All Chapters of KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU: Chapter 21 - Chapter 30

90 Chapters

BAB 21

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 21"Zahra sudah pulang dari rumah sakit, apa kamu tidak mau menjenguknya?" ucap Tante Dira padaku.Suaranya terdengar lembut dan tidak ketus seperti biasanya. Ada apa gerangan? Kenapa Tante Dira begitu lembut sekarang, apa ada sesuatu yang direncanakan dibalik sikap lembutnya ini?"Nanti kami akan menjenguknya, biarkan Zahra beristirahat dulu, dia pasti lelah," kataku."Oh, baik lah," sahut Tante Dira sambil melihat-lihat ke seluruh ruangan yang sudah kosong dengan barang-barang rumah."Ada keperluan apa, Tante?" tanyaku yang melihatnya hanya celingukan melihat ke sana kemari tanpa bersuara."Mmm ... ngomong-ngomong, kalian mau menyewa rumah yang di mana?" tanya Tante Dira. Mungkin, Tante Dira ingin berbasa-basi terlebih dahulu sebelum mengatakan apa niatnya datang ke sini."Rumah yang ada di sebelah masjid sana," jawabku.Tante Dira terlihat gelisah, tangannya tidak berhenti bergerak seperti orang yang sedang cemas."Langsung aja,
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

BAB 22

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 22PoV Author."Assalamualaikum," ucap Ridwan kepada anak yatim-piatu dan warga yang ikut hadir di acara syukuran pembukaan restoran barunya."Wa'alaikumsallam!" sahut mereka semua serempak."Perkenalkan nama saya Ridwan dan ini istri saya Jelita, kami adalah pemilik restoran ini. Saya minta doanya kepada semua orang yang hadir, agar ikut mendoakan supaya usaha saya berjalan dengan baik dan lancar, berkah dunia dan akhirat.""Aamiin!""Baik lah, silakan Pak." Ridwan menyerahkan mikrofon kepada Pak ustadz dan mempersilakan Pak ustadznya untuk membaca doanya.Di luar restoran, Bu Dira, Zita, Aldi dan Zahra merasa kesal karena tidak bisa masuk sebab banyaknya warga yang berdiri untuk bersiap-siap mengambil makanan yang sudah dibungkus.Beberapa saat kemudian, doa syukuran sudah selesai. Ridwan kembali meraih mikrofonnya."Hari ini, saya menggratiskan semua makanannya, jadi silakan nikmati makanan sepuasnya, setelah makan bisa juga mem
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

BAB 23

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 23"Astagfirullah, ya Allah, Sayang, ada apa? Kenapa kamu berteriak?" ucap Mas Ridwan. Dia terkejut dan membuat mangkok kaca berisi adonan tepung untuk menggoreng pisang terlepas dari tangannya dan pecah menghantam lantai."Keluar kamu!" sergahku pada Zahra yang sedang berdiri di depan kulkas, tepat di belakang suamiku."Kamu! Kenapa bisa ada di dapur?" Mas Ridwan kebingungan karena dia tidak melihat Zahra yang sudah masuk ke dapur.Aku melihat Zahra membuka kancing bajunya dan memperlihatkan belahan daging yang seharusnya ditutupnya rapat.Kalau aku tidak cepat datang ke dapur, Zahra pasti sudah melancarkan aksinya untuk menggoda suamiku."Ck! Apa-apaan sih? Berisik banget, santai aja kali!" ucapnya seraya tersenyum sinis.Emosiku benar-benar naik mendengar ucapannya. Santai katanya? Enak sekali dia berkata santai.Secepat kilat aku mendekati Zahra. Dan langsung mengangkat tanganku.Plak!Plak!"Niatmu busuk, Zahra! Kamu ingin me
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

BAB 24

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 24PoV Author."Saya mohon, jangan pecat saya, Bu, Pak. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya, saya janji, Pak." ucap Suna sambil berlutut dan menyatukan kedua telapak tangannya ke arah Jelita dan Ridwan.Ridwan yang sudah terlanjur geram dengan sikap Suna, hanya membiarkannya dan langsung menarik lengan Jelita untuk masuk ke dalam restoran dan meninggalkan Suna. Suna tampak menangis sambil memohon pada Tika agar Ridwan tidak memecatnya."Kasihan juga melihatnya, Mas. Katanya kan dia punya anak-anak, artinya dia punya banyak anak, Mas." ucap Jelita.Ridwan tampak berpikir sejenak lalu mengusap punggung tangan Jelita. Bila menyangkut persoalan anak-anak Ridwan juga turut merasakan kasihan pada yang namanya anak-anak."Kamu ini, semenjak hamil jadi gampang sedih, jangan sedih ya. Nanti kita akan cari tahu, apa benar Suna itu mempunyai anak, bisa jadi kan kalau Suna itu hanya berbohong untuk tetap bekerja di sini." ujar Ridwan sam
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

BAB 25

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 25"Besok kita sudah bisa pindah, sepulangnya Mas dari restoran, kita akan berkemas," ucap Mas Ridwan, seraya mengangkat gelas berisi teh dan meminumnya sampai habis.Kalau soal minum teh, dia lebih suka langsung menghabiskannya dari pada meminumnya sedikit demi sedikit."Alhamdulillah, cctv-nya sudah kamu pasang 'kan, Mas?""Sudah beres, di seluruh bagian luar rumah, luar pagar dan di dalam rumah, Mas pasang cctv-nya. Hanya di kamar-kamar saja yang tidak dipasang cctv. Lagian, siapa yang mau masuk ke kamar selain kita, ya, 'kan?" Aku mengangguk menanggapi penjelasan Mas Ridwan."Apa Tante Dira melihat saat kamu memasang cctv?" "Iya,""Syukurlah, dengan begitu Tante Dira akan berpikir untuk berbuat yang tidak-tidak lagi." ucapku.Setelah sekian purnama, akhirnya kami sudah bisa kembali lagi ke rumah Ibu setelah tembok pembatas yang menjulang tinggi itu sudah siap dikerjakan._____"Kasurnya belakangan aja, Rin. Naiki dulu kardus-k
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

BAB 26

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 26PoV Author."Pasti Mbak Jeni tidak jadi jualan hari ini, biar tahu rasa, punya rezeki banyak kok pelit!" ucap Bu Nur yang tampak senang sambil mengaduk nasi goreng di dalam wajan.Bu Nur merasa sakit hati melihat kakaknya yang bisa membangun rumah lebih besar dari sebelumnya. Sedangkan dia masih menghuni rumah berdindingkan papan dan beratap daun yang sering bocor ketika hujan."Besok tampung lebih banyak lagi, siram di depan pagar mereka. Biar Jelita ikut serta membersihkan kotoran kita semua, ha-ha-ha!" Sinta menimpali sambil mencelupkan popok bekas anaknya yang sudah terkena kotoran ke dalam ember berisi air.Walau merasa ji jik, Sinta tetap memisahkan kotoran anaknya yang tetap menempel pada popok, selanjutnya air itu yang akan menyiram rumah Bu Jeni."Besok giliran kamu, pastikan setelah tidak ada orang yang lewat." ucap Bu Nur."Aman itu, habis ini, Ibu pergi ke sana, Sinta yakin sekali, kalau Jelita dan ibunya lagi bagi-b
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

BAB 27

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 27PoV Author.Di dalam kamar, Zahra terus mencari-cari nama Ridwan di sosial media. Sikap Ridwan yang mengacuhkannya, tidak membuatnya berputus asa untuk mendapatkan keinginannya. Zahra selalu berpikir bagaimana cara untuk mendapatkan Ridwan, dan bisa kembali hidup enak dengan banyaknya uang seperti saat Jhoni belum ketahuan."Aduh, sudah berapa jam waktuku habis untuk mencarinya, Jelita juga memblokirku di semua sosial media, kalau gini, gimana aku mau menghubungi Ridwan?" omel Zahra sambil duduk dibibir ranjang."Aku tahu!" seru Zahra dan bangkit dari duduknya.Zahra merapikan rambutnya sambil berlari kecil ke luar kamar.Zahra mengendap-endap agar Bu Jeni tidak melihatnya masuk melewati pagar. Pintu pagar yang terbuka lebar membuatnya mudah untuk menyelinap masuk, karena Bu Jeni sedang berjualan kue di depan.Karena rumah Bu Jeni terkunci dari dalam. Zahra memilih menunggu di luar sampai Jelita keluar dari rumah."Enak bange
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

BAB 28

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 28PoV Zahra."Zahra, bangun, ini sudah pagi, cepat bangun dan pergi ke rumah Jelita." Ibu menepuk-nepuk pipiku cukup kasar, membuat mataku spontan terbuka.Aku melihat jam dinding yang belum menunjukkan jam enam pagi."Subuh ini, Bu. Aku masih ngantuk dan ngantuk, hoooaaahhh." Aku menguap sembari berbaring dan menarik selimut."Kalau begitu, balikin lagi uang Ibu! Baru kamu lanjut tidur, mau sampai satu bulan pun kamu tidur Ibu tidak akan membangunkanmu!" omel Ibu."Ini aku bangun! Ibu bawel banget sih jadi orang!" Sumpah demi apa? Aku kesal sekali melihat Ibu yang membangunkanku subuh-subuh begini.Terpaksa aku bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi.Lagian kenapa juga harus jadi pembantu gratisan untuk mendapatkan dukungan dari mereka. Aneh-aneh saja Ibu.Setelah menyikat gigi dan mencuci muka, aku keluar kamar mandi dengan rasa malas. Mata masih begitu ngantuk, selimut dan tempat tidur terlihat melambai-lambai, mengajakku
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

BAB 29

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 29PoV Author."Jelita." Jelita menoleh saat mendengar suara Ridwan memanggilnya.Jelita yang sedang duduk di teras rumah Bu Dira, beranjak setelah pamit kepada para tetangganya yang belum pulang setelah pemakaman ayahnya Zahra selesai."Sudah dimakamkan, ya?" tanya Ridwan. Saat Jelita sudah didekatnya."Sudah, Mas. Tadi pagi jam tujuh." jawab Jelita sembari meraih tangan Ridwan dan mencium punggung tangannya."Sebenarnya, Paman meninggal karena kecelakaan apa?" tanya Ridwan."Kecelakaan tunggal, Mas. Motornya melaju dan menabrak tiang listrik," jawab Jelita.Jelita membawa Ridwan masuk ke dalam rumah Bu Dira."Sudah sampai, Nak? Apa keluargamu jadi datang?" tanya Bu Jeni, Ridwan meraih tangan mertuanya dan menciumnya takzim."Iya, Bu. Jalanan macet, jadi Ridwan sampainya siang. Keluarga Ridwan akan datang bulan depan, soalnya tidak enak kalau kita tetap melakukan acara lamaran sekarang, sedangkan ada keluarga kita yang lagi berdu
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

BAB 30

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 30"Ibu, jangan ngomong begitu." Zahra mendekati Tante Dira. "Ayo, kita pulang, maaf semuanya," ucap Zahra sambil menunduk sopan.Tangannya menarik lengan Tante Dira, Zahra tampak berbisik agar Tante Dira menurut dan mengikuti langkahnya. Entah apa yang dibisikkan Zahra, sehingga ibunya itu menurut."Tidak usah dipikirkan, adik saya yang itu memang kadang-kadang agak lain, maklum," kata Ibu yang tidak enak hati pada mertuaku karena ulah Tante Dira."Tidak apa-apa, santai saja besan, kami memakluminya kok." Ibu mertua berujar sambil menepuk-nepuk punggung tangan ibuku.___"Kenapa rumah Tante Dira ada polisi?" ucap Mas Ridwan.Aku melihat ke arah rumah Tante Dira. Dua orang berseragam coklat sedang menunggu di depan pintu. Entah apa yang terjadi?"Langsung pulang saja, Mas. Mau apa pun yang terjadi dengan mereka, kita biarkan saja." kataku yang malas untuk ikut campur dalam masalah yang dihadapi Tante Dira saat ini.Mobil lanjut jal
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status