"Selamat datang di rumah sederhana kami, Tante. Halaman rumah sudah kaya taman mini ya, Tante. Semua berkat anak lelaki Tante itu. Setelah buket bunganya selalu ditolak, akhirnya dia bawakan tanaman dan bunga hidup setiap hari. Lumayanlah, rumah kami jadi indah dan penuh warna," ucap Nuri setelah mobil berhenti di tepi jalan depan rumahnya. "Wah, sejuk ya, Al, Nur," balas Laras sembari tersenyum tipis. "Iya, Tante. Alhamdulillah Alya selalu rajin menyiraminya tiap pagi dan sore," balas Nuri lagi sembari menaik turunkan kedua alis saat Alya menatapnya. Mendengar cerita Nuri, Azka tersenyum tipis. Dia kembali melirik Alya dari spionnya. "Turun dulu, Tante. Mampir ke rumah. Tenang saja, Mas. Kali ini nggak bakal diusir Alya, soalnya saya yang ajak. Bukan Mas Azka yang sengaja bertamu," ucap Nuri lagi. Dia sengaja menggoda Alya dan Azka yang sedari tadi tampak saling lirik dan salah tingkah. "Oke. Ayo turun, Ma," pinta Azka kemudian. Dia gegas membuka sabuk pengamannya lalu buru-buru
Baca selengkapnya