku: Chapter 191 - Chapter 200

352 Chapters

Bab 191: Mampu Bertahan Tidak Manfaatkan Kesempatan

Namun begitulah, hanya sebatas itu…! Masri bukanlah tipikal pria yang suka memanfaatkan kesempatan.Setelah saling senyum, merekapun akhirnya terlelap, apalagi perjalanan menuju ke desa sejak dari kota kecamatan lumayan jauh dan pastinya melelahkan.Paginya Masri terbangun dan mencium bau gorengan yang harum dan menggugah selera, dia pun bangkit dari kasur, apalagi tak ada Athalia didekatnya.“Itu toilet Bang, silahkan kalau mau cuci muka dan gosok gigi, ada sikat gigi yang baru.” tegur Athalia saat melihat Masri keluar kamar, sambil merapikan rambutnya dengan cara disanggul sekedarnya.Pemandangan wanita angkat kedua tangannya dan memperlihatkan ketiak mulusnya adalah hal terindah dari seorang bagi wanita di mata pria.Masri pun mengangguk cepat-cepat, agar tak terpana dengan pemandangan indah ini, walaupun saat cuci muka dan gosok gigi dia kepikiran juga.Kopi dan gorengan terhidang di meja tamu. Setelah mencicipi dua hi
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 192: Pembalasan Setimpal

Masri mengikuti kemana pria bertubuh gempal itu pergi, soal oknum polisi tadi dia pikir nanti ada saatnya dia bertindak tegas.Begitu sampai di mobilnya, ngekkkk….pria ini langsung terkulai pingsan, pukulan telak Masri di tengkuk membuatnya langsung terkapar di tanah.Masri lalu menyeretnya dan membawa ke mobil SUV yang baru dia beli 4 hari lalu dan membawa dari sana.Di sebuah tempat sepi, Masri kembali menyeretnya dan mengikat tangan serta kakinya dan kini menyiram air dingin ke kepala orang tersebut, hingga pria ini tersadar dan gelagapan, sumpat serapah pun keluar dari mulutnya.Masri sengaja mendiamkan, tapi begitu menatap wajah Masri, bola mata orang ini seperti mau keluar dari sarangnya.“Sekarang kamu sebutkan, siapa yang order untuk membunuhku,” suara dingin Masri membuat pria ini makin terbelalak. Keringat dingin bercucuran di dahinya.Kelakuan persis seperti melihat setan malam ini, apalagi ditempat ini sengaja
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 193: Terkuak Siapa Tuan Sherman Sebenarnya

Bagi orang biasa, mungkin sudah terkencing-kencing bersama 5 mayat di ruangan vila ini. Tapi Masri yang masih diliputi kemarahan, melihat 5 mayat yang kini sengaja di dudukan di kursi ini seolah melihat patung saja.Tak ada takut-takutnya pemuda ini. Dia malah tak sabaran menunggu orang yang bernama Tuan Sherman itu dan akan ke sini malam ini juga, menemui 5 pembunuh bayaran yang sudah jadi mayat tersebut.Sesuai janjinya yang akan melunasi pembayaran, karena sudah ‘mengeksekusi’ Masri dalam perjalanan pulang ke Makasar dari Bone.Harapan Masri terkabul 35 menitan kemudian, dia mendengar ada kendaraan datang dan parkir di depan vila ini.Masri pun bersembunyi di ruangan ini dan pistolnya yang tersisa 10 peluru sudah dia siapkan, dia pun kini waspada.“Tamara, kamu sudah bawa bukan uang yang 1,5 miliar buat 5 begundal ini?” terdengar suara seorang lelaki. “Sudah tuan Sherman, ini aku bungkus di kantong kresek!” terdengar suara wanita yang dipanggil Tamara ini menyahut.Masri kaget b
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 194: Tertembak Pembunuh Ortu

Gibran hanya bisa menghela nafas, begitu tahu otak pembunuh kedua orang tua mereka adalah Tuan Sherman alias Roy Sumanjaya.Hari ini Masri yang baru datang dari Makasar sengaja menemuinya di Jakarta, dan ceritakan secara komplet tentang otak pembunuh kedua orang tua mereka tersebut.“Tuan Sherman alias Roy, sengaja menyusupkan seseorang untuk menaruh bom dalam pesawat papa dan mama…!” kisah Masri dan bilang akan cari siapa orang yang telah menaruh bom itu sampai dapat.Masri juga cerita, selain Sherman…mertua Abang-nya lah juga salah satu otaknya, yang tak lain dan tak bukan Olly Bantano. Dan kini sedang di cari polisi, semenjak kasus lama ini akhirnya terbongkar.Inilah sebabnya dia sengaja menemui Gibran di kantornya, bukan di rumah. Tak enak dengan Celica, kakak iparnya tersebut.“Walaupun aku tahu hubungan ka Celica dan ayahnya kurang harmonis, tapi aku nggak enak Bang!” cetus Masri beri alasan.“Iya, aku paham, bagaimana pun jahatnya Olly Bantano, dia tetap ayah kandung dari istr
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 195: Ditolong Wanita yang Pernah Menolak Gibran

Begitu sadar Masri kaget dia sudah berada di sebuah ruang perawatan, bahunya yang tertembak sudah diperban.Saat menoleh ke samping kanan, dia kaget saat menatap wajah seorang wanita yang tak pernah dia lupakan hingga kini.“Atiqah…di mana aku kini, kamukah yang membawaku ke sini?” akal Masri langsung jalan dan dia menduga pasti wanita cantik yang makin dewasa ini menolongnya.“Iya Masri, untung saja luka tembak yang kamu derita tak berbahaya, pelurunya sudah dikeluarkan, kamu sudah habiskan satu kantong darah loh..!??”Wanita yang pernah patah hati dengan tunangannya, lalu menolak cinta Gibran, karena belum bisa move on dari ‘pengkhianatan’ Arman mantan kekasihnya ini (yang menikahi mantan Iriana, mantan sekretaris Gibran) lalu bercerita.Setelah Masri pingsan, di bantu kedua ortunya, mereka mencegat taksi dan membawa Masri yang pingsan ke puskesmas ’24 jam’ ini. Perkenalan singkat dengan Masri dahulu ternyata tak terlupakan oleh Atiqah. Begitu juga dengan Masri, walaupun keduanya k
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

Bab 196: Akhirnya Tahu Siapa Sosok Masri

Tak ada pilihan lain, Atiqah menerima tawaran Masri, untuk mampir dulu ke rumah pemuda ini. Hujan makin deras disertai kilat dan guntur, Atiqah ternyata agak fobia dengan kilat dan guntur.Apalagi sekolah TK ini akan di gembok penjaga sekolah. Setelah menitip motornya, dengan berlari kecil keduanya menuju ke mobil SUV Masri.“Yahh terpaksa bertahan di rumah kamu…! Mana aku ada janji lagi pukul 2 siang nanti,” keluh Atiqah.“Mau ku antar nggak?”“Jangan Masri, bahu kamu agaknya belum sembuh betul. Kamu harusnya istirahat bukannya berkeliaran,” tolak Atiqah, sambil tunjukan perhatiannya.Ini yang diam-diam makin bikin Masri suka, apalagi dari body, Atiqah sesuai idamannya. Body proporsional dan berpenampilan sopan.“Nanti sopir aku yang antar,” desak Masri lagi. Atiqah hanya tersenyum dan bilang lihat saja nanti.Senyum Atiqah bikin Masri betah menatap, kalau tak ditegur gadis ini, mobil mewah ini akan meleng ke kiri dan nabrak trotoar.Atiqah mulai cerita, di sekolah TK-nya rata-rata m
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

Bab 197: Bertemu Dewi, Tersingkap Rahasia Doni dan Erwin

Masri hanya bisa menghela nafas, dia masih menatap sofa yang sebelumnya diduduki Atiqah. Gadis cantik ini tak menjawab ajakan Masri untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.“Aku butuh waktu, maksudnya beri aku waktu untuk berpikir…!” itulah jawaban Atiqah, dia juga menolak saat Masri ingin mengantar pulang, hujan masih belum berhenti, malah makin lebat.Atiqah minta agar Masri beristirahat saja, jangan kelayapan. Sopir pribadi Masri-lah yang mengantar Atiqah pulang, karena dia ada acara lain jam 2 siang.“Wanita mahluk yang aneh...yang ku kejar malah menolak halus, yang tak ku kejar malah mendekat!” gumam Masri sambil hembuskan asap rokoknya.Minta waktu bagi Masri sama dengan 'menolaknya' secara halus. Ia pun tak mau terlalu lama larut dalam ke patah hatian.Masri memutuskan fokus untuk cari tahu di mana Olly Bantano bersembunyi, dia masih penasaran dengan pembunuh kedua orang tuanya tersebut.Setelah berada di Jakarta selama 15 harian, Masri pun memutuskan pulang kembali ke Mak
last updateLast Updated : 2024-05-11
Read more

Bab 198: Penyesalan Dewi yang Pernah Tak Suka Gibran

“Satu lagi bang, sampai kini aku belum tahu di mana keberadaan adikku, Aldi, yang dulu sempat diserahkan mendiang mama pada pasangan suami istri Pak Jarah dan Bik Mirah yang merupakan bidan beranak. Entahlah apakah Gibran tau di mana anaknya itu?”Ucapan Dewi seakan sindir Abang Masri ini, yang seolah lupa tanggung jawab. Masri langsung tak enak hati dengan ucapan gadis cantik ini, tapi dia diam saja.Apalagi Dewi sebut 'Gibran' saja, seolah Abang nya tersebut bukan mantan papa tirinya.Saat ini mereka sedang bersantai di sebuah kafe. Masri-lah yang mengajak, agar leluasa bicara, sekaligus dia penasaran dengan masalah keluarga kaka keponakannya ini.“Dewi, kalau kamu beranggapan Abang ku melupakan Aldi, kamu salah besar. Sampai saat ini Gibran masih terus cari keberadaan anaknya dengan mama kamu tersebut.”Masri lalu menceritakan juga, kalau diapun sampai kini masih melacak kemana Aldi perginya, saat Gibran dan Celica menika
last updateLast Updated : 2024-05-12
Read more

Bab 199: Penculik Masri dan Dewi Ternyata...?

Tanpa Masri dan Dewi sadari, 30 menitan setelah mereka meninggalkan makam tersebut, datang seorang remaja berwajah tampan tanggung berusia 15 tahunan yang juga langsung ziarah ke makam Tante Renita.Remaja ini bertubuh jangkung, dengan kulit mirip Dewi, dia ini lama tepekur didepan pusara ini, sambil duduk termenung, setelah membaca doa yang cukup panjang.“Mama...maafkan Aldi yang baru sekarang ziarah ke sini…Aldi janji, kelak setelah pendidikan selesai di pondok, akan tinggal di sini, agar bisa setiap saat ziarah...!”Terdengar pelan suara remaja laki-laki ini, sambil mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di makam tersebut.Aldi yang baru lulus di sekolah setingkat SMP di ponpes, saat ini memanfaatkan masa libur untuk kembali ke Palembang dan mendatangi makam ibu kandungnya.Sebelum kelak balik ke Ponpes Al Iman dan akan kembali menjadi santri Aliyah (setingkat SMU) di ponpes tersebut. Aldi sama sekali tak ada minat mencari tahu siapa ayah kandungnya. Dia hanya ingin selesaikan pendi
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Bab 200: Misteri Anak Kakek Purnomo

“Hmm…kalau bukan kamu dan Roy Sumanjaya, siapa orang lain itu..?” pancing Masri tenang, sama sekali tak ada takut-takutnya, ini membuat Olly Bantano kagum.“Wajarlah…dia aparat!” batin Olly Bantano, menenangkan hatinya melihat Masri yang enjoy begitu.Anehnya sebelum menjawab pertanyaan Masri, Olly Bantano malah meminta anak buahnya lepas ikatan tangan Masri, lalu tanpa ragu dia mempersilahkan Masri dan Dewi kini duduk di depannya.“Duduklah…bagaimanapun kamu kini bukan orang lagi bagiku, karena kamu adik ipar anakku,” cetus Olly Bantano dengan pedenya.Hingga Dewi kaget sendiri, tak menyangka kalau istri Gibran anak dari pria tua ini. Dewi tentunya tak tahu, karena Masri belum pernah cerita siapa itu Celica, istri Gibran saat ini.“Hmm…sikap kamu semakin mencurigakan saja Olly Bantano, tadi kamu perintahkan anak buahmu menculik aku dan Dewi. Bahkan ada yang kasar denganku. Apa sebenarnya kehendakmu? Dan siapa otak pembunuh kedua orang tuaku?” pancing Masri tenang.“Ha-ha-ha…itu kusen
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
36
DMCA.com Protection Status